menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA, sementara penelitian ini menggunakan Stochastic Frontier Analysis SFA dan mengikutsertakan profit
inefficiency effect model. Terakhir, rentang waktu observasi yang dilakukan atau diambil juga berbeda.
4.7. Uji Beda
Profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia
Uji beda nilai rerata tahunan profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan, yaitu:
H7: Terdapat perbedaan signifikan antara nilai profit efficiency Islamic Bank Indonesia dengan nilai profit efficiency Islamic Bank Malaysia.
Uji beda terhadap nilai rerata profit efficiency pada penelitian ini menggunakan independent sample t-test. Software SPSS 19 digunakan sebagai alat bantu
analisis. Jika nilai probabilitas 0,05 maka hipotesis H7 dapat diterima, dan sebaliknya jika probabilitas 0,05 maka hipotesis H7 ditolak. Hasil uji beda
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel 4.23. Uji beda profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia
Uji-t t
df Sig. 2-
sisi Beda Nilai
Rerata Beda Std.
Error 95 Confidence
Interval Lower
Upper -5,17
110 0,00
-0,25 0,05
-0,34 -0,15
Sumber: Data diolah
Uji beda dengan menggunakan metode independent sample t-test di atas menghasilkan nilai t sebesar -5,17 dengan probalitas sebesar 0,00 atau lebih kecil
dari 0,05. Oleh karena itu hipotesis ke tujuh H7 dapat diterima, dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
mean atau nilai rerata profit efficiency Islamic Bank Indonesia dan Islamic Bank Malaysia berbeda secara signifikan.
4.8. Analisis
Profit Inefficiency Effect Model
Model umum profit inefficiency effect untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia sebagaimana persamaan 10 dapat dituliskan kembali dalam bentuk
umum sebagai U = δ + δ
1
Z
1
+ δ
2
Z
2
+ W. Variabel terikat U adalah profit inefficiency, δ adalah parameter yang akan diestimasi, Z
1
adalah variabel waktu, Z
2
adalah variabel total aset, dan W adalah random error. Analisis terhadap profit inefficiency effect model pada Islamic Bank Indonesia dan Malaysia diperlukan
untuk menjawab hipotesis berikut: H8: Waktu mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit inefficiency Islamic
Bank Indonesia H9: Waktu mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit inefficiency Islamic
Bank Malaysia H10: Total Aset mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit inefficiency
Islamic Bank Indonesia H11: Total Aset mempunyai pengaruh signifikan terhadap profit inefficiency
Islamic Bank Malaysia Ringkasan komparasi hasil estimasi parameter dengan Maximum Likelihood
Estimation MLE untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24. Nilai parameter fungsi profit inefficiency
Variabel Parameter
Keterangan Islamic
Bank Indonesia
Islamic Bank
Malaysia
Konstanta δ 1,06
1,83 Signifikan pada
α=1 Waktu δ
1
0,02 -0,22
Signifikan pada α=10
Total Aset δ
2
-0,11 -0,14
Tidak signifikan Gamma
99,99 92,57
Sumber: Data diolah Dalam bentuk persamaan matematis, fungsi profit inefficiency Islamic
Bank Indonesia dapat dituliskan sebagai berikut:
= 1,06 + 0,02 1
−
0,11 2 +
19 Sementara itu model matematis yang terbentuk untuk profit inefficiency Islamic
Bank Malaysia adalah:
= 1,83
−
0,22 1
−
0,14 2 +
20 Dari Tabel 4.24 atau persamaan 19 dan persamaan 20 dapat dilihat
fenomena pengaruh waktu dan total aset terhadap profit inefficiency Islamic Bank Indonesia dan Malaysia pada rentang waktu observasi 2007-2012. Variabel
penjelas Z
1
waktu pada Islamic Bank Indonesia mempunyai koefisien sebesar 0,02, bernilai positif namun tidak signifikan. Hal ini bermakna bahwa profit
inefficiency Islamic Bank Indonesia mengalami peningkatan seiring waktu. Arti lainnya adalah profit efficiency Islamic Bank Indonesia mengalami penurunan
seiring waktu, akan tetapi penurunan tersebut tidak siginifikan secara statistik time invariant.
Sementara itu parameter δ
1
koefisien dari variabel waktu Islamic Bank Malaysia mempunyai nilai -0,22 dan berlaku signifikan
pada α = 10. Hal ini mengandung makna bahwa profit inefficiency Islamic Bank Malaysia
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan seiring waktu, atau dengan arti lainnya profit efficiency Islamic Bank Malaysia mengalami peningkatan signifikan secara statistik seiring
waktu time variant. Variabel Z
2
total aset memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profit inefficiency pada Islamic Bank Indonesia dan Islamic Bank Malaysia. Arti
lainnya yaitu variabel total aset mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap profit efficiency. Pada Islamic Bank
Indonesia, parameter δ
2
aset tetap mempunyai nilai sebesar -
0,11 dan berlaku signifikan pada α = 1. Ini bermakna bahwa profit efficiency Islamic Bank Indonesia akan mengalami peningkatan
sebesar 0,11 seiring peningkatan total aset 1 dan berlaku kebalikannya, dengan asumsi ceteris paribus. Demikian pula pada Islamic Bank Malaysia,
parameter δ
2
mempunyai nilai sebesar - 0,14 dan berlaku signifikan pada α = 5.
Maknanya adalah profit efficiency Islamic Bank Malaysia akan meningkat 0,14 jika total aset mengalami peningkatan 1, demikian juga sebaliknya, dengan
asumsi ceteris paribus. Dari Tabel
4.24 juga dapat dilihat besaran parameter gamma γ. Estimasi MLE menghasilkan output nilai
γ yang relatif tinggi, masing-masing 99,99 dan 92,57 untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia. Gamma
γ merupakan parameter yang dikaitkan dengan variansi
σ dari variabel acak V dan U yang dapat dirumuskan sebagai γ = σ
2 U
σ
2 U
+ σ
2 V
. Jika nilai γ sama dengan nol maka variansi dari profit inefficiency juga sama dengan nol, dan ini bermakna bahwa
model stochastic profit frontier tereduksi menjadi bentuk fungsi tradisionalbiasa Battese dan Coelli, 1993. Dengan demikian,
nilai γ sebesar 99,99 dan 92,57 untuk Islamic Bank Indonesia dan Malaysia menandakan bahwa 99,99 dan
Universitas Sumatera Utara
93,42 perbedaan discrepancy yang terbentuk antara profit aktual dan profit maksimum profit frontier masing-masing pada Islamic Bank Indonesia dan
Malaysia adalah disebabkan oleh pengaruh profit inefficiency U. Hasil yang diperoleh penelitian ini terkait pengaruh variabel waktu dan
total aset sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Baten dan Kamil 2010 pada penelitian mereka terhadap Commercial Bank di Bangladesh. Mereka menemukan
bahwa variabel waktu dan total aset mempunyai nilai parameter negatif dan signifikan terhadap profit inefficiency atau dengan kata lain profit efficiency dari
Commercial Bank Bangladesh meningkat seiring bertambahnya waktu dan total aset. Al-Farisi dan Hendrawan 2012 pada penelitian mereka terhadap perbankan
Indonesia konvensional dan Islamic Bank menemukan bahwa variabel waktu mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap profit efficiency.
Selain itu mereka mendapatkan bahwa pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat channeled loans berpengaruh positif dan signifikan terhadap profit
efficiency. Dengan demikian apa yang ditemukan oleh Al-Farisi dan Hendrawan 2012 sejalan dengan hasil penelitian ini. Suhaimi et al. 2012 menemukan
bahwa size total aset berpengaruh negatif terhadap profit efficiency Commercial Bank Malaysia. Mereka menganalisis bahwa kondisi ini merupakan fenomena
temporer yang disebabkan oleh proses transisi merger perbankan Malaysia sejak tahun 2001. Sementara itu Muazaroh et al. 2012 dalam penelitian mereka
terhadap perbankan Indonesia menemukan hasil yang sejalan dengan penelitian ini, yaitu total aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap profit efficiency.
Wahyudi et al. 2013 mengatakan bahwa komponen terbesar dari aset perbankan berisikan aset produktif earning asset. Dengan demikian menjadi
Universitas Sumatera Utara
sesuatu hal yang wajar jika total aset menjadi driver penggerak pertumbuhan profit bank. Selain itu, size bank juga berkaitan dengan kompetisi atau persaingan,
dan bank yang mempunyai keunggulan bersaing akan menginduksi bank tersebut menjadi lebih efisien Isik dan Hassan, 2002.
Universitas Sumatera Utara
102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN