Deutsches Gewerkschaftbund (Confederation of German Trade Unions): Kemitraan Sosial Sebagai Pilar Ekonomi Pasar Sosial Jerman

5.5. Deutsches Gewerkschaftbund (Confederation of German Trade Unions): Kemitraan Sosial Sebagai Pilar Ekonomi Pasar Sosial Jerman

Pekerja bergantung kepada orang yang memberinya pekerjaan, tidak hanya secara ekonomi juga secara pribadi, seperti yang terdapat dalam perjanjian kerja. Pekerja membutuhkan perlindungan dan hal ini dipenuhi oleh hukum tenaga kerja yang berlaku. Hukum ketenagakerjaan di Jerman dibagi menjadi dua sub-kategori, yaitu: hukum ketenagakerjaan individu yang mengatur hubungan antara seseorang sebagai pekerja dengan pemberi kerja yang diatur dalam sebuah perjanjian kerja diantara mereka dan hukum ketenagakerjaan kolektif yang mengatur hubungan antara serikat pekerja dengan asosiasi pengusaha. Hukum ketenagakerjaan kolektif ini bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang sama dan terlindungi oleh hukum terkait dengan kebebasan berserikat, perundingan bersama, konsiliasi dan arbitrase, perselisihan dalam industri, wakil karyawan serta kodeterminasi.

Hukum ketenagakerjaan kolektif dapat dibedakan menjadi dua tingkatan, yaitu pertama, collective bargaining law yaitu tingkatan perundingan dengan relasi antara serikat pekerja, asosiasi pengusaha dan pekerja individu. Kedua, the law on labour relations at the workplace yaitu tingkatan perundingan dengan relasi antara pengusaha dan kekuatan pekerja. Collective bargaining law lebih jauh merupakan hak dari serikat pekerja dan asosiasi pengusaha untuk melakukan negosiasi dalam hal pembayaran dan lingkungan kerja tanpa intervensi dari pemerintah. Hukum ini dilindungi oleh Konstitusi Jerman. Perundingan ini menghasilkan sebuah perjanjian yang disebut collective agreements (perjanjian kerja bersama) yang memuat mengenai hak-hak minimum dari seorang pekerja. Hal-hal yang dibicarakan dalam perjanjian kerja bersama ini adalah upah atau golongan, jam kerja, hak-hak untuk mendapatkan libur, periode pengeluaran peringatan.

The German Confederation of Trade Unions (DGB) merupakan sebuah federasi serikat pekerja yang memiliki delapan anggota yang merupakan serikat pekerja dari berbagai bidang industri. DGB merupakan representatif dari pergerakan serikat pekerja di Jerman. DGB merupakan sebuah payung organisasi bagi anggota-anggotanya sehingga DGB tidak berperan langsung dalam perundingan-perundingan kerjasama. Disisi lain, DGB berusaha agar masyarakat atau pekerja bisa membangun solidaritas antar sesamanya. Pekerjaan dan pendapatan harus didistribusikan secara adil dan setiap orang harus mendapatkan kesempatan yang sama tanpa memandang warna kulit, jenis kelamin maupuan latar belakang. DGB memiliki konsep yang berorientasi pada masa depan untuk ekonomi pasar sosial pada kehidupan sosial yang terjadi saat ini. Modernisasi manusia dan pemerataan merupakan tujuan utama dari DGB.

Terdapat lima hal yang menjadi perhatian DGB, yaitu:

1. Kesejahteraan negara karena rakyat membutuhkan keamanan untuk dapat merencanakan kehidupan mereka, membesarkan keluarga dan menjaga masa depan. Atas dasar ini maka setiap individu akan siap menghadapi tantangan baru dan mengambil inisiatif dalam kehidupan kerja. Hal ini merupakan prasyarat penting bagi terciptanya masyarakat yang modern.

2. Upah. Ketika negara sedang mengalami ketidakpastian, perjanjian kerja bersama melindungi kondisi kerja dan hak-hak pekerja termasuk pembayaran upah. Hanya 2. Upah. Ketika negara sedang mengalami ketidakpastian, perjanjian kerja bersama melindungi kondisi kerja dan hak-hak pekerja termasuk pembayaran upah. Hanya

3. Kodeterminasi. Hak untuk melakukan kodeterminasi merupakan elemen sentral dalam demokrasi. Kodeterminasi mengasumsikan tanggung jawab sosial yang menjamin perdamaian sosial. Kodeterminasi meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan ruang individu untuk melakukan manuver. Oleh karena itu, karyawan perlu diberikan tanggung jawab sendiri untuk menentukan nasib sendiri.

4. Pelatihan. Perubahan yang terjadi secara dinamis dalam lingkungan kerja menjadi mengharuskan pekerja memiliki kualifikasi yang baik untuk suatu jenis pekerjaan. Akibatnya, pekerja harus diberikan akses ke berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kualitas pribadi maupun keterampilannya. Hal ini juga ditujukan untuk mempersiapkan setiap individu untuk menghadapi tantangan dari pasar global.

5. Pasar tenaga kerja. Ratusan ribu pekerjaan dapat disimpan dan dibuat dengan cara kebijakan anggaran fleksibel dan agresif. Disini “serangan untuk kerja dan pertumbuhan ekonomi” yang dilakukan oleh DGB menawarkan solusi efektif dalam jangka panjang.

DGB dan anggota serikat pekerja yang tergabung didalamnya merupakan badan yang mewakili seluruh pekerja yang berada di Jerman. Kata “Jerman” disini tidak merujuk kepada kewarganegaraan dari seseorang, tetapi sebuah kata yang mengacu pada batas suatu wilayah. Hal ini berarti seluruh pekerja baik warga negara Jerman maupun warga negara asing yang bekerja di Jerman memiliki hak untuk mendaftarkan diri menjadi anggota serikat pekerja yang tergabung dalam DGB. Disamping itu, DGB memperjuangkan agar tenaga kerja asing memiliki hak untuk memilih apakah mereka ingin tetap bekerja di Jerman atau kembali ke negara asalnya.

Kemudian, DGB juga memberikan persetujuan untuk sebuah rekrutmen yang dilakukan kepada tenaga kerja asing apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Persamaan dalam menghargai undang-undang tenaga kerja

2. Persamaan dalam menghargai undang-undang sosial yang sama dengan tenaga kerja Jerman

3. Pemberi kerja memastikan untuk menyediakan akomodasi bagi tenaga kerja asing ini.

Alasan DGB memberikan syarat tersebut adalah untuk mencegah tenaga kerja asing ini dijadikan objek eksploitasi karena ketidaktahuannya mengenai situasi di Jerman.

DGB juga memberikan perlakuan yang sama kepada tenaga kerja asing dalam hal pembayaran tarif serikat pekerja serta manfaat yang didapatkan yakni asuransi kesehatan, dana pensiun dan skema asuransi pengangguran dengan jenis serta pelayanan yang sama dengan apa yang didapatkan oleh tenaga kerja Jerman.

DGB menghargai apa yang disebut dengan keberagaman atas sebuah perbedaan. Ini dilakukan untuk memupuk solidaritas antara tenaga kerja Jerman dan tenaga kerja asing. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya hak bagi tenaga kerja asing untuk memilih work councils dan staff councils serta hak untuk dipilih menjadi bagian dari councils tersebut yang tertuang dalam Industrial Relation Act of 1972 dan the Federal Representation Act of 1974. Dari satu pemilihan ke pemilihan berikutnya terlihat peningkatan dalam jumlah tenaga kerja asing yang terpilih menjadi anggota work councils, walaupun pada pertengahan tahun 1970-an hingga akhir tahun 1980-an terjadi pengurangan secara terus menerus terhadap jumlah tenaga kerja asing.

Namun, saat ini seringkali tenaga kerja asing yang menjadi anggota work councils mendapatkan jumlah suara yang lebih banyak dibandingkan jumlah tenaga kerja asing yang menjadi peserta pemilihan. Ini berarti terjadi peningkatan suara yang berasal dari tenaga kerja Jerman. Sekitar 50 persen dari total tenaga kerja asing merupakan anggota dari serikat pekerja. Bagi DGB, integritas berarti memberikan harapan bagi tenaga kerja asing untuk merencanakan hidupnya, sama seperti masyarakat Jerman. Selain itu, mereka juga diperbolehkan untuk menikah dan hidup bersama warga negara Jerman tanpa harus mengkhawatirkan perbedaan suku, agama, dan kebudayaan.

Sebagai serikat pekerja, DGB juga memperhatikan pendidikan pelatihan bagi anggotanya tak terkecuali tenaga kerja asing. Ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas anggotanya, khususnya tenaga kerja asing yang mungkin memiliki standar kemampuan pendidikan dan keterampilan yang berbeda dengan tenaga kerja

Jerman. Caranya adalah dengan memberikan pelatihan atau seminar dengan menggunakan bahasa asli tenaga kerja asing tersebut.

Selain mendapatkan hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh seorang pekerja, kodeterminasi juga menjadi hal yang penting bagi pekerja. Kodeterminasi berarti bahwa pekerja melalui wakilnya dalam sebuah perusahaan berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan ditempat kerja atau di perusahaan. Sisi lain dari kodeterminasi adalah pekerja dan serikat pekerja yang menaunginya bersiap untuk mendapatkan bagian dalam tanggung jawab perusahaan.

Gerakan buruh di Jerman sudah mencapai tahap sangat dewasa (maturity). Prinsip pluralisme perburuhan memang dijunjung tinggi seperti tercermin dalam munculnya serikat-serikat yang berbasis profesi. Namun demikian, kesepahaman dan persatuan juga sangat diperlukan supaya serikat pekerja dapat berperan sebagai mitra yang setara dan terpercaya bagi serikat pengusaha dalam kemitraan sosial yang berkelanjutan. Peran serikat pekerja dalam pengembangan keahlian teknik dan manajerial para anggota dan organisasi juga adalah suatu imperatif bagi serikat pekerja yang berfungsi efektif.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24