BVMW (Small and Medium Business Associations)

5.3. BVMW (Small and Medium Business Associations)

BVMW adalah asosiasi independen yang secara politik melayani semua cabang komersial dan profesi, dan mewakili kepentingan usaha kecil dan menengah di bidang politik dengan otoritas administratif, dengan serikat pekerja dan perusahaan besar. Di dalam perekonomian Jerman, usaha menengah yang jumlahnya sekitar 3,3 juta BVMW adalah asosiasi independen yang secara politik melayani semua cabang komersial dan profesi, dan mewakili kepentingan usaha kecil dan menengah di bidang politik dengan otoritas administratif, dengan serikat pekerja dan perusahaan besar. Di dalam perekonomian Jerman, usaha menengah yang jumlahnya sekitar 3,3 juta

Asosiasi ini telah berdiri sekitar 35 tahun dan merupakan salah satu asosiasi UKM terbesar di Berlin. Keanggotaan BVMW bersifat sukarela sehingga UKM dengan industri bentuk apapun bisa bergabung di asosiasi ini.

UKM merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB Jerman. Sejauh ini Anggota BVMW telah berjumlah 160.000 dari semua perusahaan kecil dan menengah di Jerman. Dengan jumlah yang sebanyak ini seperti telah dijelaskan sebelumnya BVMW menjadi salah satu asosiasi yang dekat dengan partai politik karena jumlah anggota yang begitu besar. BVMW memiliki hubungan baik dengan beberapa partai politik yang benar-benar menyuarakan kepentingan UKM di parlemen. Sedangkan untuk mewakili perwakilan ke daerah BVMW memiliki dewan perwakilan yang merupakan anggota partai politik yang berada di parlemen.

Secara garis besar sebenarnya BVMW memiliki dua pilar pekerjaan yaitu:

1. Lobi politik Walau bersifat independen, peran BVMW haruslah besar di parlemen. Hal ini disebabkan untuk mendapatkan undang-undang yang mengarah pada kepentingan UKM harus dilakukan dengan menyuarakannya dalam rapat dewan parlemen sehingga kedekatan BVMW dengan beberapa partai politik adalah jembatan atas terciptanya hal tersebut.

2. Membuka jaringan (networking) untuk kepentingan UKM Dalam bisnis baik skala besar, menengah dan kecil, jaringan menjadi isu utama untuk memperoleh bisnis yang berkelanjutan. Namun, seringkali UKM tidak memilikinya dan hanya mengkotakkan wilayah penjualan ke dalam suatu regional saja. BVMW melakukan berbagai kegiatan baik seminar, pameran maupun yang lainnya agar UKM dapat berinteraksi satu sama lain ataupun dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Jerman. Selain itu BVMW juga tetap menjaga hubungan dengan 300 asosiasi UKM lain di Jerman.

Sebenarnya jika dilihat dari tugas BVMV, terdapat 2 (dua) tugas utama yang menjadi dasar berjalannya BVMW yaitu:

1. Membina UMKM

Sebagian besar UMKM di Jerman adalah bisnis keluarga, dimana tata kelola perusahaan banyak dilakukan secara kekeluargaan. Untuk omset kecil hal ini bukanlah suatu masalah. Namun jika perusahaan tumbuh menjadi besar perusahaan harus mampu bertransformasi ke bentuk yang lebih baik tentunya. Transformasi serta penambahan ilmu baru baik yang sifatnya manajerial ataupun proses produksi merupakan pembinaan yang dilakukan BVMW untuk pada anggotanya.

2. Fasilitator atau perantara

BVMW melakukan banyak seminar sebagai ajang berkomunikasi baik kepada sesama UKM, perusahaan-perusahaan besar ataupun asosiasi UKM lain yang fungsinya tidak lain adalah sebagai fasilitator yang mempercepat pertumbuhan anggotanya. Adapun mengenai keanggotaan, BVMW menetapkan iuran yang ditentukan dari

besarnya usaha dengan biaya sebesar 50 – 170 euro per bulan. Untuk keanggotaannya, aturan yang dikeluarkan oleh BVMW adalah sebagai berikut:

1. Masa anggota adalah 2 tahun untuk melihat seberapa manfaat bagi usahanya

2. Ada masa percobaannya sebelum benar-benar jadi anggota.

Pada dasarnya anggota BVMW haruslah memiliki anggota UKM, sedangkan definisi UKM menurut EU adalah memiliki 2-250 pekerja dengan omset tidak lebih dari 50 juta euro/tahun. Namun, tidak semua anggota BVMW sebenarnya masuk dalam kriteria itu, terkadang BVMW melihatnya tergantung bagaimana perusahaan menjalankan perusahaan bukan hanya dari jumlah pekerja ataupun omset perusahaan.

Menurut taksiran BVMW, UKM menyumbang sekitar 90 persen terhadap hasil perekonomian (PDB) dan 80 persen dalam penyerapan tenaga kerja. UKM di Jerman sebenarnya tergolongkan menjadi 3 kelompok usaha, yaitu produksi, jasa, dan gabungan antara produksi dan jasa. Ada hal yang menarik dari UKM di Jerman dimana UKM yang banyak terdiri dari bisnis keluarga sekarang sedang dihadapkan pada isu bahwa UKM tidak punya penerus dalam menjalankam usahanya, anak-anak pemilik UKM lebih memilih untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar dibandingkan membangun usaha keluarganya. Terdapat lebih dari 100 UKM mapan yang memiliki masalah tersebut, sedangkan untuk masa transisi butuh 3-5 tahun. Masalah lainnya yang masih dihadapi oleh UKM di Jerman adalah: Menurut taksiran BVMW, UKM menyumbang sekitar 90 persen terhadap hasil perekonomian (PDB) dan 80 persen dalam penyerapan tenaga kerja. UKM di Jerman sebenarnya tergolongkan menjadi 3 kelompok usaha, yaitu produksi, jasa, dan gabungan antara produksi dan jasa. Ada hal yang menarik dari UKM di Jerman dimana UKM yang banyak terdiri dari bisnis keluarga sekarang sedang dihadapkan pada isu bahwa UKM tidak punya penerus dalam menjalankam usahanya, anak-anak pemilik UKM lebih memilih untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar dibandingkan membangun usaha keluarganya. Terdapat lebih dari 100 UKM mapan yang memiliki masalah tersebut, sedangkan untuk masa transisi butuh 3-5 tahun. Masalah lainnya yang masih dihadapi oleh UKM di Jerman adalah:

Gangguan karena fluktuasi harga pasar dunia dari bahan-bahan baku. c)

Ketergantungan pada energi fosil impor dengan harga tinggi dan ditaksir sampai 2 kali lipat harga di USA.

5.4. Deutsches Patent Und Markenamt (the German Patent and Trade Mark Office): Promosi dan Perlindungan Kekayaan Intelektual Sebagai Sumber Pertumbuhan yang Berkelanjutan

Dalam siklus industri dan bisnis, inovasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin keberlanjutan dalam bisnis. Inovasi akan menjaga perusahaan dari follower yang sewaktu-waktu akan menjadi pesaing utama dalam bisnis. Dalam penciptaan inovasi, perusahaan dituntut mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan riset dan pengembangan. Hasil inovasi tersebut haruslah dijaga agar follower yang hanya menjadi peniru tidak serta mertamemproduksi barang “tiruan” dengan harga yang jauh lebih murah. Jerman selaku negara dengan hasil inovasi yang sangat tinggi menjaga temuan- temuan produk, desain, dan trademark dengan rapid dan lindung hukum dibantu oleh Deutsches Patent und Markenamt (DPMA). Jerman sadar bahwa perlindungan akan kekayaan intelektual adalah salah satu sumber pertumbuhan yang berkelanjutan.

Deutsches Patent und Markenamt didirikan pada tahun 1877 di Berlin. Dengan sejarah yang cukup panjang, sudah ratusan ribu hak paten yang telah dikeluarkan lembaga ini. Dahulu DPMA hanya memiliki 20 karyawan dan melakukan proses administrasi manual, tetapi kini sudah terkomputerisasi dan lebih berjalan dengan baik. Akibat perang dunia beberapa arsip sangat sulit ditemukan aslinya karena bangunan yang pernah rusak parah akibat perang tersebut. Karena dalam waktu 40 tahun terdapat dua lembaga paten baik di Jerman Timur maupun di Jerman Barat.

Untuk mendapatkan hak paten atau trademark dibutuhkan waktu paling tidak 2 tahun sebelum suatu proposal hak paten disetujui. Hal ini dikarenakan tingginya pengajuan proposal hak paten yang diterima oleh DPMA yang diterima dari seluruh Jerman dan bahkan dari luar Jerman.

Gambar 5.5 Pengajuan Proposal Paten yang Diterima Oleh DPMA

Sumber: German Patent and Trade Mark Office Presentation to Komite Ekonomi Nasional, 2013

Dalam 7 tahun terakhir rata-rata Deutsches Patent und Markenamt menerima 60.000 ribu proposal baru yang menunggu untuk diproses hak patennya. Proses pengajuan hak paten dilakukan secara online agar lebih efisien.

Gambar 5.6 Klasifikasi Pengajuan Proposal Paten

Sumber: German Patent and Trade Mark Office Presentation kepada Komite Ekonomi Nasional, 2013

Ekonomi Jerman yang banyak ditopang oleh industri yang berhubungan dengan teknologi terutama otomotif. Sehingga tidak terlalu mengherankan jika rata-rata dalam 5 tahun terakhir paten banyak pada teknologi dan automotif. Selain dari pada aspek sektor industrinya seperti di Indonesia, pertumbuhan perekonomian di Jerman juga

Ekonomi Jerman yang banyak ditopang oleh industri yang berhubungan dengan teknologi terutama otomotif. Sehingga tidak terlalu mengherankan jika rata-rata dalam 5 tahun terakhir paten banyak pada teknologi dan automotif. Selain dari pada aspek sektor industrinya seperti di Indonesia, pertumbuhan perekonomian di Jerman juga tidak selalu seimbang antar region, beberapa daerah pusat bisnis dan pemerintahan berkembang cukup pesat sedangkan lainnya tidak secepat kota-kota tersebut. Hal ini juga terlihat dari hasil pengajuan paten baru, Jerman bagian selatan memiliki jumlah paten yang jauh lebih besar dibanding Jerman bagian utara.

Gambar 5.7 Aplikasi Paten Berdasarkan Regional

by : German Lander

Deutsches Patent und Markenamt berhasil membiayai dirinya sendiri. Pada tahun 2013 Deutsches Patent und Markenamt mendapatkan income sebesar 326 juta euro dari operasionalnya, dengan gross profit margin sebesar 86 juta euro.

Dalam proses mendapatkan hak paten DPMA membutuhkan waktu rata-rata 2 tahun hingga suatu proposal mendapat hak patennya. Yang dipatenkan mulai dari desain, warna, dan merk dagang juga dipatenkan di DPMA sehingga suatu inovasi mendapatkan hak patennya hingga dapat dijual di pasar.

Gambar 5.8 Pengurusan Paten Dibawah Pengawasan DPMA

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24