Confederation of German Employer Organisations (BDA): Kemitraan Sosial Sebagai Pilar Ekonomi Pasar Sosial Jerman

5.6. Confederation of German Employer Organisations (BDA): Kemitraan Sosial Sebagai Pilar Ekonomi Pasar Sosial Jerman

Misi utama BDA adalah aktif untuk mewakili kepentingan bisnis di bidang kebijakan sosial. BDA terlibat dalam pekerjaan komite di tingkat nasional, Eropa dan dalam sidang pakar, dalam asuransi badan administrasi diri sosial, sebagai koordinator dan konselor dalam negosiasi kolektif anggota federasi dan sebagai mediator dalam debat publik. Ini mencakup tanggung jawab yang tinggi juga untuk kebaikan bersama, yang tidak termasuk representasi kepentingan sepihak. Sejauh ini BDA adalah mitra diskusi bagi para anggotanya, masyarakat umum, pemerintah Jerman dan parlemen Jerman pada semua isu-isu terkait dengan kebijakan sosial dan gaji, hukum perburuhan, tenaga kependidikan dan kebijakan masyarakat termasuk kebijakan sosial Eropa dan internasional.

Dalam beberapa kasus, perbedaan dan konflik kepentingan harus diperhitungkan dan dilakukan proses untuk mencapai perdamaian. Pemahaman tentang perlunya solidaritas dalam membangun kepentingan bersama adalah nilai yang perlu Dalam beberapa kasus, perbedaan dan konflik kepentingan harus diperhitungkan dan dilakukan proses untuk mencapai perdamaian. Pemahaman tentang perlunya solidaritas dalam membangun kepentingan bersama adalah nilai yang perlu

Struktur Confederation of Employers terdiri dari 40 asosiasi dan 51 asosiasi khusus di Jerman dengan 6000 perjanjian mengenai tarif. Tarif keseluruhan yang meningkat antara pekerja dan perusahaan, tidak berubah secara tahunan kecuali ada peraturan yang baru. Dalam penentuan tarif sebenarnya terdapat dua lembaga yang sangat mempengaruhi, yaitu serikat pekerja dan serikat pengusaha.

Di dalam struktur tarif, sama sekali tidak terdapat campur tangan pemerintah, hanya pegawai negeri yang kebijakan tarifnya diatur oleh pemerintah. Yang menarik dalam struktur upah di Jerman, peraturan upah tidak berdasarkan wilayah/regional (di Indonesia dikenal dengan sebutan UMR dan UMP) melainkan berdasarkan industrinya. Hal ini disebabkan industri lebih dapat memodelkan seperti apa keadaan perusahaan yang sebenarnya, bukan berdasarkan dimana perusahaan itu berada. Industri dengan rata-rata memiliki struktur EBITDA yang besar seharusnya memberikan insentif yang lebih tinggi dibanding perusahaan di Industri lainnya.

Dewasa ini serikat pekerja terus bertambah jumlahnya, hal ini dipacu oleh adanya peraturan mengenai adanya kebebasan untuk membentuk serikat pekerja. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif yang datang bersamaan. Salah satu yang paling ekstrim adalah berbagai aksi yang dapat saja dilakukan oleh para pekerja. Salah satu yang sering menimbulkan keresahan bagi perusahaan adalah aksi mogok kerja. Namun, di Jerman membutuhkan proses sebelum suatu aksi mogok kerja dilakukan. Yang pertama harus dilakukan adalah melakukan perundingan antara serikat pekerja dengan perusahaan. Jika perundingan tidak berhasil maka dibentuk komite yang diketuai oleh ekonom terkenal sebagai pakar dan memberikan jalan keluar atas masalah. Jika ternyata proses tersebut masih mengalami jalan buntu baru diperkenankan untuk melakukan aksi m o g o k ke r j a . N a m u n , t e r d a p a t p u l a o p p o r t u n i t y c o s t y a n g h a r u s Dewasa ini serikat pekerja terus bertambah jumlahnya, hal ini dipacu oleh adanya peraturan mengenai adanya kebebasan untuk membentuk serikat pekerja. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif yang datang bersamaan. Salah satu yang paling ekstrim adalah berbagai aksi yang dapat saja dilakukan oleh para pekerja. Salah satu yang sering menimbulkan keresahan bagi perusahaan adalah aksi mogok kerja. Namun, di Jerman membutuhkan proses sebelum suatu aksi mogok kerja dilakukan. Yang pertama harus dilakukan adalah melakukan perundingan antara serikat pekerja dengan perusahaan. Jika perundingan tidak berhasil maka dibentuk komite yang diketuai oleh ekonom terkenal sebagai pakar dan memberikan jalan keluar atas masalah. Jika ternyata proses tersebut masih mengalami jalan buntu baru diperkenankan untuk melakukan aksi m o g o k ke r j a . N a m u n , t e r d a p a t p u l a o p p o r t u n i t y c o s t y a n g h a r u s

Di Jerman terdapat undang-undang yang mengatur untuk pelarangan unjuk rasa yang bersifat politis. Tercatat pada tahun 2011 terdapat 180 ribu peserta unjuk rasa, sedangkan pada tahun 2012 terdapat 2,1 juta peserta unjuk rasa pada 630 hari kerja untuk unjuk rasa.

Karena banyak perusahaan yang tidak mau ikut dalam perundingan tarif maka BDA berusaha untuk membuat atau merundingkan tarif-tarif yang sesuai dengan kelompok usaha. Perundingan ini menjadi dasar dalam penentuan tarif yang ditetapkan sesuai dengan jenis industrinya.

Dalam bahasan Codetermination terdapat beberapa hal yang terjadi di Jerman diantaranya: · Keuntungan :

Adanya hak-hak untuk menentukan AG/PT dan non AG/PT. · Kelemahan :

Membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam memutuskan

suatu kebijakan.

· Kesulitan : Merundingkan dengan perusahaan yang basisnya diluar Jerman.

Usia pensiun saat ini di Jerman 65 tahun, tapi sedang proses untuk menjadi 67 tahun (tertinggi di EU). Angka kelahiran 1,4/kepala wanita, 16 juta orang imigran. Dari 42 juta TK di Jerman 3 juta TK asing.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24