Perilaku Mahasiswa Terkait dengan Penerapan Berkarakter Kuat dan Cerdas

3. Perilaku Mahasiswa Terkait dengan Penerapan Berkarakter Kuat dan Cerdas

Dalam upaya mengembangkan sosok calon pendidik yang berkarakter

kuat dan cerdas, tidak jarang ditemui beberapa kekurangan dan kelemahan. Grand design berkarakter kuat dan cerdas yang ideal bukanlah mudah untuk dicapai. Hal ini bukan semata-mata merupakan proses yang berhenti begitu saja ketika seorang mahasiswa telah lulus dari FKIP UNS, namun terus berlanjut dan berkembang sesuai dengan sikap dan perilakunya. Sehingga upaya membelajarkan mahasiswa yang didukung dengan contoh dari dosen harus terus diupayakan selama masa perkuliahan. Dengan harapan bahwa setelah lulus, mahasiswa mampu mengembangkan karakter kuat dan cerdas secara mandiri. Berikut ini akan diuraikan perilaku mahasiswa terkait dengan indikator nilai karakter, penyimpangannya, serta sejauh mana pendidikan karakter dapat berjalan dan dievaluasi: kuat dan cerdas, tidak jarang ditemui beberapa kekurangan dan kelemahan. Grand design berkarakter kuat dan cerdas yang ideal bukanlah mudah untuk dicapai. Hal ini bukan semata-mata merupakan proses yang berhenti begitu saja ketika seorang mahasiswa telah lulus dari FKIP UNS, namun terus berlanjut dan berkembang sesuai dengan sikap dan perilakunya. Sehingga upaya membelajarkan mahasiswa yang didukung dengan contoh dari dosen harus terus diupayakan selama masa perkuliahan. Dengan harapan bahwa setelah lulus, mahasiswa mampu mengembangkan karakter kuat dan cerdas secara mandiri. Berikut ini akan diuraikan perilaku mahasiswa terkait dengan indikator nilai karakter, penyimpangannya, serta sejauh mana pendidikan karakter dapat berjalan dan dievaluasi:

Mengenai nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan FKIP sebagai

pembeda dan ciri yang khas sebagai seorang calon guru kepada mahasiswanya, Pak Syarif mendeskripsikannya ke dalam poin-poin karakter, antara lain kejujuran, disiplin, spiritualitas tinggi, manajemen emosi, tanggungjawab, serta menghormati dan menghargai orang lain.

mengutamakan kebenaran misalnya, itu misalnya, spiritualitasnya kuat misalnya, disiplinnya tinggi misalnya, kemudian emosionalnya misalnya bisa terkontrol, apalagi ya, memiliki tanggungjawab yang tinggi, bisa menghormati atau menghargai orang lain, nah..itu kan nilai-nilai yang nanti akan dikembangkan sebagai calon guru yang

Sayangnya, upaya membelajarkan mahasiswa untuk memiliki karakter

kuat dan cerdas tidak lepas dari kendala dan hambatan. Nilai-nilai karakter yang diharapkan mampu dimiliki oleh mahasiswa, belum sepenuhnya dapat dimengerti dan dilaksanakan dalam kehidupan mahasiswa baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Hal ini mengingat perjalanan pendidikan karakter di FKIP yang memang baru berjalan beberapa tahun terakhir, sehingga masih berproses secara bertahap.

Dalam hal ini, informan menyampaikan, warga kampus sebagai

sasaran dari visi FKIP ini belum mencerminkan sikap yang berkarakter kuat dan cerdas. Ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain dari segi mahasiswa. Mahasiswa baru sekedar mengetahui visi ini sebagai slogan saja, tapi belum

apa ya, sebatas ucapan saja, untuk perbuatan atau tindakan dari mahasiswa sendiri pun belum, apa itu namanya

Selanjutnya yang kedua adalah dosen. Dosen sebagai pengajar dan

pembimbing bagi mahasiswa, yang menjadi contoh bagi tindakan dan perbuatan yang diharapkan mengarah pada pembentukan karakter kuat dan cerdas ini pembimbing bagi mahasiswa, yang menjadi contoh bagi tindakan dan perbuatan yang diharapkan mengarah pada pembentukan karakter kuat dan cerdas ini

terbawa oleh sistem pengajaran yang lama, jadi dia itu apa ya, tertutup dengan hal-hal baru yang saat ini mungkin itu bisa membuat membangun karakter mahasiswanya. Tapi dia apa ya, terkesan tutup

(Anwar/25/05/2012)

Sedangkan yang ketiga ialah staf kependidikan. Anwar menambahkan

bahwa staf kependidikan di FKIP belum menunjukkan kinerja yang maksimal. Sebagai salah satu bagian dari tubuh FKIP yang berperan membantu mahasiswa dalam hal keadministrasian, kependidikan, kemahasiswaan, dan lain-lain, staf sering menunjukkan sikap yang kurang ramah, dan terkesan memandang sebelah mata pada mahasiswa.

sendiri itu belum maksimal, nggak tahu, kita ngelihat konteks karakter, kan kalau orang yang berkarakter itu harus mampu menghargai orang lain kan, itu pasti banyak sekali, maksudnya yang..yang istilahnya itu tidak menganggap mahasiswa, jadi mahasiswa itu terkesan apa ya istilahnya itu, nggak dianggap gitu lho mbak. Yaa..kalau kita menuntut satu fasilitas seperti itu, terkesan nggak dilayani dengan..dengan ramah

Hal tersebut menunjukkan bahwa belum ada kebulatan dan

keseimbangan antara pemahaman atas makna berkarakter kuat dan cerdas dengan sikap apklikatif. Kurang pahamnya civitas akademika dalam menghayati visi berkarakter kuat dan cerdas menimbulkan konsekuensi buramnya tindakan yang harus dilakukan sebagai bentuk perubahan perilaku yang dianggap belum sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan.

Meski begitu, civitas akademika di FKIP UNS yang belum

sepenuhnya dapat memiliki karakter kuat dan cerdas, masih merupakan proses

mungkin ya masih baru taraf menuju lah, menuju kesitu, dalam artian ya masih ada yang belum, ada yang udah, ada yan (Yusuf/15/06/2012)

Hal tersebut juga disampaikan oleh informan yang lain. Bu Dini

memandang bahwa saat ini FKIP sedang dalam tahap transisi menuju ke arah berkarakter kuat dan cerdas, sehingga masih ada beberapa kekurangan yang

(Dini/28/06/2012) Belum mampunya mahasiswa dalam mengaplikasikan nilai-nilai

karakter dalam kehidupan kampus FKIP tersebut terbukti dari munculnya beberapa penyimpangan yang dilakukan. Berikut ini adalah nilai-nilai karakter yang menjadi patokan di FKIP UNS, serta perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa:

Tabel 4.1. Indikator dan nilai karakter prioritas yang diterapkan di FKIP

Definisi operasional

Komponen

Indikator

Indikator operasional

Nilai karakter

Visi FKIP UNS

Berkarakter kuat dan cerdas

1. Nilai keamanahan

Komitmen

Kejujuran Tanggung jawab

Kompeten

Kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, profesional

Kerja keras

Kerja keras

Kesederhanaan Bersahabat/ Kedekatan komunikatif

Pelayanan maksimal

Responsif

3. Berpikir dan bertindak cerdas

Kecerdasan intelektual

Inovatif

Kecerdasan emosional

Manajemen emosi

Kecerdasan spiritual

Religius

(Sumber: hasil wawancara, observasi dan analisis dokumen yang telah diolah)

1) Kejujuran Nilai karakter jujur mempunyai posisi penting dalam keseluruhan

karakter seorang pendidik. Seseorang yang mampu berkata dan berperilaku jujur akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Sebaliknya orang yang tidak bisa berperilaku jujur, tidak akan dipercaya oleh orang lain. FKIP UNS sebagai LPTK yang mendidik mahasiswa calon tenaga kependidikan tentunya berusaha menanamkan karakter jujur pada diri setiap warganya. Sayangnya hal ini dicederai oleh perilaku yang tidak jujur, antara lain curang dalam ujian, copy/paste tugas kuliah, dan lain sebagainya.

tapi apa, nyontek punyanya teman, walaupun mungkin nulis sendiri tapi ternyata isinya sama dengan yang lain. Apalagi model komputer itu sekarang, satu kelas itu mungkin hampir 50 % itu hampir sama.

Adanya anggapan bahwa parameter kecerdasan intelektual ditunjukkan

dengan perolehan nilai yang tinggi, atau lebih khusus bagi mahasiswa adalah pencapaian IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi. Hal ini membuat mahasiswa mau tidak mau harus berusaha dengan keras dalam setiap ujian ataupun tugas. Sayangnya, hal ini juga menimbulkan munculnya penyimpangan berupa tindakan curang atau mencontek.

Dalam hal ini, mencontek diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu

membuka buku/catatan kecil, bertanya pada teman, dan mencari jawaban di internet.

a) Membuka buku/catatan kecil Perbuatan curang dalam ujian atau mencontek biasanya dilakukan

mahasiswa sebagai jalan pintas untuk memperoleh nilai yang tinggi. Adanya perbedaan kemampuan intelektual antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lain, menyebabkan mahasiswa yang merasa kurang pandai mencari cara cepat untuk dapat bersaing nilai dengan mahasiswa yang lain. Membuka buku atau catatan merupakan cara yang dianggap cukup ampuh.

Anwar, seorang informan, mengatakan bahwa dia tidak pernah

membuka buku catatan sendiri, biasanya informan memanfaatkan temannya yang membuka buku catatan untuknya, sehingga informan tinggal menerima jawaban

pernah buka buku sendiri, nek buka buku temen, hehehe.. Saya cuma menerima

Informan lain juga mengakui bahwa dia pernah melakukan kecurangan

saat ujian, untuk meraih nilai yang bagus. Menurutnya, mahasiswa lain yang pintar pun bisa melakukan kecurangan, apalagi informan yang mengakui hanya punya kemampuan biasa saja.

membohongi diri saya sendiri, itu. Yaa..bullshit lah istilahnya kalau orang pinter aja, itu bisa buka, apalagi kita, yaa..kita yang kemampuannya mungkin udah mentok, mau gimana lagi, ya itu karena

Selanjutnya, muncul istilah posisi menentukan prestasi. Ada anggapan

bahwa agar tidak ketahuan pengawas ujian saat akan berbuat curang, mahasiswa harus memposisikan diri pada tempat-tempat yang dianggap aman. Menurut Titik, posisi aman ini adalah tempat duduk di depan, karena biasanya dosen pengawas ujian lebih sering memperhatikan tempat duduk bag apa, posisi menentukan prestasi, kita cari posisi yang sekiranya aman buat kita,

(Titik/24/05/12)

b) Bertanya pada teman Bertanya pada teman saat ujian merupakan salah satu cara menyontek

yang sering dilakukan oleh mahasiswa. Titik mengaku pernah menyontek, dia mengaku sering bertanya pada temannya saat ujian. Namun informan mengaku tidak pernah membuka catatan, buku ataupun browsing di internet. Menurutnya, teman itu perantara, jadi teman dimanfaatkannya untuk tempat bertanya saat ujian.

Sedangkan menurut hasil observasi, Titik kurang bisa berperilaku jujur Pada awalnya Titik tidak mau mengaku kalau dirinya pernah berbuat

curang saat ujian. Informan bersikeras bahwa selalu jujur dan mengerjakan ujian sebisanya, karena menurutnya ujian tersebut bertujuan untuk mengukur kemampuan pribadi, maka harus dikerjakan sendiri. Namun, setelah dikejar dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendesak, akhirnya informan mengaku sambil sedikit tertawa. (Catatan lapangan/24/05/2012)

Hal ini menunjukkan bahwa informan dalam hal ini kurang bisa

mengakui secara jujur ketika dia berbuat kesalahan. Informan baru mengaku setelah didesak dengan pertanyaan-pertanyaan yang cukup menyudutkan.

Berbuat curang dengan bertanya pada teman juga diakui oleh informan

yang lain. Esty mengaku pernah melakukan kecurangan saat ujian. Menurutnya, curang saat ujian sudah merupakan hal yang biasa dan wajar dilakukan oleh mahasiswa, bahkan sudah menjamur. Dalam hal ini, kecurangan saat ujian bisa bermacam-macam, seperti membuka catatan, bertanya pada teman, dan sebagainya. Sedangkan Esty secara pribadi mengaku kecurangannya dalam ujian lebih sering pada kegiatan bertanya pada teman, sedangkan untuk membuka catatan atau browsing lah, kayaknya nggak usah ditutupi semuanya udah pada, maksude udah menjamur

Selain Titik dan Esty, mahasiswi lain pun mengaku pernah melakukan

kecurangan saat ujian dengan bertanya pada teman. Hal ini diakui Sari tanpa berusaha ditutup-

. Eh..kalau nyontek pernah

saat ujian, namun informan hanya melakukannya sekali-kali saja. Informan mengungkapkan bahwa lebih memilih pasrah ketika dihadapkan pada soal ujian yang sulit, mengerjakan sebisanya dan tidak ngoyo untuk bertanya pada teman.

-nanya aja. Kalau nggak, nggak terlalu sering sih aku

i, kalau maksudnya, kalau ujian ya misalkan nggak bisa ya lebih ke pasrah aja, oh..udah nggak bisa ya udah, lebih ke pasrah aja, kalau

(Sari/01/05/2012) (Sari/01/05/2012)

menimbulkan dampak positif berupa distribusi informasi yang cepat, juga menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah penggunaan internet untuk melakukan kecurangan pada saat ujian. Koneksi internet yang dapat dengan mudah diakses melalui handphone kadang disalahgunakan untuk mencari jawaban soal ujian. Namun, cara ini dianggap kurang efektif karena membutuhkan banyak waktu. Bila menggunakan cara ini, Sari biasanya mempersiapkan terlebih dulu materi-

Disiapkan sebelumnya, hehe.. Iya

tetep, disiapkan sebelumnya. Soalnya kalau gitu nggak efektif juga sih, kalau dapat soal baru nyari gitu tetep buang-

Hal yang serupa disampaikan oleh Anwar. Mahasiswa dengan IPK di

atas 3,5 itu ternyata mengaku pernah melakukan cara browsing ini saat ujian. Cara

browsing, itu apa ya intensitasnya nggak, nggak begitu, nggak begitu sering, cuma kalau pas memang kepepet butuh referensi ya (Anwar/25/05/2012).

Namun sayangnya, perilaku curang saat ujian sudah membudaya

dalam kehidupan kampus. Tindakan curang saat ujian dianggap sudah merupakan hal yang biasa dan wajar dilakukan oleh mahasiswa, bahkan sudah membudaya.

hampir, ya nggak, nggak semua sih. Aku yakin 1-2 sih mesti ada, yo walaupun cuma 1-

Menurut hasil observasi, Esty bersikap sangat terbuka. Informan tanpa berusaha menutup-nutupi dan menjawab dengan

mantap bahwa dia pernah mencontek saat ujian. Ekspresi wajah dari informan pun tidak mengalami perubahan yang menunjukkan bahwa dia tidak menyembunyikan sesuatu. Informan juga menambahkan bahwa menurutnya berbuat curang saat ujian sudah wajar dan biasa terjadi dalam perkuliahan. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Meskipun tindakan curang yang dilakukan Esty merupakan perbuatan

tidak jujur, namun pengakuan informan yang terbuka dan blak-blakan menunjukkan tindakan yang jujur.

Hal yang serupa diungkapkan oleh Anwar. Informan mengaku

bukanlah seorang mahasiswa yang terbiasa menyontek, namun menurutnya menyontek merupakan hal yang sangat manusiawi, dan hampir semua mahasiswa tentu pernah melakukannya.

kalau nyontek terus mungkin minta bantuan temen, itu kan tidak bisa dipungkiri, mahasiswa yang jujur pun mungkin sekali-sekali waktu juga pernah ngelirik pekerj

Menurut Anwar, menyontek sudah menjadi layaknya tradisi yang

turun temurun dilakukan oleh hampir setiap mahasiswa. Maka, menyontek kemudian dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa. Meskipun informan pun menyadari bahwa menyontek merupakan hal yang curang dan menyalahi konsep pendidikan berkarakter kuat dan cerdas.

merupakan perbuatan yang curang tapi kalau mungkin kalau dilihat dari keseharian dari istilahnya itu tradisi itu kan kalau menurut saya pribadi emang sudah manusiawi jadi mau tidak nyontek itu gimana gitu kalau pas mengalami bener- (Anwar/25/05/2012)

Berdasarkan hasil observasi, informan berusaha bersikap terbuka. Walaupun baru pertama kali kenal, informan selalu menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti secara terbuka. Hal ini ditunjukkannya saat secara terang-terangan mengakui kebiasaanya merokok. Meskipun sambil sedikit tersenyum, informan mengakui bahwa sekali waktu dia merokok, namun dia berusaha tidak merokok di lingkungan kampus. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Hal tersebut menunjukkan bahwa informan berusaha jujur mengakui

kebiasaan yang menurutnya merupakan kebiasaan tidak baik, bahkan terhadap peneliti yang saat itu baru 24 jam dikenalnya.

Senada dengan hal tersebut, tindakan curang mahasiswa ini pun

dibenarkan oleh Pak Aryo yang merupakan seorang dosen, sebagai suatu hal yang dibenarkan oleh Pak Aryo yang merupakan seorang dosen, sebagai suatu hal yang

Tindakan curang yang dilakukan mahasiswa saat ujian maupun

plagiarisme dalam mengerjakan tugas yang diakui beberapa pihak sebagai suatu hal yang biasa dan wajar dilakukan menunjukkan adanya rantai hubungan yang turun temurun telah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa sebelumnya. Hal ini membuktikan adanya sikap konservatif terhadap tradisi lama yang dianggap memberikan kemudahan dalam proses belajar, namun nyatanya hal ini mencederai karakter dan kepribadian mahasiswa.

Anggapan bahwa menyontek adalah hal yang wajar ternyata juga

dipengaruhi oleh dosen. Informan menyatakan bahwa selama ini dosen hanya sekedar memberikan teguran pada mahasiswa yang menyontek, sehingga berbuat

ketahuan nyontek kan istilahnya itu pol-pole cuma di tegur seperti itu mbak, jadi dari kami sendiri pun udah nga

Selanjutnya pun, tidak ada tindak lanjut atas kecurangan yang

dilakukan mahasiswa, meskipun dosen sudah menangkap basah mahasiswa yang sedang menyontek tersebut. Sehingga hal ini menyebabkan kecanduan bagi mahasiswa, karena tidak adanya sanksi yang tegas sebagai hukuman atas kesalahan yang dilakukan.

saya kan bersih, hahaha..maksud saya itu mbak ya ada ketahuan mungkin lembaran catatan fotokopinya seperti itu sudah banyak ketahuan, sudah pernah ketahuan tapi cuma diambil. Iya terus ngerjain

Informan lain menuturkan bahwa tindakan curang mahasiswa juga

tergantung dari bagaimana cara mengajar dosen mata kuliah yang bersangkutan. Bila cara mengajar dosen runtut dan menyenangkan tentunya mahasiswa juga nyaman untuk belajar. Sebaliknya, bila dosen menyampaikan materi tidak runtut, tergantung dari bagaimana cara mengajar dosen mata kuliah yang bersangkutan. Bila cara mengajar dosen runtut dan menyenangkan tentunya mahasiswa juga nyaman untuk belajar. Sebaliknya, bila dosen menyampaikan materi tidak runtut,

dosennya neranginnya kita ngeh, jelas, runtut, itu ya enak, kita belajarnya juga enak, nggak perlu kayak gitu. Tapi kalau masih, materinya itu masih di awang-awang gitu lho, masih ngambang gitu, mo belajar apa kadang apa yang ajar, apa yang ada di buku, nggak ada di ujian, itu kan kadang juga haduh nyesek (Sari/01/05/2012)

Senada dengan hal tersebut, Yusuf mengatakan bahwa dosen sangat

berpengaruh terhadap kedisiplinan mahasiswa saat ujian. Dosen diharapkan mampu mengelola kelas secara disiplin dan kondusif, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berbuat curang.

lebih disiplin, jadi kalau semisal dosennya itu membuat disiplin, itu pasti mahasiswa jadi disiplin, istilahnya nggak ada yang nyontek gitu lho, ya it

Dalam hal ini, menurut Yusuf, dosen memberikan pengaruh yang

cukup besar. Sejauh mana dosen memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran mahasiswa akan mempengaruhi motivasi mahasiswa untuk berlaku jujur. Jadi, dosen yang hanya peduli pada hasil ujian yang bagus, akan berdampak

berpikir sendiri. Ya gitulah, ada dosen yang killer, ada yang dosen enak, ada yang dosen sedengan, itu ya i

Dalam menanggapi kecurangan mahasiswa, tindakan dosen biasanya

berkaitan dengan nilai mata kuliah yang bersangkutan. Informan menyatakan bahwa dalam suatu kasus, seorang mahasiswa pernah ketahuan mencontek oleh dosen. Kemudian dosen tersebut mengambil contekan mahasiswa dan tetap memperbolehkannya mengerjakan ujian. Pembelajaran dari dosen lebih pada sistem punishment atau hukuman. Dalam hal ini, mahasiswa yang ketahuan mencontek akan mendapat nilai yang jelek atau bahkan tidak mendapatkan nilai pada mata kuliah tersebut.

kepekan nya itu, tapi nggak ada tindak lanjut lagi juga kok. Enggak, nggak, dulu diambil, he-em, dia tetep ngerjain, katanya dapet nilai juga, nggak tahu kayaknya C atau piye apa aku lupa tapi pokoknya dapat nilai lah waktu

Sebagai seorang pendidik, Pak Aryo menerapkan treatment khusus

untuk mengantisipasi tindakan curang mahasiswa, dengan memberikan soal tentang analisis dan evaluasi.

soalnya. Kalau soalnya bukan kognitif, bukan kognitif 1, 2, 3 tapi sudah menganalisis, mengevaluasi, mereka tidak bakalan bisa nyontek, bagaimana dia bisa menganalisis, mengevaluasi, jadi kita berikan data, share, silakan dianalisis sekalian dievaluasi. Itu..ada kalimat, beberapa

Sedangkan bu Dini menerapkan strategi yang berbeda untuk

mengantisipasi tindakan curang mahasiswa, yaitu dengan format peer attachment, atau disebut juga dengan penilaian teman sejawat. Strategi ini dilakukan dengan cara saling mengontrol pekerjaan teman, sehingga mahasiswa saling memberikan penilaian atas pekerjaan mahasiswa yang lain.

iasanya ngatasinnya dengan ada format peer attachment, penilaian teman sejawat ya kan? Jadi dia akan, saya bilang ini akan ada penilaian teman sejawat, jadi anda akan saling mengontrol e..pekerjaan temen-temennya, saya bilang. A menilai A, B, C, D; B menilai B, A,

C, D, jadi anda jangan anu e..apa itu? Enak-enak, semua temen akan

Dengan menggunakan format peer attachment sebagai strategi dalam

mengantisipasi kecurangan mahasiswa, terjadi transparansi bahwa semua tugas benar-benar melalui proses pengoreksian, sehingga mahasiswa tahu bahwa tugas yang mereka kerjakan tidak asal diberi nilai secara acak saja, namun benar-benar dikoreksi. Informan pun menyampaikan bahwa bila terjadi kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa, maka mahasiswa yang bersangkutan akan langsung

dikoreksi. Pernah terjadi saya bilang kalau sampai terjadi nyontek misalnya, akan

Informan juga tegas dalam mengatasi tindak kecurangan yang

dilakukan mahasiswa dalam membuat tugas. Informan menyampaikan pernah mendapati tugas beberapa mahasiswa yang sama, kemudian informan menulis kata CURANG di tugas-tugas tersebut, dan mengambil tindak lanjut memanggil mahasiswa yang bersangkutan untuk mengonfirmasi tindakan curang mereka.

-4 orang sama, itu akan saya tulisi CURANG, coret-coret-coret. Mereka akan saya panggil. Nanti akan bu, nanti akan sampai ngaku yang punya saya

2) Tanggungjawab Mahasiswa FKIP sebagai seorang calon pendidik, diharapkan mampu

memiliki tanggungjawab yang tinggi. Tanggungjawab yang dimaksud ialah mengetahui dan menaati bertanggungjawab itu mahasiswa yang apa namanya, tahu aturan dan melakukan,

(Syarif/13/12/12) Mahasiswa yang telah dewasa dan memiliki pemikiran yang luas, seringkali tertantang untuk melanggar aturan-aturan yang mapan. Sehingga mahasiswa harus dibentuk untuk memiliki sikap tanggungjawab.

Berkaitan dengan tanggungjawab sebagai seorang mahasiswa FKIP

UNS, maka setiap hari Senin dan Selasa wajib mengenakan seragam atasan putih dan bawahan gelap, hal ini dinyatakan dalam Pedoman Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2010/2011 mengenai tata cara berpakaian untuk mahasiswa. Untuk kuliah teori, mahasiswa berpakaian rapi tidak ketat, hari Senin dan Selasa pakaian atas putih, bawah gelap dan sopan, bercelana dan memakai (kemeja), bersepatu dan berkaos kaki. Sedangkan untuk mahasiswi berpakaian rapi tidak ketat, hari Senin dan Selasa pakaian atas putih bawah gelap, sopan dan bersepatu.

Program penggunaan seragam putih gelap pada hari Senin-Selasa

mulai diberlakukan FKIP pada tahun 2008. Seragam ini menurut Pak Faizal, bertujuan untuk membentuk disiplin dan kebersamaan yang berusaha dibiasakan

PPL itu pakai seragam, di

dunia kerja juga seragam. Seragam itu membentuk disiplin, kebersamaan, karakter, macem-

Mengenai kebijakan penggunaan seragam putih gelap pada hari Senin-

Selasa tersebut, Pak Syarif menyatakan hal yang tidak terduga. Informan

informan menambahkan bahwa seragam putih gelap saat ini baru sekedar menjadi himbauan yang disosialisasikan melalui surat edaran. Hal ini menyebabkan pelanggaran pada himbauan seragam ini belum diberikan sanksi yang mengikat.

itu mbok dibuat aturan bukan hanya sekedar edaran. Karena sekarang kan itu istilahnya masih surat edaran, jadi yang namanya surat edaran itu kan belum ada, apa namanya, sanksi yang mengikat, begitu, jadi

Belum adanya aturan yang jelas dan tegas mengenai kebijakan

seragam ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya ialah karena belum adanya aturan etika berpakaian bagi dosen. Hal inilah yang sebenarnya masih menjadi pro dan kontra.

untuk dosen kan belum ada, itu lho, yang dulu sering diprotes juga dari, kita melarang mahasiswi untuk tidak pakai celana panjang, tapi

Hal ini diakui Pak Faizal memang masih mengalami sedikit hambatan.

Sejauh ini masih ada beberapa mahasiswa dan sebagian kecil dosen yang belum

antaranya itu. Ada sebagian kecil dosen, sangat kecil yang juga tidak sepakat. Iya ada 1-

Sebagai konsekuensinya, realita yang terjadi di lingkungan kampus

FKIP pun menunjukkan beberapa mahasiswa yang masih belum mengenakan pakaian sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh FKIP tersebut. Seperti yang dikemukakan informan berikut ini.

blusnya pendek, aduhai kan gitu. Jadi ibaratnya kan itu yang ndak berkarakter, iya kan? Tidak mencerminkan penampilan seorang guru itu gimana. Ya memang kita kadang masih

Bu Dini mengemukakan pendapatnya bahwa kebijakan pemakaian

seragam merupakan satu cara pendisiplinan yang bertujuan untuk membangun

pendisiplinan dengan membangun karakter dengan pendisiplinan seragam

Hal tersebut dibenarkan oleh Pak Aryo. Informan menuturkan bahwa

kebijakan ini merupakan salah satu media pendisiplinan bagi mahasiswa, agar

kan salah satu

saja, hanya salah satu alat untuk mendisiplinkan, hanya salah satu alat ya, jadi agar kita berpenampilan layaknya calon guru.

Lebih lanjut, informan menambahkan bahwa ada ketentuan seragam

khusus juga yang berlaku bagi dosen. Sedangkan kebijakan seragam putih gelap yang berlaku bagi mahasiswa, ternyata juga memberikan dampak positif bagi

-dosen kan juga

sekarang jarang sudah tidak ada lagi dosen pakai jeans. Itu kita sekarang sudah malu.

Informan yang lain berpendapat, bahwa ketentuan penggunaan

seragam diadakan dalam rangka untuk memberikan kesadaran bagi mahasiswa untuk berpenampilan yang baik dan rapi sesuai karakter pendidik. Hal ini memang lebih memberikan kesadaran berpenampilan yang rapi, yang baik. Pendidik itu harus

(Ahmad/18/06/12) Sari menyampaikan bahwa dia tidak merasa keberatan dengan

ketentuan seragam putih gelap ini. Menurut informan, seragam putih gelap dapat menunjukkan identitas diri. Sebagai seorang mahasiswa FKIP UNS, pakaian ketentuan seragam putih gelap ini. Menurut informan, seragam putih gelap dapat menunjukkan identitas diri. Sebagai seorang mahasiswa FKIP UNS, pakaian

Menurut hasil observasi, Sari hampir selalu menggunakan rok saat ke kampus. Informan, meskipun dalam kesehariannya di UKM Taekwondo selalu

sporty dengan mengenakan celana panjang dan kaos, namun saat ke kampus dia mengganti kostumnya dengan rok dan kemeja. Walaupun peneliti melihat sekali dua kali, informan menggunakan kemeja putih bergaris-garis saat hari Senin-Selasa, tapi dia konsisten menggunakan rok saat ke kampus. (Catatan lapangan/01/05/2012)

Hal tersebut menunjukkan tanggungjawab informan dalam menghayati

perannya sebagai mahasiswa calon guru, untuk berusaha membiasakan diri berpenampilan menggunakan rok.

Sedangkan Anwar juga mengaku bahwa dirinya tidak pernah merasa

mbak, kalau memang hari Senin dan Selasa disuruh memakai seperti itu, oke-oke

ataupun keberatan karena berhubungan dengan kebiasaannya mengenakan seragam dari sejak SMA.

kan dulu SMA juga kan masih apa ya, istilahnya kan dibatasi dengan seragam seperti itu juga oke-oke saja, apalagi ini kan kuliah, untuk, untuk hari Senin dan Selasa saja. Jadi menurut saya itu nggak jadi

Mengenai kebijakan pemakaian seragam hitam putih, Yusuf

memandang hal tersebut sebagai bentuk pembiasaan. Menurutnya mahasiswa FKIP sebagai calon guru memang harus dibiasakan untuk mematuhi aturan sebagai wujud pendisiplinan, salah satunya yakni aturan penggunaan seragam putih gelap pada hari Senin dan Selasa tersebut.

pendidikan, pendidikan dalam arti keguruan, kita sebagai calon guru, kita harus dibiasakan, dibiasakan dalam artian kita harus mematuhi pendidikan, pendidikan dalam arti keguruan, kita sebagai calon guru, kita harus dibiasakan, dibiasakan dalam artian kita harus mematuhi

Namun tanggapan yang berbeda disampaikan oleh Esty. Menanggapi

seragam putih gelap yang dilaksanakan setiap hari Senin dan Selasa ini, informan dengan tegas menyatakan ketidaktahuannya dan balik mempertanyakan tujuannya

nggak

Menurut informan, dia tidak tahu kenapa harus ada kebijakan seragam

putih gelap setiap hari Senin Selasa. Informan juga mempertanyakan tujuan serta hubungannya dengan pencapaian visi dan misi FKIP.

kan udah nggak dibatasi oleh seragam, kalau aku menurutku dulu gitu kan, terus yaudah itu, terus masuk di sini, terus tahu oh..kayak gitu, sebenernya itu buat apa, aku nggak ngerti juga, untuk menyeragamkan atau gimana, visi, hubungannya sama visi misi itu apa, aku kan juga nggak ngerti juga, tapi kenapa sih

Informan mengaku tahu mengenai kebijakan seragam putih gelap

tersebut pada saat OSMARU, namun sayangnya tidak ada sosialisasi lebih lanjut terkait dengan tujuan kebijakan tersebut. Selain itu, informan juga merasa agak terganggu dengan kebijakan seragam ini. Menurutnya penggunaan kemeja atau blus putih terkesan seperti anak SMA. Secara pribadi, informan pun mengaku malas menggunakan rok.

a kan dulu nggak punya hem putih ya, ya maksudnya hem putih itu kayak masih SMA banget gitu lho, kalau aku sih mikirnya gitu, kayak gitu. Harus beli hem putih. Anu apa rok, harus pakai rok, dulu kan aku paling males banget pakai rok-an, paling males banget pakai

Hal ini didukung dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa informan lebih sering mengenakan celana panjang saat ke kampus. Informan yang secara terbuka mengakui keengganannya menggunakan

rok, dalam kesehariannya di kampus memang lebih sering mengenakan celana panjang, lebih spesifik yakni celana pensil rok, dalam kesehariannya di kampus memang lebih sering mengenakan celana panjang, lebih spesifik yakni celana pensil

Hal tersebut menunjukkan bahwa informan belum menghayati secara sadar untuk berpenampilan seperti yang diharapkan FKIP. Terkait dengan hal tersebut, mahasiswa FKIP yang sangat banyak pun

tidak lepas dari kekurangan. Hal ini terlihat dari masih adanya beberapa mahasiswa yang belum rapi dalam memakai seragam putih gelap ini.

mereka tetep mau pake item putih ya meskipun dalam pelaksanaannya tapi udah item putih itu, tapi kalau di Pendidikan IPS kan masih kalau

item putihnya ya masih pake jeans, baju ya sekenanya gitu, kadang cowok-cowok pake polo shirt

Hal ini pun dibenarkan oleh Anwar. Informan menuturkan bahwa

teman-teman mahasiswa yang lain masih mengenakan seragam yang dimodifikasi, dalam arti bahwa masih ada mahasiswa yang mengenakan bahan jeans, dan lain sebagainya.

-Selasa itu kayaknya ngeliatnya juga item putih, tapi item putih yang dimodif, dalam artian itu mungkin atasnya putih tapi kaos berkerah, bawahnya mungkin kan apa ya, bawahnya itu pokoknya gelap, mungkin itu dari celana, celana dengan bahan jeans seperti itu. Tapi untuk aturan yang sebenarnya kan atas, atas itu bener-bener kemeja putih bawah celana kain item, seperti itu. Kalau saya sih itu masih ya masih wajar saja kan paling nggak masih menunjukkan atas

Sesuai dengan pengakuannya, informan beberapa kali terlihat mengenakan celana panjang jeans saat di kampus. Peneliti melihat bahwa beberapa kali Anwar mengenakan celana

panjang jeans saat di kampus. Meski begitu, dengan atasan kemeja putih polos, Anwar berusaha menaati kebijakan penggunaan seragam pada hari Senin-Selasa. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Menurut hasil observasi, beberapa mahasiswa masih terlihat belum

kompak dalam penggunaan seragam pada hari Senin-Selasa. Himbauan penggunaan seragam yang menyatakan untuk menggunakan pakaian atasan putih dan bawahan gelap diinterpretasikan bermacam-macam oleh para mahasiswa.

Yang terjadi kemudian adalah pakaian putih-gelap yang beraneka ragam. Mahasiswa laki-laki kebanyakan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, baik dari bahan kain katun maupun jeans. Sedangkan mahasiswi, ada yang mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok, ada juga yang menggunakan bawahan celana pensil yang saat ini sedang tren. Mahasiswi muslim yang berjilbab menggunakan jilbab dengan berbagai warna, seperti hitam, abu-abu, coklat, merah, maupun hijau.

Sedangkan menurut pendapat Yusuf, mahasiswa FKIP yang belum

bisa mematuhi kebijakan penggunaan seragam putih hitam tersebut dikarenakan tidak adanya sanksi atas pelanggaran yang terjadi. Seperti dikatakannya berikut

ang juga. Ada yang siswa mahasiswa mungkin menaati aturan, ada juga yang mungkin seenaknya sendiri, itu ada. Karena apa, ya mungkin nggak ada sanksinya, gitu. Kalau kita melanggar juga nggak ada

Gambar 4.3. Mahasiswa menggunakan seragam putih gelap pada hari Senin

Namun menurut pengakuan Anwar, mereka yang kurang

bertanggungjawab dalam mengenakan seragam putih gelap ini ialah karena kurangpahamnya mahasiswa atas tujuan penggunaan seragam putih gelap ini. Hal ini disampaikan oleh Anwar,

menunjukkan apa ya, bahwa itu pendidikan yang berkarakter, tapi saya cuma tahu sebatas itu tapi untuk lebih detailnya itu ditujukan untuk apa, itu saya sendiri belum paham. Jadi yang saya ketahui itu aja, pakai

Sedangkan menurut informan yang lain, kepatuhannya mengenakan

seragam putih gelap tergantung pada dosen yang mengampu mata kuliah yang bersangkutan. Menurutnya, ada dosen yang menomorsatukan penampilan. Bahkan beliau tidak memperbolehkan mahasiswanya yang mengenakan pakaian bukan

yang penampilan itu nomor satu, nggak ada rok, nggak boleh masuk, nggak boleh

Lebih lanjut, seragam putih gelap sangat ditekankan saat kuliah Micro

Teaching. Namun, masih ada beberapa mahasiswa yang mengakali seragam dengan membawa baju ganti. Esty mengatakan bahwa masih ada teman-temannya yang membawa celana ganti saat kuliah Micro Teaching. Biasanya, ketika dosen masuk kelas, mahasiswa yang bersangkutan buru-buru ke kamar mandi untuk

k temen-

Terkait dengan kebijakan penggunaan seragam pada hari Senin-Selasa

tersebut, beberapa mahasiswa mengakui tidak merasa keberatan maupun terbebani, dan bersedia mematuhinya. Hal ini dialami oleh Sari, Anwar, dan Yusuf. Namun, ada pula mahasiswa yang merasa keberatan, bahkan terkesan terbebani untuk mematuhi kebijakan ini, seperti Esty. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya sosialisasi lebih lanjut mengenai kebijakan maupun program yang ditetapkan oleh pihak FKIP, sehingga mahasiswa kurang mengetahui tujuan dan maksud kebijakan maupun program yang bersangkutan.

3) Kompeten Profesi guru tentunya menuntut kualifikasi tertentu yang menunjukkan

kemampuan mendidik yang mampu mengarahkan peserta didiknya untuk memiliki karakter yang kuat dan cerdas. Hal ini diwujudkan dengan kompetensi- kompetensi khusus yang wajib dimiliki oleh seorang pendidik, yakni kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. FKIP sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang menyiapkan calon tenaga pendidik dan kependidikan telah menyusun sedemikian rupa kurikulum yang sesuai untuk membekali para mahasiswa agar memiliki keempat kompetensi tersebut.

Menurut Pak Ahmad, mahasiswa harus dibekali dengan kompetensi-

kompetensi pendidik, agar mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan

-betul digodok, agar betul-betul memiliki kemampuan yang

baik dan tinggi sehingga nanti bisa melaksanakan tugas dengan (Ahmad/18/06/12). Pendidik yang memiliki kemampuan yang baik harus mampu menerapkannya dengan baik pula.

Bekal bagi mahasiswa FKIP agar mempunyai kompetensi dan ciri khas

yang mencirikan mereka sebagai calon pendidik yang membedakan dengan mahasiswa dari fakultas lain, menurut Titik, diberikanlah mata kuliah-mata kuliah khusus mengenai kependidikan, seperti pendidikan peserta didik, profesi kependidikan, maupun micro teaching.

tentang pendidikan peserta didik apa, profesi kependidikan dan juga ada apa, micro teaching dan juga ada pembekalan yang nanti PPL

Berdasarkan hasil observasi, informan menunjukkan kompetensinya dengan kemampuan manajerial yang baik. Informan menjabat sebagai ketua umum organisasi mahasiswa pecinta

alam Garba Wira Bhuana UNS selama 2 tahun, yakni 2 periode kepengurusan. Kemampuan pengelolaan yang baik menunjukkan alam Garba Wira Bhuana UNS selama 2 tahun, yakni 2 periode kepengurusan. Kemampuan pengelolaan yang baik menunjukkan

Kompetensi mahasiswa berusaha ditingkatkan dengan berbagai mata

kuliah yang diajarkan. Hal inilah yang merupakan media pembentukan karakter bagi mahasiswa. Pendidikan karakter yang berupaya menanamkan nilai-nilai karakter tertentu, bukan berarti menambah satu mata kuliah khusus, melainkan pendidikan karakter terintegrasi dalam setiap mata kuliah, di dalam proses pembelajaran.

karakter itu tidak hanya satu mata kuliah tapi terintegrasi di dalam semua mata kuliah, ya dalam bentuk tadi ya, misalnya dalam proses

Sedangkan Pak Aryo, sebagai ketua prodi Pendidikan Geografi

menyatakan bahwa seorang guru harus memiliki keterampilan lebih untuk mendukung profesionalitasnya. Hal ini didukung dengan berbagai program seperti pengembangan media untuk membekali mahasiswa, sehingga menjadi guru plus.

tida (Aryo/29/06/2012)

Mata kuliah aplikatif yang lain sebagai sarana untuk meningkatkan

kompetensi mahasiswa adalah magang. Magang diarahkan sebagai pembelajaran dan pelatihan di dunia kerja. BKK Akuntansi adalah salah satu program studi

tempat magangnya, ada tempat magang, ada yang magang 1 bulan, ada yang lebih

Menurut hasil observasi, Sari menunjukkan kompetensinya dengan

menjadi asisten dosen di BKK Akuntansi dan sekretaris umum UKM Taekwondo UNS.

Selama semester 4-5 informan menjadi asisten dosen dengan tugas membantu keadministrasian BKK Akuntansi. Selain itu, saat ini informan juga menjabat sebagai sekretaris umum di UKM Taekwondo UNS, yang mengelola keadministrasian organisasi. Informan juga Selama semester 4-5 informan menjadi asisten dosen dengan tugas membantu keadministrasian BKK Akuntansi. Selain itu, saat ini informan juga menjabat sebagai sekretaris umum di UKM Taekwondo UNS, yang mengelola keadministrasian organisasi. Informan juga

4) Kerja Keras Mahasiswa sebagai seorang calon pendidik, yang nantinya akan

berhadapan dengan banyak peserta didik, diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini harus diiringi dengan kerja keras, mengingat bahwa tugas pendidik tidaklah sedikit dan mudah. Mahasiswa dilatih untuk bekerja keras agar dalam dirinya tercipta karakter yang kuat dan tangguh.

Kerja keras ditunjukkan mahasiswa dengan berbagai kegiatan yang

mereka ikuti, namun tetap mampu mempertahankan sisi akademisnya. Salah satu contohnya adalah Sari, yang sangat bekerja keras bagi kebaikan dirinya maupun BKK Akuntansi. Informan yang nyambi menjadi asisten dosen dan menjadi sekretaris umum di UKM Taekwondo UNS ini, tetap mampu meraih nilai akademis yang bagus.

boleh ngajar, jadi kalau ngajar kan ada namanya dosen luar biasa, jadi mereka yang ngajar gitu. Kita nggak boleh ngajar, jadi kita paling bantu ngawas terus bantu administrasi di BKK gitu, misalkan ada, ada kegiatan magang, kita yang bikin surat magangnya, kita bikin perjanjian magangnya, kita bantu dari sisi administrasi, terus misalkan ada rapat-rapat gitu, jadi

(Sari/01/05/2012)

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan, Sari selalu berusaha menjalankan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.

Di organisasi kemahasiswaan, informan lah yang berperan penting dalam setiap kegiatan. Namun, hal ini tidak membuat dia lupa pada kewajibannya sebagai mahasiswa. Bahkan saat menjadi panitia kejuaraan Taekwondo di Semarang, informan tetap mengerjakan tugas kuliahnya saat waktu istirahat. (Catatan lapangan/01/05/2012)

Sedangkan informan yang lain, yaitu Anwar, rela lembur untuk mengerjakan laporan-laporan praktikum.

Informan yang mengaku sering bangun kesiangan karena harus lembur mengerjakan berbagai macam laporan praktikum ini, saat wawancara dengan peneliti terlihat matanya merah dan berkantung. Hal ini menunjukkan kesungguhannya dalam mengerjakan kewajibannya sebagai mahasiswa prodi Geografi. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Hal yang serupa juga dijalani oleh Titik. Titik yang merupakan

mahasiswi tingkat akhir di prodi Pendidikan Sejarah dan menjabat sebagai ketua umum organisasi pecinta alam Garba Wira Bhuana UNS selalu bekerja keras terutama dalam pengerjaan tugas-tugas kuliah. Meskipun organisasi mahasiswa yang diikutinya menuntut partisipasi penuh, namun Titik tidak pernah lalai dalam

waktu ya langsung dikerjain, langsung diku Kerja keras mahasiswa juga diakui oleh bu Dini. Sebagai seorang

dosen, beliau menerapkan kedisiplinan dan ketegasan dalam pengumpulan tugas. Meski begitu, beliau sangat menghargai mahasiswanya yang mau gigih dan bekerja keras mengumpulkan tugas ke rumahnya di Klaten pada dini hari, meskipun batas pengumpulan tugas sudah lewat.

misalnya 2, seminggu lagi. Kalau saya mesti gitu, 2 minggu. Kemudian, dikumpulkan paling lambat pada saat ujian semester. Ujian semester paling lambat 24 jam misalnya. Nah..pernah ada anak-anak itu jam 2 malam datang ke rumah kan. Kan lewat, dilempar brraakk gitu kan. Anak saya nanya, Ma..itu kok jam 2 kok baru nganter, berarti udah lewat. Ndak pa- (Dini/28/06/2012)

5) Disiplin Disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang diharapkan dapat

dipenuhi oleh FKIP UNS. Disiplin berarti tepat waktu, serta kepatuhan pada aturan dan tata tertib yang dimiliki oleh FKIP UNS. Dalam hal ini, peneliti melihat kedisiplinan dalam ketepatan waktu masuk kuliah, kerajinan masuk kuliah, serta kedisiplinan dalam mengenakan seragam putih gelap pada hari Senin-Selasa.

Mengenai kedisiplinan dalam waktu masuk kuliah, ke-5 informan

mahasiswa mengaku pernah terlambat. Salah satunya Esty. Esty mengaku sering terlambat masuk kuliah pada semester awal. Hal ini disebabkan karena jam masuk kuliah yang terlalu pagi yakni jam 7, sedangkan jarak dari rumahnya ke kampus cukup jauh yakni sekitar 30 menit perjalanan.

sama Klaten, jadinya 30 menit dari kampus. Sebenernya sering telatnya itu kadang-kadang, waktu semester awal, soalnya jam 7 tet,

Meski begitu, pada semester-semester berikutnya, informan mengaku

tidak mengalami kesulitan dalam mematuhi jam masuk kuliahnya, karena masuk

-semester ini kan udah agak siang,

Menurut hasil observasi, Esty berusaha disiplin dalam mematuhi jam masuk kuliah.

Informan terlihat berlari-lari kecil karena jam sudah menunjukkan waktu masuk kuliah. Walaupun sebelumnya dia menempuh perjalanan setengah jam dari rumahnya, dan sudah terlihat ngos-ngosan. Namun dia tetap menyempatkan melambaikan tangan dan menyapa peneliti terlebih dulu. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Hal serupa disampaikan oleh Sari. Informan juga mengalami masalah an sering, hehe.

(Sari/01/05/2012). Hal tersebut biasanya karena kelelahan setelah seharian sebelumnya beraktivitas, sehingga tidurnya terlalu malam. Informan juga menambahkan kalaupun telat masuk kuliah siang karena berhubungan dengan adanya kegiatan organisasi.

tidurnya kemaleman, capek kemarin seharian beraktivitas, capek gitu. Mau bangun tu berat, dan sebagainya, paling itu. Kayak gitu doang kalau telat, kalau telat masuk kuliah siang, kalau kuliah siang itu paling telatnya gara-gara sebelumnya ada kegiatan apa, atau di tidurnya kemaleman, capek kemarin seharian beraktivitas, capek gitu. Mau bangun tu berat, dan sebagainya, paling itu. Kayak gitu doang kalau telat, kalau telat masuk kuliah siang, kalau kuliah siang itu paling telatnya gara-gara sebelumnya ada kegiatan apa, atau di

Sedangkan menurut hasil observasi, Sari agaknya kurang berdisiplin saat merasa sudah kelelahan.

Setelah selesai melakukan persiapan untuk kejuaraan Taekwondo, Sari tidak segera menuju kampus untuk kuliah meskipun waktu sudah menunjukkan saatnya masuk kuliah. Informan mengungkapkan bahwa dia menunggu sms dari temannya saat dosen sudah masuk ruang kuliah. (Catatan lapangan/01/05/2012)

Informan lain yang juga merupakan mahasiswa yang aktif di

organisasi menyatakan bahwa dia sering telat masuk kuliah. Keterlambatannya ini disebabkan oleh banyaknya tugas dan praktikum di prodi Geografi yang menyebabkan informan lembur hingga malam hari, sehingga sering bangun

menggunakan tugas praktikum kan lebih banyak, jadi sering lembur, nah..gara-

Hal yang senada disampaikan oleh penggiat organisasi yang lain.

Yusuf dengan jujur mengakui kadang-kadang terlambat masuk kuliah. Hal ini diakuinya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bangun kesiangan, serta

nggak pernah lagi, yaa..kadang-kadang sih, ya itu karena mungkin ya apa itu namanya faktor-

Ditambahkan lagi oleh informan bahwa dosen menempati posisi yang

penting sebagai sosok yang dijadikan contoh. Keteladanan dari dosen sangat perlu, karena berpengaruh terhadap pola perilaku mahasiswa kepada dosen yang bersangkutan. Dosen dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif, seperti

ada, itu sama aja kan. Itu sebenarnya hal sepele, itu malah membuat mahasiswa itu malah malas, kadang-

Berdasarkan hasil observasi, informan lebih suka menunggu dosennya

masuk ruang kuliah terlebih dulu, daripada dia harus menunggu dosen berlama- lama.

Saat bertemu dengan informan, dan peneliti menanyakan tentang kuliah, dia sering menyampaikan sedang menunggu dosen, padahal pada saat tersebut dia sedang berada di GRHA UKM UNS, bukan di kampus FKIP. Dia lebih memilih main-main dulu, sambil menunggu sms pemberitahuan dari temannya saat dosennya datang. (Catatan lapangan/15/06/2012)

Selain terlambat, ada juga mahasiswa yang tidak disiplin karena

membolos pada jam kuliah. Hal ini pun diakui oleh Sari, mahasiswi Pendidikan

Informan menambahkan bahwa dia menggunakan strategi untuk membolos. Selanjutnya, informan memanfaatkan ketentuan 75 % presensi masuk kuliah sebagai syarat mengikuti ujian KD, sehingga informan melihat 25 % kesempatan di setiap Kompetensi Dasar yang dapat informan gunakan untuk 1 kali bolos.

-lihat, kalau emang penting ya bolos, misalkan, misalkan kan kita punya jatah kan,

1 KD 4 kali pertemuan 1 kali boleh bolos, nah..itu dihitung, jadi aku

Begitu pula dengan informan yang lain. Esty mengaku pernah

membolos, namun intensitasnya tidak sesering seperti dirinya terlambat. Hal ini karena tuntutan organisasi. Informan adalah penggiat organisasi dengan kegiatan yang cukup banyak, dia harus rela membolos kuliah saat ada kegiatan yang bertabrakan dengan jam kuliahnya. Meski begitu, ia mengaku tidak suka membolos karena akan tertinggal materi kuliahnya.

emang bener-bener ada acara itu jelas, kayak ada apa kegiatan, kebetulan kan dulu juga kegiatannya sempet padat banget, jadinya terpaksa bolos, sebenernya nggak begitu seneng bolos aku, semester 1 semester 2 tuh semester 1 semester 2 tuh sama sekali belum eh..nggak pernah bolos, semester 3-4 itu paling banyak bolos, hampir 10 hari

Namun hal ini tidak dilakukan oleh Anwar. Untuk urusan membolos,

informan termasuk mahasiswa yang rajin, karena dia mengaku tidak pernah membolos, apalagi tanpa alasan yang jelas. Anwar mengaku alasannya meninggalkan perkuliahan adalah karena

(Anwar/25/05/2012) Beberapa mahasiswa yang mengungkapkan belum mampu dalam

mematuhi jam masuk kuliah, seperti yang diakui oleh Esty, Sari, Anwar, dan Yusuf, dengan berbagai alasan yang menghambat kedisiplinan mereka, menunjukkan belum adanya kesadaran pribadi dari mahasiswa yang bersangkutan untuk berusaha lebih disiplin. Meski begitu, seperti yang diungkapkan oleh Yusuf, hal ini juga dipengaruhi oleh contoh keteladanan dari pendidik yang ternyata belum bisa memberikan contoh yang semestinya.

6) Bersahabat/komunikatif Saat ini, seorang guru bukan hanya harus pintar dengan banyaknya

wawasan dan pengetahuan, namun juga harus mampu menjalin kedekatan dengan peserta didiknya. Sebagaimana seorang mahasiswa mampu menjalin komunikasi baik dengan sesama mahasiswa, dengan dosen, maupun dengan staf kependidikan. Sikap yang bersahabat dan komunikatif menjadi poin penting untuk mengembangkan karakter mahasiswa FKIP.

Sikap yang bersahabat mulai dipupuk dalam diri setiap mahasiswa

sejak awal memasuki bangku perkuliahan. Penerimaan mahasiswa baru atau yang lebih dikenal dengan OSMARU merupakan salah satu sarana awal untuk mengembangkan sikap yang bersahabat. Hal ini yang mungkin dulu banyak disalahartikan sebagai ajang perpeloncoan dan balas dendam dari senior kepada juniornya, kini telah mengalami perubahan yang positif. OSMARU tidak lagi menjadi ajang perpeloncoan mahasiswa, namun berjalan lebih akademis dan sejak awal memasuki bangku perkuliahan. Penerimaan mahasiswa baru atau yang lebih dikenal dengan OSMARU merupakan salah satu sarana awal untuk mengembangkan sikap yang bersahabat. Hal ini yang mungkin dulu banyak disalahartikan sebagai ajang perpeloncoan dan balas dendam dari senior kepada juniornya, kini telah mengalami perubahan yang positif. OSMARU tidak lagi menjadi ajang perpeloncoan mahasiswa, namun berjalan lebih akademis dan

Jurusan P IPS yang terdiri dari 5 program studi menyediakan sarana

berinteraksi yang luas. Hal ini merupakan media bagi para mahasiswa untuk melatih diri menjalin komunikasi dengan orang lain. Titik salah satunya mengaku mempunyai banyak teman baik dari prodinya sendiri, maupun dari prodi-prodi

-akrab banget, biasanya temen dari SMA, atau temen kost gitu. Nek (Titik/24/05/12)

Dalam berbagai kesempatan, peneliti dan informan sering bertemu, dan kami pasti saling bersalaman dan mengobrol terlebih dulu sebelum melanjutkan keperluan masing-masing. Dari jarak yang jauh pun, informan akan melambaikan tangan dan tersenyum, kemudian menghampiri peneliti. (Catatan lapangan/24/05/2012)

Hal tersebut menunjukkan bahwa informan cukup bersahabat bahkan dengan peneliti yang bukan teman seprodi maupun seorganisasi.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan yang lain. Sikap

ramah yang ditunjukkan minimal dengan tindakan menyapa dilakukan oleh Esty baik pada kakak-kakak tingkat maupun teman-teman dari prodi yang lain.

tahu kenal kakak tingkat, tapi nggak tahu itu angkatan berapa, paling juga, penting kalau ketemu juga nyapa apalah. Adek tingkat kenal, yo nggak semua sih, maksude dari angkatan bawahku pas, terus angkatan bawahnya lagi itu. Prodi lain kenal, P IPS eh..ekonomi ada, Geografi

(Esty/25/05/2012)

Menurut hasil observasi, Esty adalah mahasiswi yang ramah. Meskipun informan satu tingkat lebih muda dari peneliti, tapi dia tidak

merasa canggung untuk bercerita banyak tentang dirinya, kuliah, organisasi, maupun kesulitannya dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Dalam interaksi yang terjadi, informan hampir selalu menyapa terlebih dulu, kemudian menjabat tangan peneliti. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Ini menunjukkan bahwa terhadap orang yang lebih dewasa pun, informan menjalin hubungan yang baik dan bersahabat.

Sedangkan informan yang lain, yaitu Sari, yang memang merupakan

teman satu organisasi dengan peneliti, sudah menjadi seperti adik bagi peneliti.

Informan yang lebih banyak bertemu dengan peneliti di sekretariat UKM Taekwondo dan berbagai kegiatan taekwondo, sudah seperti adik, yang banyak curhat tentang kehidupannya. Bahkan informan sering mengantar-jemput saat ada kegiatan bersama dengan peneliti. (Catatan lapangan/01/05/2012)

7) Responsif Guru sebagai pendidik merupakan subyek pembawa perubahan. Guru

dituntut untuk memiliki sikap yang responsif terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini pula yang ingin diwujudkan FKIP dalam diri mahasiswanya. Bagaimana mahasiswa mampu secara cepat dan tepat tanggap terhadap situasi dan lingkungan masyarakat. Hal ini diarahkan untuk menanamkan karakter pendidik yang mampu memberikan pelayanan maksimal.

Menurut informan, seorang pendidik harus selalu mengikuti

perkembangan informasi, baik melalui buku, koran maupun media yang lain. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan wawasan agar memiliki pemikiran yang kritis dalam menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.

-guru pasti tiap harinya baca buku ataupun koran ataupun yang lain, harus update, update tentang berita gitu kan, ya harus tahu juga, sebagaimana ya guru itu harus kritis, ada banyak guru yang mungkin

Sejauh ini, tindakan responsif mahasiswa sebagai bentuk tindakan

kritis yang disalurkan melalui beberapa wadah, seperti organisasi kemahasiswaan. BEM atau Badan Eksekutif Mahasiswa merupakan salah satu organisasi yang sering terlihat responsif menanggapi perkembangan dan perubahan sosial yang

-aksi,

tindakan responsif tersebut belum menunjukkan hasil yang solutif.

8) Inovatif Seorang guru yang cerdas, bukan hanya pintar dengan penguasaan

materi dan pengetahuan yang luas, namun juga bagaimana mereka mampu menciptakan karya dan produk yang baru baik bagi peserta didiknya maupun bagi dunia pendidikan. Kecerdasan inteletual bukan lagi melulu tentang penguasaan pengetahuan secara teoritis. Hal ini tidak hanya ditunjukkan melalui prestasi akademis dengan nilai tertentu yang tertera di atas kertas, tapi juga bagaimana mahasiswa mampu berinovasi dan membawa perubahan positif bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya.

harus menjadi guru yang mampu berinovasi jadi kita itu tidak tidak boleh menelan mentah apa yang kiat dapatkan terus kita berikan kepada murid. Kita itu harus mempunyai inovasi-inovasi untuk

(Anwar/25/05/2012)

Informan berinovasi lebih banyak dengan pengembangan media. Di prodi Pendidikan Geografi, mahasiswa lebih banyak dituntut untuk

penguasaan pengembangan media, baik peta konvensional, peta digital, macromedia flash, maupun power point. Hal inilah yang diaplikasikan informan saat PPL. (Catatan lapangan/25/05/2012)

FKIP menyediakan media bagi mahasiswa untuk mengembangkan

potensi dan kreativitasnya melalui Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM. PKM memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menciptakan inovasi-inovasi baik dalam pendidikan, kewirausahaan, dan lain sebagainya. Hal ini dimanfaatkan salah satunya oleh Titik, untuk menyalurkan ide- suatu karya lah, setidaknya dari universitas kan udah sosialisasinya tinggi, kalau

Informan mengikuti PKM sebanyak 3 kali, yakni tahun 2010 sebagai syarat perolehan beasiswa, kemudian tahun 2011 lolos, namun karena informan mengurusi banyak kegiatan di organisasi, sehingga lupa mengurus keperluan PKM, dan yang terakhir tahun 2012 tidak lolos. (Catatan lapangan/24/05/2012)

Meskipun belum ada PKM yang terealisasikan, namun inovasi dan

kreativitas informan telah ditunjukkan dengan keikutsertaannya tersebut.

Hal tersebut dibenarkan oleh informan lain. Yusuf yang merupakan

mahasiswa prodi PKn juga memanfaatkan PKM untuk menyalurkan ide-idenya, serta sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.

ketertarikan gitu lah, kemarin yang saya bikin sama temen saya itu PKMM, pengabdian masyarakat, itu sosialisasi undang-undang nomor 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, penelitian kemarin itu saya ngambilnya di Sukoharjo, ya karena mungkin ketidaktahuannya lebih banyak di Sukoharjo, di sana juga banyak kecelakaan gitu, jadi saya memilihnya di sana, gitu. Ya ada (Yusuf/15/06/2012)

9) Manajemen Emosi Seorang pendidik harus memiliki kecerdasan emosional. Hal ini

mengingat bahwa sebagai pendidik, dia dituntut untuk mampu mengelola dan mengorganisasi banyak orang, yaitu peserta didiknya. Peserta didik dengan berbagai kepribadian dan karakternya yang unik dan berbeda satu dengan yang lain, harus dikelola oleh pendidik yang sabar dengan manajemen emosi yang tinggi. Pengelolaan emosi diri yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula bagi pengelolaan peserta didiknya.

Menurut hasil observasi, Sari merupakan orang yang kurang bisa mengontrol emosi. Informan beberapa kali terlalu menggebu-gebu saat bercerita mengenai

permasalahan di organisasi, hal ini terkait dengan amanah yang dipegangnya sebagai seorang sekretaris umum. Namun, beberapa kali pula, informan marah-marah pada staf yang lain saat dia terlalu lelah dan banyak pikiran. Informan juga beberapa kali terlihat ngambek. (Catatan lapangan/01/05/2012)

Mengenai manajemen emosi, hal ini memang sangat personal bagi

para mahasiswa maupun dosen. Tidak jarang dosen pun belum mampu memanajemen emosinya, apalagi untuk mengajarkan cara pengendalian emosi para mahasiswa maupun dosen. Tidak jarang dosen pun belum mampu memanajemen emosinya, apalagi untuk mengajarkan cara pengendalian emosi

mengajarkan apa namanya, mereka tidak bisa mengendalikan emosi, hehehe.. ya memang kita terpulang ke karakter dari pendidiknya dulu. Dan nggak mungkin lah misalnya karakter kita itu suka marah misalnya, sedikit-sedikit emosinya naik, kalau kita nanti ngandani

(Syarif/13/12/12)

Berdasarkan observasi terhadap Yusuf, dia menunjukkan pembawaan yang tenang. Yusuf tidak pernah meluapkan emosinya baik senang maupun marah

secara meluap-luap. Dia tertawa sekali-kali saat bercanda dengan teman-temannya. Namun, dia tidak pernah terlalu marah meskipun menghadapi anggota organisasinya yang agak ngeyel. (Catatan lapangan/15/06/2012)

10) Religius Salah satu nilai karakter yang sangat penting yakni religius. Hal ini

terkait dengan bagaimana mahasiswa sebagai seorang makhluk membina hubungan vertikal dengan Tuhan. Selain harus membina hubungan baik dengan sesama manusia, yang ditunjukkan dengan nilai karakter bersahabat/komunikatif, mahasiswa tidak boleh melalaikan hakikat keberadaannya sebagai makhluk yang wajib melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan.

FKIP sebagai kampus yang memiliki ribuan mahasiswa yang sangat

multikultural, menganut beberapa keyakinan baik Islam, Katolik, Kristen, Hindu maupun Budha. Lingkungan jurusan P IPS yang merupakan bagian dari FKIP merupakan lingkungan yang sangat mendukung dalam pemenuhan kebutuhan rohani mahasiswa. Jurusan P IPS terletak dekat dengan tempat-tempat ibadah keagamaan, antara lain masjid Nurul Huda, gereja kampus, vihara, dan pura.

Untuk mendukung pembentukan mahasiswa yang memiliki

religiusitas, maka FKIP memfasilitasi salah satunya dengan diadakannya mata kuliah Pendidikan Agama di setiap program studi. Hal ini diarahkan sebagai religiusitas, maka FKIP memfasilitasi salah satunya dengan diadakannya mata kuliah Pendidikan Agama di setiap program studi. Hal ini diarahkan sebagai

Spiritualitas mahasiswa yang tinggi ditunjukkan salah satunya dengan

penampilan yang santun sesuai dengan ajaran agama, yakni mahasiswi muslim yang mengenakan jilbab. Kaum muslim baik perempuan maupun laki-laki wajib menutup aurat mereka. Jilbab merupakan kain penutup aurat yang dipakai oleh perempuan. Titik dan Esty merupakan mahasiswi muslim yang telah mengamalkan ajaran ini. Bukan berarti mahasiswi muslim yang tidak berjilbab tidak mempunyai nilai religius, akan tetapi hal ini sebagai penanda yang mungkin belum bisa diamalkan oleh mereka yang merasa belum mampu.

Esty mengalami perubahan penampilan sejak masuk kuliah tahun 2009 hingga saat ini. Pada semester 1-2, Esty belum menggunakan jilbab. Namun, mulai semester berikutnya hingga saat ini, dia sudah konsisten menggunakan jilbab baik di kampus, maupun luar kampus. (Catatan lapangan/25/05/2012)

Menurut pengamatan pada informan yang lain, Sari sering membawa mukena kemana pun dia pergi.

Saat di sekretariat UKM Taekwondo, dan waktu sudah menunjukkan waktu sholat, informan mengeluarkan mukena dan segera mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat. Dalam berbagai kegiatan pun, Sari sering membawa mukena untuk beribadah. (Catatan lapangan/01/05/2012)

Sedangkan dari informan yang lain, saya bisa melihat bahwa mereka

juga berusaha mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Wawancara yang saya lakukan dengan Pak Aryo dan Anwar yang kebetulan berlangsung sama- sama pada hari Jumat, keduanya berakhir sebelum waktu ibadah sholat Jumat. Informan di akhir wawancara menyampaikan bahwa mereka akan bersiap-siap untuk ibadah sholat Jumat.

Selain itu, spiritualitas yang tinggi dapat menjadi penyembuh bagi

penyakit-penyakit yang sekiranya sudah menjangkiti hampir semua mahasiswa, penyakit-penyakit yang sekiranya sudah menjangkiti hampir semua mahasiswa,

-lama juga anak-anak yang semakin ke sini ya, saya melihat ya anak- (Aryo/29/06/2012)

b. Penilaian dan Evaluasi

Sejauh ini, pendidikan karakter sudah berjalan kurang lebih 5 tahun di

FKIP. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Pak Syarif, saat ini nilai-nilai karakter yang diajarkan kepada mahasiswa FKIP sudah sampai pada tahap menjadi kebiasaan. Mahasiswa sudah merasa adanya kekurangan saat tidak menaati aturan dan tidak perlu diingatkan atas pelanggaran tersebut.

itu sebenarnya sudah sadar bahwa kalau mereka nggak pakai seragam mereka itu mesti akan nyingkir-nyingkir. Nah..artinya mereka kan woo..ini saya itu merasa ada sesuatu yang kurang, saya tidak mesti berpakaian seperti ini pada hari ini kan. Saya tidak perlu

Senada dengan hal tersebut, dalam melihat perilaku mahasiswa terkait

dengan pelaksanaan visi berkarakter kuat dan cerdas di lingkungan FKIP, Pak Aryo mengatakan bahwa pendidikan karakter saat ini sedang berjalan dalam proses di mana sudah ada perbaikan-perbaikan, baik individual maupun komunal.

-perbaikan, ada perbaikan baik secara apa, individual maupun secara komunal alhamdulillah saya lihat sudah ada perubahan yang signifikan, cuman karena perubahannya adalah perilaku, apa yang bisa, yang..yang kita amati hanya dari secara subyektif gitu, tidak langsung absolut kita lihat angkanya gitu, tapi saya melihat it

Informan sebagai ketua program studi Pendidikan Geografi juga

menambahkan bahwa hasil dari pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat secara instan, melainkan dapat dilihat dari prestasi-prestasi lulusan di masa yang menambahkan bahwa hasil dari pendidikan karakter tidak dapat langsung dilihat secara instan, melainkan dapat dilihat dari prestasi-prestasi lulusan di masa yang

kita bisa melihat setelah mereka lulus, iya kan, ternyata e..melihatnya itu juga bisa kita lihat pada saat mereka di MGMP, bagaimana peran

(Aryo/29/06/2012)

Pendidikan karakter tentunya bertujuan untuk memperbaiki serta

membentuk para mahasiswa untuk memiliki karakter tertentu yang diharapkan oleh FKIP. Sayangnya perubahan perilaku sebagai hasil proses pendidikan karakter belum dapat diukur dengan suatu parameter khusus secara pasti. Meski begitu, selama proses pembentukan karakter yang terjadi di FKIP, saat ini sudah mulai menunjukkan hasil.

kedisiplinannya bagaimana, kejujurannya bagaimana, kalau kami hanya menilainya bahwa sekarang ini di 2012 tampaknya memang kita sudah akan ini, bahwa pendidikan atau pembentukan karakter

Untuk menilai atau pun mengukur perubahan perilaku terkait dengan

pembelajaran karakter mahasiswa, begitu pula Pak Aryo mengungkapkan bahwa belum ada ukuran secara pasti untuk memberikan standar maupun kriteria sejauh

memang sangat sulit ya memberikan satu standar patokan, kriteria, mereka sudah berkarakter atau belum, tapi yang jelas perilakunya, dilihat (Aryo/29/06/2012)

Sedangkan Pak Ahmad menyampaikan bahwa ukuran penilaian

kepribadian belum ada secara pasti. Perubahan perilaku hanya bisa dilihat melalui pengamatan mengenai sejauh mana nilai-nilai karakter yang diharapkan FKIP memberi belum ya, belum dilakukan. Yo paling sebagai hasil pengamatan saja bagaimana

Selanjutnya, menurut bu Dini, bahwa parameter keberhasilan dari

penerapan pendidikan karakter ialah bilamana mahasiswa telah mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan yang FKIP harapkan, antara lain mahasiswa sudah berpenampilan secara santun, berbicara dengan baik, serta berperilaku jujur.

ya sudah sesuai dengan apa yang di kita inginkan, misalnya gini..mahasiswa nggak nyontekan, mahasiswa udah berpenampilan santun, mahasiswa udah berbicara dengan baik di

(Dini/28/06/2012)

Namun sayangnya, parameter ini terbatas pada hal-hal yang hanya

nampak dari luar saja, seperti cara bicara, perilaku, sopan santun serta berbagai produk yang mereka hasilkan dalam perkuliahan. Parameter keberhasilan ini belum mampu melihat hal-

yang nampak di luar kan dari

fisikly kan dari lihat sopan santun, perilaku, kemudian ada produk mereka di

Sedangkan secara sistem, pendidikan karakter di FKIP ternyata belum

ditopang dengan sistem evaluasi yang jelas. Pak Faizal selaku pimpinan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menyampaikan bahwa belum ada sistem evaluasi periodik bagi penilaian pendidikan karakter, namun sejauh mana pendidikan karakter sudah berjalan dapat dilihat melalui beberapa penelitian yang dilakukan

(Faizal/20/12/12). Sesuai dengan pendapat tersebut, menunjukkan bahwa belum ada

parameter atau ukuran secara pasti untuk menilai apakah nilai-nilai karakter yang disusun sebagai penjabaran visi FKIP sudah tercapai atau belum. Hal ini menyebabkan mahasiswa belum mempunyai patokan atau pedoman atas perilaku yang harus dilakukan dalam mengaplikasikan nilai-nilai karakter tersebut. Meski begitu, perilaku mahasiswa diharapkan dapat mengarah pada perubahan menuju sikap dan kepribadian layaknya calon pendidik.

Meskipun menemui beberapa hambatan baik dari pihak mahasiswa

maupun dosen, namun secara prinsip, tidak ada hambatan berarti dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS

Hambatannya antaranya itu. ada sebagian kecil dosen, sangat kecil yang ju ga tidak sepakat. Iya ada 1- (Faizal/20/12/12). Proses pendidikan karakter yang memang baru berjalan sekitar

5 tahun ini, masih berusaha menempatkan diri dalam situasi fisik dan sosial FKIP. Namun, hal ini diakui Pak Faizal, baik sistem maupun lingkungan telah mengalami kemajuan ke tahap-

Secara keseluruhan, baik sistem maupun lingkungan fisik dan sosial

sudah cukup mendukung dalam proses pendidikan karakter. Meskipun hal ini diakui Pak Syarif belum sepenuhnya, namun 90 % komponen sudah siap untuk pembentukan mahasiswa yang berkarakter kuat dan cerdas.

sudah mendukung, karena seperti saya contohkan, itu kan termasuk di sini bagaimana tanggapan..ya itu kan termasuk lingkungan, bagaimana pergaulan anak-anak FKIP dengan fakultas yang lain, itu kan termasuk salah satu faktor juga di lingkungan FKIP, saya kira sudah cukup

Mahasiswa yang ternyata belum mampu sepenuhnya mengaplikasikan

nilai-nilai karakter yang diharapkan untuk mencapai berkarakter kuat dan cerdas karena beberapa sebab, antara lain kurang paham atas makna berkarakter kuat dan cerdas, belum adanya kesadaran pribadi, kurang adanya sosialisasi lanjut terkait dengan program maupun kebijakan, sikap konservatif warga kampus yang mempertahankan tradisi lama, belum adanya contoh yang bisa dijadikan teladan, serta pengaruh lingkungan fisik dan sosial.

Konsep pendidikan karakter bukan berarti harus menambahkan satu

mata kuliah khusus mengenai pendidikan karakter, melainkan harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap mata kuliah yang diajarkan dalam kurikulum FKIP UNS. Bukan hanya itu, nilai-nilai karakter juga harus mata kuliah khusus mengenai pendidikan karakter, melainkan harus mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam setiap mata kuliah yang diajarkan dalam kurikulum FKIP UNS. Bukan hanya itu, nilai-nilai karakter juga harus

Mahasiswa sebagai salah satu sasaran pencapaian visi berkarakter kuat

dan cerdas, mengalami perubahan perilaku dari sejak pertama memasuki proses pembelajaran di FKIP hingga saat ini. Namun perubahan ini tidak dapat diukur dengan parameter angka secara pasti, melainkan menggunakan indikator-indikator kompetensi yang kemudian dicerminkan dengan perilaku nyata mahasiswa. Sejauh mana perubahan yang terjadi sebagai dampak penerapan pendidikan karakter di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tidak dapat dilihat hasilnya secara instan, melainkan sebagai proses yang terus menerus, kontinyu, dan berkesinambungan. Kehidupan kampus yang berjalan saat ini merupakan bagian dari proses untuk menuju/mencapai visi berkarakter kuat dan cerdas.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN EKTOPIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 1 56

PENGARUH BENTUK PENAMPANG RUNNER TERHADAP CACAT POROSITAS DAN NILAI KEKERASAN PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

0 0 37

PERBANDINGAN KEADAAN SATURASI OKSIGEN PADA INHALASI HALOTAN DAN ISOFLURAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 46

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum,Wight) TERHADAP WAKTU KEMATIAN Ascaris suum, Goeze In Vitro SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 52

SKRIPSI PEMANFAATAN BAKTERIOFAGE SEBAGAI AGEN PENGENDALIAN HAYATI BUSUK HITAM PADA KUBIS Ibnati Barroroh H 0708110

0 1 42

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL KEPALA KELUARGA DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 1 81

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI DI INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE SAMODRA KOTA SURAKARTA SKRIPSI Program Studi Agribisnis

0 5 112

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XII SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 37

Studi Perkembangan Prestasi Olahraga Pada Npc (National Paralympic Committee) Indonesia Tahun 2008-2012

0 0 128

SKRIPSI KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA ANGGREK ALAM JAWA TIMUR DAN JAWA BARAT DIAN PURNAMASARI H 0708166

1 4 79