38 Visi dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah masyarakat yang berdaya mampu
menjalin sinergi dengan pemerintah daerah serta kelompok peduli masyarakat setempat dalam rangka menanggulangi kemiskinan dengan efektif, mandiri, dan
berkelanjutan. Sedangkan misi PNPM Mandiri Perkotaan adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat miskin, untuk menjalin kerjasama
sinergis dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli lokal dalam upaya penanggulangan kemiskinan, melalui pengembangan kapasitas, penyediaan sumber
daya, dan melembagakan budaya kemitraan antara pelaku pembangunan.
2.5.2 Dasar Hukum
Sebagai salah satu Program Inti dari PNPM Mandiri, maka dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah merujuk kepada Dasar Hukum PNPM
Mandiri, sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri, Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, 2010: 10
2.5.3 Tujuan PNPM
Tujuan umum PNPM yang telah ditetapkan di Pedoman Umum PNPM yaitu” Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara
mandiri”. Dengan demikian secara khusus tujuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah “ Masyarakat di kelurahan peserta program menikmati perbaikan sosial ekonomi dan
tata kepemerintahan lokal” Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, 2010: 8
Universitas Sumatera Utara
39
2.5.4 Sasaran PNPM
Sasaran dari PNPM adalah : 1.
Terbangunnya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang dipercaya, aspiratif, representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan
berkembangnya partisipasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan pemukiman yang sehat
2. Tersedianya Perencanaan Jangka Menengah PJM Pronangkis sebagai wadah
untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat
dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, serasi, dan berkelanjutan.
3. Terbangunnya forum BKM tingkat kecamatan dan kotakabupaten untuk
mengawal terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah. 4.
Terwujudnya kontribusi pendanaan dari Pemerintah Kota Kabupaten dalam PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.
2.5.5 Prinsip PNPM
Secara umum prinsip, PNPM Mandiri Perkotaan menganut dengan apa yang sudah ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri yaitu :
1. Bertumpu pada pembangunan manusia.
2. Berorientasi pada masyarakat miskin.
3. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan
keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
40 4.
Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan
pembangunan secara swakelola. 5.
Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat sesuai
dengan kapasitasnya. 6.
Kesetaraan dan Keadilan Gender. 7.
Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembagunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan
masyarakat miskin. 8.
Tranparansi dan akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga
pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan
kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber daya yang terbatas.
10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalan penanggulangan
kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.
11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan
kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini tetapi juga di masa depan.
Universitas Sumatera Utara
41 12.
Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola oleh
masyarakat.
2.6 Pembangunan Sosial