beberapa indera sehingga dapat diingat dalam jangka waktu yang lama.
c. Teori Kognitif Piaget
“Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik” Slavin, 2008 .Kognitif seseorang
berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya. Menurut Piaget bahwa
“perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : 1 sensory motor; 2 pre operational; 3 concrete operational dan 4 formal operational “. Teori
Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda.
Tahap formal-operasional mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun saat pubertas dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Pada periode ini seorang remaja
telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu 1 kapasitas menggunakan
hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang
dia respons 2 kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
“Perkembangan kognitif didasarkan pada dua fungsi, yaitu organisasi dan adaptasi” Ratna Wilis Dahar, 1989:11. Adaptasi dilakukan melalui proses asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam
skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa
masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya . Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat
adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Adaptasi
merupakan kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi, dan inilah yang diterapkan dalam belajar di kelas. Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem
kognitif seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya
Implikasi dalam penelitian ini yaitu siswa tingkat SMA yang merupakan tahap formal operasional semestinya sudah mempunyai kemampuan untuk berpikir
abstrak , menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. tetapi sebagian siswa kemampuan-kemampuan tersebut kurang begitu bagus
sehingga siswa tersebut mengalami kegagalan belajar. Pembelajaran remedi dengan animasi dan modul diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat memahamai
konsep-konsep yang abstrak menjadi lebih realistis.
3. Belajar Tuntas