cenderung dan seyogyanya dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. sebaliknya, siswa yang memiliki potensi yang rendah cenderung untuk memperoleh
prestasi belajar yang rendah pula. Dengan membandingkan antara potensi dengan prestasi belajar yang dicapainya kita dapat memperkirakan sampai sejauhmana dapat
merealisasikan potensi yang dimikinya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila prestasi yang dicapainya tidak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya Prestasi belajar kimia merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar kimia dalam selang waktu tertentu. Prestasi juga dapat diartikan sebagai suatu tingkat keberhasilan yang dicapai pada
akhir suatu kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Jadi prestasi belajar kimia dapat diartikan sebagai suatu hasil belajar mengajar pada bidang studi kimia Lebih
khusus, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah disusun sebelumnya setelah kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan. Prestasi biasanya ditunjukkan dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil pemberian tes prestasi belajar sebagai evaluasi dari kegiatan belajar mengajar
tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes yang terstandar sebagai
pengukuran keberhasilan belajar seseorang. Berdasarkan hal tersebut, maka hasil yang berupa kecakapan nyata dapat diukur dengan menggunakan tes prestasi belajar
7. Kesulitan Belajar
“Kesulitan belajar adalah hal-hal yang dapat menimbulkan masalah-
masalah yang menjadi hambatan dalam memperoleh keberhasilan belajar “Maghfira Wijayanti, 2007. Menurut Suwatno 2008 Kesulitan belajar dapat diartikan suatu
kondisi dalam suatu prosesbelajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Kesulitan belajar menurut definisi ini menyangkut
kesulitan- kesulitan yang dialami siswa untuk mencapai tujuan pengajaran yang diberikan, dalam waktu yang sesuai dengan siswa yang memilk kecakapan rata –
rata. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar peserta didik akan
menghadapi hambatan-hambatan yang dapat menyebabkan kesulitan belajar. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mencapai keberhasilan
belajarnya. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa mengalami kesulitan. Siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar,
ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut Abin Syamsudin 2003 bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar
apabila: 1 Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi mastery level minimal dalam
pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru criterion reference. 2 Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran
tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. 3 Tidak berhasil tingkat penguasaan materi mastery level yang diperlukan sebagai prasyarat bagi
kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang immature, sehingga harus menjadi pengulang
repeater.
Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain : 1 Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang
dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya. 2 Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang
sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah. 3 Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-
kawannya dari waktu yang disediakan. 4 Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5 Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas,
tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya. 6 Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau
menyesal, dan sebagainya. Kesulitan belajar yang dialami peserta didik dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yang bisa bersumber dari individu itu sendiri, faktor lingkungan, dan kemampuan kognitifnya, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar
yang dicapainya berada di bawah semestinya. Prestasi yang rendah dan tidak sesuai dengan harapan, bukan berarti anak memiliki kemampuan yang rendah atau taraf
inteligensi yang rendah. Karena tidak semua siswa yang berprestasi rendah merupakan anak yang berinteligensi rendah. Oleh karena itu perlunya untuk
mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga bisa mengetahui sumber
kesulitannya dan tingkat kesulitannya . Sasaran utama test diagnostic adalah menemukan kesalahan-kesalahan
konsep dan kesalahan-kesalahan proses belajar yang terjadi pada siswa. Jika jenis
dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru, pemberian
bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru itu sendiri remedi . Namun jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam maka
selayaknya tugas guru sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten referral atau alih tangan kasus.
8. Penyajian Materi Ajar Kesetimbangan Kimia