Teori Pemrosesan Informasi Gagne

terjadi belajar hafalan. Belajar tidak hanya sebagai proses menghafal saja tetapi lebih pada memberi manfaat bermakna pada siswa. . Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi baru masuk ke dalam struktur kognitif itu; demikian pula sifat proses interaksi yang terjadi. Jika struktur kognitif itu stabil, dan diatur dengan baik, maka arti-arti yang sahih dan jelas atau tidak meragukan akan timbul dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya jika struktur kognitif itu tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur, maka struktur kognitif itu cenderung menghambat belajar dan retensi. Oleh karena itu berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung struktur kognitif yang ada, kesiapan dan niat anak didik serta kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Implikasi pada pembelajaran remedi dalam penelitian ini , pada awal pembelajaran guru perlu mengingatkan materi pelajaran yang telah diajarkan . Guru dalam menyajikan materi pelajaran dapat menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam pengetahuan awal siswa.

b. Teori Pemrosesan Informasi Gagne

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Menurut Gagne Dimyati, Mudjiono, 2006 bahwa dalam “pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar “. Teori ini menjelaskan “bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama” Slavin, 2008 : 175. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, Slavin, 2008: 176. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. “Tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, 1 motivasi; 2 pemahaman; 3 pemerolehan; 4 penyimpanan; 5 ingatan kembali; 6 generalisasi; 7 perlakuan dan 8 umpan balik ” Ratna Wilis Dahar, 1989:141 Implikasi dalam penelitian ini adalah penggunaan animasi dan modul sebagai media pembelajaran remedi akan membantu siswa dalam penerimaan informasi yang akan memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera sehingga dapat diingat dalam jangka waktu yang lama.

c. Teori Kognitif Piaget