commit to user
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perubahan iklim global
Perubahan iklim global adalah perubahan jangka panjang pada pola dari keadaan cuaca rata-rata bumi secara keseluruhan karena peningkatan jumlah
karbon dioksida CO
2
dan Metana CH
4
di atmosfer. Perubahan iklim memperlihatkan variasi abnormal dari iklim bumi yang selanjutnya
mempengaruhi bagian lain bumi terutama curah hujan dan suhu udara. Untuk wilayah Asia Tenggara, terjadi kenaikan suhu sekitar 2,5 - 4 ºC dengan kisaran 2-
6 ºC dan curah hujan yang lebih banyak Sulistyowati, 2006. Perubahan iklim telah menyebabkan fluktuasi curah hujan yang tinggi
Armi Susandi, 2008 dan mengubah pola distribusi hujan yang cenderung menjadikan daerah yang basah semakin basah, dan daerah yang kering semakin
kering. Di negara dengan empat musim, siklus musim seasonal cycle telah terpengaruh oleh perubahan iklim yang ditandai dengan meningkatnya intensitas
hujan pada musim dingin, berkurangnya hujan di musim panas, dan peningkatan suhu Susan Steele-Dunne, dkk, 2008. UNDP-Indonesia 2007 dan WWF-
Indonesia 2007 menjelaskan bahwa di Indonesia ada kecenderungan untuk dapat
mengalami musim kemarau yang lebih panjang dan musim hujan yang lebih pendek tetapi dengan curah yang berubah secara drastis pada pola distribusinya
. Hujan rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan sebesar 7, dikarenakan
meningkatnya intensitas hujan pada bulan Oktober sampai Maret dan menurunnya intensitas hujan selama Juli sampai September. Peningkatan jumlah terjadinya
hujan dengan intensitas yang melampaui hujan maksimum sebesar 0.1 dari seluruh hari hujan dengan rata-rata peningkatan kedalaman hujan 7 Hans
Thodsen, 2007.
2.2. Peningkatan Debit Aliran Permukaan Runoff
Peningkatan jumlah hujan memberikan pengaruh yang signifikan pada peningkatan debit aliran permukaan Pao-Shan Yu,dkk., 2002. Aliran permukaan
commit to user
memberi kontribusi besar pada peningkatan debit aliran sungai. Akibat peningkatan intensitas hujan antara bulan Oktober sampai Maret, debit Sungai
Danish di Denmark meningkat rata-rata sebesar 12. Analisis pada hujan maksimum dan debit sungai secara menyeluruh menunjukaan bahwa peristiwa
debit maksimum cenderung meningkat. Peningkatan peristiwa terlampauinya debit maksimum sebesar 0.1 dengan debit yang meningkat mendekati 15
Hans Thodsen, 2007. Aliran permukaan runoff yang meningkat berbanding terbalik dengan
menurunnya kapasitas tampungan sehingga menyebabkan peluang terjadinya banjir meningkat. Menurut Mudiyarso 1994, pada beberapa daerah aliran sungai
DAS di Indonesia keberadaan air permukaan diperkirakan akan meningkat. Di DAS Citarum, Jawa Barat, peningkatan tersebut mencapai 32, di DAS Brantas
Jawa Timur, peningkatan mencapai 34, dan di DAS Saadang, Sulawesi Selatan, meningkat sebesar 132 http:climatechange.menlh.go.id- Climate Change–
Indonesia, 3 Mei 2009. Kerusakan DAS, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, juga menyempitnya sungai membuat kelebihan air tidak dapat
ditampung oleh alur sungai sehingga mengakibatkan banjir.
2.3. Perubahan Penutup Lahan land coverage