commit to user
dimana pembagian penggunaan lahannya terkoordinasi dengan baik yang menciptakan keseimbangan pemanfaatan lahan sehingga tidak terjadi konflik
kepentingan antar kawasan. Penerapan manajemen kota yang didukung oleh infrastruktur yang baik serta ketegasan dalam penegakan undang-undang akan
menghasilkan tata wilayah yang optimal. Dalam UU No.26 tahun 2007 pasal 29 diatur bahwa “Proporsi ruang terbuka
hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 tiga puluh persen dari luas wilayah kota. Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 dua
puluh persen dari luas wilayah kota”. Dan pada pasal 35 disebutkan bahwa “Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi”. Dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan peningkatan curah hujan,
konsistensi penerapan zonasi dalam suatu wilayah diperlukan untuk menjaga daerah tangkapan sehingga kapasitas tampungan yang ada masih mampu
menampung peningkatan jumlah aliran permukaan. Contohnya adalah simulasi model Agricultural Non Point Source Pollution AGNPS dengan meningkatkan
luas hutan pada luas sub DAS Cilalawi, Cikao dan Ciherang, dapat menurunkan aliran permukaan, peak runoff rate, erosi
permukaan dan sedimen balitklimat.litbang.deptan.go.id,2003. Penerapan Integrated Watershed
Management IWSM di Tigray, Ethiopia. IWSM menunjukkan bahwa dengan penerapan manajemen yang tepat dan terintergrasi, kelestarian daerah tangkapan
bisa terjaga. Berkurangnya erosi tanah, meningkatnya kelembaban tanah, dan berkurangnya sedimentasi serta pengurangan jumlah aliran permukaan Fikir
Alemayehu, dkk,. 2009.
2.6. Pemodelan hidrologi
Model hidrologi adalah sebuah sajian sederhana dari sebuah sistem hidrologi yang kompleks Sri Harto, 1993. Dooge 1968, Clarke 1973, Nemec
1973 membagi model ke dalam tiga kategori, antara lain: a. Model Fisik yaitu model yang dibuat dengan skala tertentu untuk menirukan
prototipnya.
commit to user
b. Model analog yaitu model yang menggunakan rangaian resistor-kapasitor untuk menyelesaikan persamaan hidrologi.
c. Model matematik yaitu model yang menyajikan sistem dalam rangkaian persamaan yang menghubungkan antara variabel dan parameter.
Pesatnya perkembangan komputer membuat model matematik lebih banyak digunakan karena lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Pada model matematik,
variabel dan parameter merupakan hasil estimasi dari kondisi sebenarnya sehingga sering terjadi nilai keluaran model berbeda dengan hasil pencatatan lapangan.
Untuk meminimalisir perbedaan error yang terjadi, dilakukan kalibrasi untuk mendekatkan nilai keluaran model dengan hasil pencatatan lapangan Mamok
Suprapto, 2008. Kalibrasi dilakukan dengan mengubah nilai parameter yang diestimasi dengan cara coba-coba sampai diperoleh nilai error yang paling kecil.
Penentuan parameter yang diubah didasarkan pada analisis sensitivitas parameter yang memiliki pengaruh dominan terhadap hasil model.
Setelah diperoleh nilai keluaran model dengan nilai error yang paling kecil, maka model yang dibuat dianggap mewakili keadaan sebenarnya sehingga nilai
keluaran model dapat dipakai sebagai dasar perencanaan.
2.7. Model Pengelolaan Aliran Rendah MPAR
Model Pengelolaan Aliran Rendah MPAR adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh Dr. Ir. Mamok Soeprapto, M.Eng yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis hujan aliran dan irigasi. Pada penelitian ini, dipakai program MPAR untuk perhitungan analisis hujan-aliran. MPAR merupakan model semi
teragih semi distributed yang memungkinkan semua proses transformasi hujan- aliran dihitung secara detail sehingga hasil model mendekati keadaan di lapangan.
Data yang dibutuhkan untuk analisis hujan-aliran adalah data hujan harian dan data debit harian. Keluaran dari model MPAR hujan-aliran adalah debit
model yang akan dikomparasikan dengan debit hasil observasi. Dengan menetapkan batasan kesalahan, koefisien Boussinesq dan koefisien Manning
ditetapkan dengan cara coba-coba hingga memenuhi batasan yang ditetapkan.
commit to user
10
BAB III DASAR TEORI