Trasformasi peta dasar menjadi peta grid Input parameter DAS Input parameter tiap grid Input data hujan

commit to user 1. Stasiun Ngadirojo 125F. 2. Stasiun Girimarto PP 125B. 3. Stasiun Bulukerto 130A letak sta. Bulukerto dianggap ada ditengah kecamatan Bulukerto. 4. Stasiun Jatisrono 131. 5. Stasiun Jatiroto 130B. Perhitungan lengkap jaringan Kagan dapat dilihat pada lampiran 2.

5.3. Pembuatan Model Sub-DAS Keduang

5.3.1. Trasformasi peta dasar menjadi peta grid

Untuk pemodelan menggunakan perangkat lunak MPAR sub-DAS Keduang dibagi dalam bentuk grid-grid dengan ukuran 1 x 1 km. Tiap grid memiliki parameter janis tanah, jenis penutup lahan dan kemiringan lahan. Bentuk transformasi peta dasar menjadi peta grid ditunjukkan dalam Gambar 5.2 dan Gambar 5.3. Gambar 5.2 Peta dasar sub-DAS Keduang commit to user Gambar 5.3 Peta grid sub-DAS Keduang

5.3.2. Input parameter DAS

Parameter yang dimasukkan ke dalam program nomor A0 dari MPAR adalah koordinat stasiun hujan hasil uji Kagan dan parameter sungai. Data lengkap mengenai input parameter DAS dapat dilihat pada Lampiran 2.

5.3.3. Input parameter tiap grid

Untuk program nomor A1 dari MPAR, dimasukkan data yang berisi urutan grid dari hulu ke hilir, koordinat titik berat grid, serta parameter grid sesuai Tabel 4.2. Jarak lateral, lebar sungai serta kemiringan sungai dimasukkan sesuai dengan format yang disediakan oleh MPAR. commit to user

5.3.4. Input data hujan

Data hujan diminta pada program nomor A3 dari MPAR. Pada kajian ini data yang dimasukkan adalah data hujan harian tahun 2005-2006 dari stasiun hujan yang masuk kriteria uji Kagan. Hujan dari masing-masing stasiun hujan dapat dilihat pada Gambar 5.4 sampai 5.8. Data hujan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambar 5.4 Hujan Girimarto PP 125B Gambar 5.5 Hujan Ngadirojo 125F commit to user Gambar 5.6 Hujan Jatisrono 131 Gambar 5.7 Hujan Jatiroto 130C commit to user Gambar 5.8 Hujan Bulukerto 130A Hujan tahun 2005-2006 pada stasiun Ngadirojo 125F, stasiun Girimarto PP 125B, stasiun Jatisrono 131, stasiun Jatiroto 130B memiliki pola yang hampir sama. Pada stasiun Girimarto PP 125B, kejadian hujan banyak terjadi pada bulan November-Maret dengan intensitas hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2005. Pada bulan April-Oktober 2005 sesekali terjadi hujan, namun pada April- November 2006 tidak terjadi hujan. Stasiun Ngadirojo 125F, Jatisrono 131, dan Jatiroto 130B memiliki pola yang hampir sama dengan stasiun Girimarto PP 125B, namun pada November-Desember 2006 terdapat banyak kejadian hujan. Pada stasiun Bulukerto 130A selama tahun 2005-2006 tidak terdapat kejadian hujan.

5.3.5. Input data debit