Keterangan: [F maksimum]
= beban maksimum yang dibutuhkan untuk menarik contoh kulit sampai sobek
[t] = tebal contoh kulit
Digunting
F 2 cm
8 cm A B
E X D
C
Gambar 7. Contoh cuplikan untuk uji kuat sobek
3.4. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL, yang terdiri dari satu faktor dan tiga taraf dengan lima kali ulangan. Kemudian data yang
diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam. Dari hasil yang diperoleh apabila menunjukan adanya pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan
uji lanjut Duncan. Rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yij = µ + τ
i
+ ε
ij
Keterangan: Y
ij
= Hasil mutu ke j dengan konsentrasi mimosa ke i µ
= Pengaruh rata-rata dari konsentrasi mimosa τ
i
= Pengaruh
konsentrasi mimosa
ke i ε
ij
= Galat percobaan karena konsentrasi mimosa ke i dan ulangan ke j i
= Variasi konsentrasi mimosa 5, 10 dan 15 j
= Ulangan 1, 2 dan 3
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifat Fisik
Sifat fisik kulit samak merupakan sifat yang sangat mempengaruhi penggunaan kulit samak pada suatu produk. Kualitas fisik kulit samak yang baik
akan meningkatkan kualitas produk. Sifat fisik yang sangat dominan dalam menentukan kualitas suatu produk kulit samak adalah kekuatan tarik, kekuatan
regang kemuluran dan juga kekuatan sobek. Secara umum, penggunaan kulit jadi membutuhkan kulit yang mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan sobek yang
tinggi di atas standar sedangkan kekuatan regang
yang rendah
di bawah standar. Sifat fisik kulit samak sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kualitas bahan mentah kulit, pengawetan kulit, proses pengapuran, buang
kapur, pengikisan protein, penyamakan maupun peminyakan, juga pada tahap penyelesaian seperti peregangan, pelembaban dan pementangan. Berdasarkan
kulit tersamak yang dihasilkan, dapat dilihat secara umum bahwa kulit dengan perlakuan penambahan mimosa 5 lebih lenturlemas dibandingkan kulit dengan
penambahan mimosa 10 dan 15.
4.2. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah besarnya gaya maksimal yang diperlukan untuk menarik kulit sampai putus, dinyatakan dalam kgcm
2
dan Newtoncm
2
. Kekuatan tarik merupakan salah satu parameter penting yang menjadi patokan terhadap
kualitas dari kulit tersamak, karena dapat menggambarkan kuatnya ikatan antara serat kolagen penyusun kulit dengan zat penyamak. Proses penyamakan yang baik
akan menghasilkan kulit dengan kekuatan tarik yang tinggi. Kekuatan tarik dalam aplikasinya sangat penting terutama pada industri barang dari kulit. Kekuatan tarik
kulit yang kurang dari persyaratan akan menyebabkan kulit mudah pecah atau retak.
Berdasarkan hasil pengukuran kekuatan tarik kulit tuna tersamak Gambar 8 dapat dilihat bahwa kekuatan tarik rata-rata terendah berada pada
perlakuan dengan penambahan mimosa 5 dengan nilai 223,56 kgcm
2
, sedangkan kekuatan tarik rata-rata tertinggi berada pada perlakuan dengan
penambahan mimosa 15 dengan nilai 372,09 kgcm
2
. Hal ini menunjukan