Kekuatan Tarik BSN 1990 Kekuatan Regang BSN 1990 Kekuatan Sobek BSN 1990

9. Pementangan Kulit dipentang pada papan triplek yang permukaannya licin, kemudian kulit diangin-anginkan sampai kering. 10. Pelembaban Setelah kulit betul-betul kering kemudian kulit dapat dilembabkan dengan cara dicelupkan ke dalam air bersih selama 10 menit, kemudian ditumpuk selama 1 malam. 11. Pementangan kembali Kulit dipentang kembali pada papan triplek dengan cara dipaku pada bagian sudut-sudut kulit, hal ini dimaksudkan agar kulit tidak mengalami pengkerutan setelah kering nanti. 12. Penyeterikaan Permukaan kulit diseterika dengan panas seterika 70 - 80 o C.

3.4. Analisis Produk

Analisis yang akan dilakukan terhadap kulit tuna tersamak meliputi analisis kekuatan tarik, kekuatan regang kemuluran dan kekuatan sobek.

3.4.1. Kekuatan Tarik BSN 1990

a Pengujian dilakukan dengan mesin penarik tensile strength merk ZwickRoell. Berdasarkan SNI 06 - 1795 - 1990, uji kekuatan tarik dilakukan dengan membuat cuplikan dengan ukuran 11 × 3 cm dan dibentuk sesuai Gambar 4. Untuk pengujian ini kulit dipotong dengan alat pemotong cutter. Kulit diukur ketebalannya di tiga tempat sepanjang Lo dan dari tiga ketebalan tersebut diambil ukuran ketebalan terkecil. Kemudian diukur lebar kulit di sepanjang wilayah Lo, diukur tiga bagian lebar dan diambil ukuran lebar yang terkecil. Pengukuran dilakukan dengan ketelitian 0,01 mm. Setelah itu cuplikan siap untuk diuji dan dipasang pada penjepit. Kemudian mesin dijalankan dan penarikan dilakukan sampai kulit putus. Keterangan: [F maksimum] = beban maksimum yang dibutuhkan untuk menarik contoh kulit sampai putus. [t] = tebal contoh kulit. [w] = lebar contoh kulit. t w = 1 cm 3 cm 5 cm 11 cm Gambar 4. Contoh cuplikan untuk uji kuat tarik

3.4.2. Kekuatan Regang BSN 1990

a Berdasarkan SNI 06 - 1795 - 1990, kekuatan regang diperoleh melalui perhitungan antara selisih panjang cuplikan akhir dan panjang cuplikan awal dibagi dengan panjang cuplikan awal, dan kemudian dinyatakan dalam persen. Contoh cuplikan uji kekuatan regang dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Keterangan: [Li] = panjang contoh kulit setelah kulit ditarik sampai putus [Lo] = panjang contoh kulit mula-mula pada jarak antara 2 penjepit Lo = 5 cm Gambar 5. Contoh cuplikan sebelum dilakukan uji tarik. Li = ? Gambar 6. Contoh cuplikan setelah dilakukan uji tarik.

3.4.3. Kekuatan Sobek BSN 1990

b . Berdasarkan SNI 06 - 1794 - 1990 pengujian terhadap kekuatan sobek dapat dilakukan dalam tiga model cuplikan, yakni model lidah, model celah dan model lapisan kulit. Model yang dipakai untuk uji ini yaitu model lidah. Untuk pengujian ini kulit dipotong dengan ukuran 10 × 2 cm Gambar 7. Kemudian dibuat lubang “X” dengan diameter 0,2 cm yang berjarak 2 cm dari E ke X. Kemudian buat irisan dari lubang X memanjang ke F sehingga cuplikan teriris dan berbentuk potongan lidah. Kemudian ukur tebal di bagian yang akan tersobek, yakni disekitar titik X. Setelah itu dua bagian lidah yang terbentuk dipasang pada penjepit mesin tarik. Mesin dijalankan sehingga kulit tersobek sempurna. Besar kekuatan sobek dipengaruhi oleh gaya yang diberikan untuk menarik cuplikan dan juga tebal cuplikan. Perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut: Keterangan: [F maksimum] = beban maksimum yang dibutuhkan untuk menarik contoh kulit sampai sobek [t] = tebal contoh kulit Digunting F 2 cm 8 cm A B E X D C Gambar 7. Contoh cuplikan untuk uji kuat sobek

3.4. Analisis Data