Kulit Ikan Kulit Tersamak

2.4. Kulit Ikan

Kulit ikan sama seperti vertebrata yang lain, terdiri dari dua jaringan, yaitu: bagian luar yang disebut epidermis dan bagian dalam yang disebut dermis corium. Pada spesies lain elasmobranchii, salmon dan lain sebagainya integumennya cukup kuat sehingga bermanfaat dalam pembuatan kulit samak Oosten 1969. Kulit ikan mengandung air 69,6 , protein 26,9 , abu 2,5 dan lemak 0,7 Oosten 1969. Konstituen dari kulit ikan secara kimiawi dapat dibagi atas dua golongan yaitu konstituen non protein dan konstituen protein. Konstituen non protein yang penting adalah lipid, karbohidrat, mineral, enzim dan vitamin Judoamidjojo 1974. Berdasarkan SNI 6 - 6121 - 1999 syarat mutu kulit ikan pari yang diklasifikasikan dalam tiga kelas meliputi; tebal minimal 1 mm; suhu pengerutan minimal 70 o C; kekuatan tarik minimal 2000 N; kekuatan sobek minimal 300 N; kadar air maksimal 20; kadar minyaklemak maksimal 12 ; keadaan kulit liat, lemas, tidak keriput; manik-manik kuat, warna rata BSN 1999.

2.5. Kulit Tersamak

Kulit tersamak adalah kulit hewan yang dikerjakan sedemikian rupa sehingga lebih permanen, tahan terhadap dekomposisi bila basah dan bersifat lemas bila kering. Melalui penyamakan kulit hewan yang mudah busuk dapat menjadi tahan terhadap serangan mikroorganisme Judoamidjojo 1981. Salah satu sifat fisik kulit tersamak yang sangat penting adalah kekuatan tarik. Adapun definisi dari kekuatan tarik adalah beban maksimum per satuan luas yang dibutuhkan untuk menarik cuplikan contoh uji sampai putus dan dinyatakan dalam kgcm 2 . Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik kulit tersamak diantaranya ketebalan, struktur kulit, penanganan sewaktu masih hidup dan penanganan setelah pengulitan Anonymous 1989. Kulit yang disamak dengan bahan penyamak krom akan mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan kulit yang disamak dengan bahan penyamak nabati, antara lain: kulit tersamak akan lebih lemas, tahan terhadap panas yang tinggi, kekuatan tariknya lebih tinggi dan hasilnya akan lebih baik bila dilakukan pengecatan. Komponen yang memegang peranan penting adalah elastin karena merupakan bahan dasar pembuatan kulit samak Judoamidjojo 1979. Karena sifat tersebut diatas, maka kulit tersamak dengan krom lebih cocok untuk dijadikan kulit atasan sepatu, baju, sarung tangan, tas, koper dan lain-lain Purnomo 1992. 2.6. Penyamakan Tanning Penyamakan adalah seni atau teknik dalam mengubah kulit mentah menjadi kulit samak. Penyamakan juga memiliki pengertian sebagai suatu rentetan pengerjaan pada kulit dengan zat-zat atau bahan-bahan penyamak sehingga kulit yang semula labil terhadap pengaruh kimia, fisik dan biologis menjadi stabil pada tingkat tertentu Judoamidjojo 1974. Prinsip dari proses penyamakan menurut Judoamidjojo 1981 adalah sebagai berikut: a Pembuangan bagian-bagian yang tidak dikehendaki, misalnya epidermis, hypodermis dengan perendaman dan pengapuran kemudian pembuangan sisik, lendir dan daging. b Persiapan tenunan derma untuk disamak, yaitu dengan perendaman, pengapuran, pembuangan kapur, pelumatan dan pemikelan atau pengasaman. Proses-proses tersebut membebaskan kulit epidermis serta mempersiapkan derma secara kimia dan mekanis. Pengapuran yang dapat memperlunak epidermis dan membuka tenunan kulit adalah proses kimia. Sedangkan pembuangan rambut dan hypodermis dengan menggunakan pisau adalah proses mekanis. c Penyamakan yaitu absorpsi dari zat penyamak dalam larutan oleh substansi kulit akan mengubah kulit mentah menjadi kulit samak. d Proses perampungan, seperti pelemakan, pengeringan, pengecatan, pementangan, pengetunan peregangan, kesemuanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan rupa kulit samak.

2.7. Penyamakan Krom Cr