Penyamakan Krom Cr Bahan Penyamak

d Proses perampungan, seperti pelemakan, pengeringan, pengecatan, pementangan, pengetunan peregangan, kesemuanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas dan rupa kulit samak.

2.7. Penyamakan Krom Cr

2 O 3 Penyamakan kulit dengan bahan penyamak krom dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: kulit direndam dan diaduk dalam larutan 200 air dan 3 garam selama lima menit. Setelah itu kulit direndam dan diaduk dalam larutan 5 Cr 2 O 3 selama satu jam. Akhirnya kulit direndam dan diaduk lagi selama tiga kali masing-masing 15 menit dalam larutan 1 Na 2 CO 3 , setelah itu perendaman ditambah lagi selama satu jam Hak 1980. Bahan penyamak krom mempunyai sifat sebagai berikut: basisitas rendah, molekul kecil, daya ikat kecil, penetrasi cepat dan dalam larutan yang encer molekul akan membesar Anonymous 1975. Kematangan penyamakan dapat diperiksa dengan uji didih. Sepotong kulit diukur panjang maksimumnya dengan sedikit tarikan, dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus selama 10 menit. Apabila setelah diukur masih terjadi pengerutan maka penyamakan belum sempurna, sehingga pemutaran perlu dilanjutkan 0,5 - 1 jam lagi Judoamidjojo 1974.

2.8. Bahan Penyamak

Bahan penyamak adalah substansi yang digunakan untuk menkonversi kulit mentah menjadi kulit samak. Bahan penyamak untuk industri perkulitan terbagi menjadi empat golongan besar, yaitu: bahan penyamak nabati, sintetis, mineral dan bahan penyamak lemak atau aldehid Judoamidjojo 1974. a Bahan penyamak nabati adalah bahan penyamak yang diambil dari tumbuh-tumbuhan. Ada yang diambil buahnya jambe, diambil daunnya gambir, diambil kulit kayunya akasia dan bakau. b Bahan penyamak sintetis adalah bahan penyamak yang terbuat dari senyawa phenol yang telah dibesarkan molekulnya dengan jalan kondensasi dan sulfitasi. c Bahan penyamak mineral antara lain: Fe, S, Zn, Al dan Cr. Dari sekian banyak logam yang sampai sekarang tetap unggul adalah Cr atau Chromium yang bervalensi 3. Bahan penyamak krom adalah suatu persenyawaan kompleks dari krom yang cukup besar untuk bersifat menyamak kulit. Bahan ini pun dapat dikatakan berupa paten pabrik, dipasaran dikenal dengan chromosal dan chromitan. Kekuatan menyamaknya dinyatakan dalam persen basisitas atau kadar Cr 2 O 3 dalam persen. Garam krom ini mampu bereaksi dan membentuk ikatan dengan asam amino bebas dalam struktur protein kolagen yang reaktif. Ikatan yang terbentuk antara krom dengan protein kulit disebut ikatan silang. Ikatan silang yang terbentuk selama proses penyamakan akan menyebabkan berubahnya sifat kulit mentah menjadi lebih tahan terhadap pengaruh fisik maupun kimia Purnomo 1992. Basisitas dari cairan krom adalah perbandingan antara valensi OH dan valensi Cr yang terdapat dalam kompleks dikalikan 100. Penyamakan biasanya dimulai dari basisitas 33 dan berakhir pada basisitas 50 - 60 Judoamidjojo 1974. Tabel 4. Basisitas garam krom Jenis garam krom Basisitas Warna kelarutan Kekuatan ikatan Krom sulfat Hijau sangat baik Kurang Krom sulfat basis sedang 33 Hijau sangat baik Sedang Krom sulfat basis tinggi 45 Hijau sangat baik Baik Krom sulfat basis sangat tinggi 66 Hijau kurang Baik sekali tetapi sulit masuk dalam kulit Krom hidroksida 100 Hijau pucat Tidak ada Sumber: Purnomo 1992. d Bahan penyamak lemak dan aldehyd biasanya berasal dari minyak ikan hiu atau lainnya yang dalam perdagangan disebut minyak ikan kasar. Bahan penyamak lemak banyak digunakan untuk menyamak kulit beludru. Minyak-minyak atau lemak yang dapat dipakai untuk tujuan ini ialah minyak yang mempunyai ikatan rangkap Judoamidjojo 1979. 2.9. Bahan Kimia Pembantu Sebagian besar penggunaan bahan kimia pembantu adalah dalam proses penyamakan kulit. Jika sistematika didasarkan pada proses-proses dalam penyamakan, maka dapat disusun berdasarkan tahap penyamakan menurut Judoamidjojo 1979 sebagai berikut: a Cismolan atau moluscal, merupakan paten-paten zat pembantu dalam proses perendaman kulit karena bersifat merendahkan tekanan permukaan dan bersifat bakteriostatik. Untuk pengganti bahan ini dapat digunakan teepol atau sabun biasa. b Kapur CaOH 2 , digunakan dalam proses pengapuran yaitu untuk menghidrolisa protein kulit sampai batas tertentu dan membuang bulu atau rambut c Dekaltal, merupakan zat paten yang digunakan untuk membuang kapur di dalam kulit. Sebagai pengganti dapat pula digunakan asam lemah seperti asam asetat. d Oropon atau enzylon, merupakan bahan pembeitsan. Tujuannya adalah menghidrolisa secara enzimatik tenunan kulit untuk memperhatikan seratnya. Bahan ini pernah merupakan bahan paten, tetapi sekarang dapat dibuat sendiri. e Soda abu NaHCO 3 , merupakan zat pembantu dalam penyamakan mineral atau krom dalam meninggikan basisitas sehingga mematangkan kulit samak. f Asam H 2 SO 4 atau HCl dan garam dapur NaCl yang dikombinasikan merupakan cairan pemikelan yang diperlukan dalam penyamakan mineral atau untuk pengawetan kulit. g Zat warna khusus untuk kulit diperlukan dalam memberi warna dasar pada kulit. Di pasaran dikenal zat warna asam, zat warna basa dan zat warna belerang. Adapun penggunaanya harus disesuaikan dengan jenis dan kondisi kulit samak. h Bahan minyak atau lemak, diperlukan untuk memberikan sifat fleksibel pada kulit karena pergeseran antara serat dikurangi. i Cat kulit, diperlukan untuk memperindah rupa kulit dengan lapisan cat. Pada saat ini telah banyak jenis cat yang baik dari bahan dasar plastik. Cat jenis lain seperti cat protein pun masih banyak digunakan untuk memperoleh kulit dengan mutu tertentu karena cat protein masih dapat bernafas melalui pori- pori, sedangkan cat plastik merupakan lapisan yang kompak. j Sandozin NIL, diperlukan pada proses perendaman sebagai wetting agent, artinya untuk mengembalikan kondisi kulit seperti kulit yang masih segar dan juga mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengawetan. Sandozin NIL ini tersusun atas 2,4,6-trichloro-1,3,5-triazine dengan tiga titik wetting agent . k Sandopan DTC, Substansi yang tersusun atas R--O--CH 2 CH 2 O n --CH 2 -- CO 2 H. l Syntan, dibuat melalui treatment substansi aromatik seperti phenol, naphthalene dengan formaldehid asam sulfur. Terdapat banyak variasi pada bahan-bahan penyusun syntan, tergantung dari jumlah yang digunakan dan metodologi dari manufakturnya. Walaupun syntan dapat digunakan sendiri untuk menghasilkan kulit, tetapi banyak syntan yang kekurangan kemampuan mengisi dari tanin nabati dan menghasilkan kulit tipis yang tidak diinginkan. Syntan juga memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan tanin alami. m Antimould, Substansi yang tersusun atas 2-Oktill-2H-Isothiazol-3-one. Substansi ini digunakan untuk proses dyeing, yakni pewarnaan atau pengecatan dasar untuk mendapatkan warna kulit yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa beberapa bahan kimia pembantu tersebut mempunyai sifat bervariasi dalam merek, penamaan maupun mutunya sehingga diperlukan perhatian khusus dalam aplikasinya.

2.10. Tujuan Setiap Tahap Proses Penyamakan