Skor intensitas warna = skor jumlah sel yang terwarnai x skor tampilan warna Interpretasi skor intensitas warna : Lemah : 1-3
Sedang : 4-6 Kuat : 7-9
Adapun cara menginterpretasikan tampilan imunohistokimia tersebut di atas adalah modifikasi dari Q-score.
40
Hasil negatif atau “false positif ” pada sediaan ini kemungkinan masalah fiksasi yang salah atau terjadi kesalahan pada waktu
prosesing, sehingga sediaan rusak.
3.11 Analisa Data
1. Untuk melihat tampilan IHC IF- γ dan IL-4 pada tumor jinak dan ganas
epitel ovarium tipe serosum dan musinosum yang disajikan dalam bentuk tabulasi dan dideskripsikan.
2. Untuk menganalisa perbedaan tampilan IF- γ dan IL-4 pada tumor epitel
ovarium, peneliti nmenggunakan uji Fisher Exact pada tabel 2x2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian telah dilakukan terhadap 40 sampel berupa slaid histopatologi jaringan tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum yang
selanjutnya diwarnai dengan prosedur imunohistokimia menggunakan antibodi IL-4 dan IFN-
γ.
4.1.1 Deskripsi Karakteristik Sampel
Gambaran karakteristik penderita tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum dari keterangan rekam medis yang menyertai sampel
penelitian meliputi: usia, dan jenis tumor. Data mengenai karakteristik usia pasien dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik penderita tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum berdasarkan usia
Usia tahun Jumlah
13-21 4 10
22-30 1 2,5
31-39 7 17,5
40-48 12 30
49-57 10 25 58-66 6 15
Jumlah 40 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan usia, pada sampel penelitian ini didapati kelompok usia terbanyak adalah di rentang usia 40-48 tahun yaitu sejumlah 12 orang 30,
selanjutnya di kelompok usia 49-57 tahun sejumlah 10 orang 25, kelompok usia 31-39 tahun sejumlah 7 orang 17,5, kelompok usia 58-66 tahun sejumlah
6 orang 15, kelompok usia 13-21 tahun sejumlah 4 orang 10, dan kelompok umur terendah adalah 22-30 tahun sejumlah 1 orang 2,5.
Berdasarkan jenis tumor, penelitian ini dilakukan pada 4 tipe tumor epitel ovarium dengan jumlah yang sama banyak yaitu: tumor jinak serosum, tumor ganas
serosum, tumor jinak musinosum dan tumor ganas musinosum.
4.1.2 Hasil Pewarnaan Imunohistokimia IL-4 dan IFN-
γ
Setelah dilakukan pewarnaan dengan tehnik imunositokimia terhadap 80 sampel menggunakan antibodi primer IL-4 dan IFN-
γ, didapati kontrol positif memberikan tampilan kuat dengan warna coklat pada sitoplasma sel, dan didapati
tampilan yang beragam pada masing-masing sampel. Secara keseluruhan sampel yang mengekspresikan tampilan negatif dan positif dapat dilihat pada tabel 4.2
dan 4.3 di bawah ini. Tabel 4.2. Persentase tampilan imunositokimia dengan IL-4 pada jenis tumor
Jenis tumor Positif n
Negatif n Jumlah n
Tumor jinak serosum 660
440 10100
Tumor ganas serosum 990
110 10100
Tumor jinak musinosum 440
660 10100
Tumor ganas musinosum 10100
10100
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.2 diatas tampak jenis tumor jinak serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4 sebanyak 6 sampel 60 dan
menampilkan hasil negatif sebanyak 4 sampel 40 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis tumor ganas serosum menampilkan
hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4 sebanyak 9 sampel 90 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 1 sampel 10 dari keseluruhan 10
sampel tumor ganas serosum. Sampel dengan tumor jinak musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL-4 sebanyak 4
sampel 40 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 6 sampel 60 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak musinosum. Sampel dengan tumor ganas
musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL-4 sebanyak 10 sampel 100 dan tidak menampilkan hasil negatif dari keseluruhan
10 sampel tumor ganas musinosum. Distribusi reaksi imunologi terhadap antibodi IL-4 yang ditampilkan pada seluruh
sampel dijumpai tidak seragam. Pada sampel dengan tampilan positif tampak beberapa mengekspresikan dengan tampilan beragam sesuai dengan kontrol
positif. Tabel 4.3 Persentase tampilan imunohistokimia dengan IFN-
γ pada jenis tumor Jenis tumor
Positif n Negatif n
Jumlah n Tumor jinak serosum
5 50 5 50
10100 Tumor ganas serosum
4 40 6 60
10100 Tumor jinak musinosum
6 60 4 40
10100 Tumor ganas musinosum
8 80 2 20
10100
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.3 diatas tampak jenis tumor jinak serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-
γ sebanyak 5 sampel 50 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 5 sampel 50 dari keseluruhan 10 sampel
tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis tumor ganas serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-
γ sebanyak 4 sampel 40 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 6 sampel 60 dari keseluruhan
10 sampel tumor ganas serosum. Sampel dengan jenis tumor jinak musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-
γ sebanyak 6 sampel 60 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 4 sampel 40 dari
keseluruhan 10 sampel tumor jinak musinosum. Sampel dengan jenis tumor ganas musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN-
γ sebanyak 8 sampel 80 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 2 sampel 20 dari keseluruhan 10 sampel tumor ganas musinosum.
Distribusi reaksi imunologi terhadap antibodi IFN- γ yang ditampilkan seluruh
sampel dijumpai tidak seragam. Pada sampel dengan tampilan positif tampak beberapa mengekspresikan dengan tampilan beragam sesuai dengan kontrol
positif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 menunjukkan skor tampilan imunohistokimia terhadap IL-4 pada masing-masing jenis tumor.
Tabel 4.4 Skor tampilan imunohistokimia IL-4 pada jenis tumor Jenis tumor
Positif kuat
n Positif
sedang n Positif
lemah n
Jumlah
Tumor jinak serosum 6
6 Tumor ganas serosum
2 6
1 9
Tumor jinak musinosum 1
3 4
Tumor ganas musinosum 2
6 2
10
Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa dari 6 sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4, tidak didapati
skor tampilan kuat, demikian juga dengan skor tampilan sedang tidak didapati, dan skor tampilan lemah sebanyak 6 sampel 100. Selanjutnya dari 9 sampel
tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4, didapati sebanyak 2 skor tampilan kuat 22,2, skor
tampilan sedang didapati sebanyak 6 sampel 66,6 dan lemah sebanyak 1 sampel 11,5. Pada 4 sampel tumor jinak musinosum yang memberikan hasil
terhadap pewarnaan IL-4, didapati 1 sampel 25 memberikan skor tampilan kuat, tidak didapati skor tampilan sedang, dan skor tampilan lemah sebanyak 3
sampel 75. Dari 10 sampel tumor ganas musinosum yang memberikan tampilan positif terhadap pewarnaan IL-4 didapati 2 sampel 20 memberikan
Universitas Sumatera Utara
skor tampilan kuat, yang memberikan skor tampilan sedang sebanyak 6 sampel 60, dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 20.
Tabel 4.5 menunjukkan skor tampilan imunohistokimia terhadap IFN- γ pada
masing-masing jenis tumor. Tabel 4.5 Skor tampilan imunohistokimia IFN-
γ pada jenis tumor Jenis tumor
Positif kuat n
Positif sedang n
Positif lemah n
Jumlah
Tumor jinak serosum 3
2 5
Tumor ganas serosum 1
1 2
4 Tumor jinak musinosum
1 3
2 6
Tumor ganas musinosum 6
2 8
Tabel 4.5. memperlihatkan bahwa dari 5 sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN-
γ, tidak didapati skor tampilan kuat, sedangkan skor tampilan sedang sebanyak 3 sampel
60, dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 40. Selanjutnya dari 4 sampel tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan
imunositokimia IFN- γ, didapati sebanyak 1 sampel skor tampilan kuat 25, skor
tampilan sedang didapati sebanyak 1 sampel 25 dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 50. Pada 6 sampel tumor jinak musinosum yang positif
dengan pewarnaan IFN- γ didapati sebanyak 1 sampel yang memberikan skor
tampilan kuat 16,6, sebanyak 3 sampel 50 memberikan skor tampilan sedang dan 2 sampel 33,3 memberikan skor tampilan lemah. Kemudian pada 8
sampel tumor ganas musinosum yang memberikan hasil positif dengan pewarnaan
Universitas Sumatera Utara
IFN- γ, tidak didapati skor tampilan kuat, didapati skor tampilan sedang 6 sampel
75 dan skor tampilan lemah 2 sampel 25. Tabel 4.6 menunjukkan hubungan jenis tipe tumor serosum jinak dan ganas
dengan ekspresi IL-4 Tampilan IL-4
Tipe serosum jinak ganas
Jumlah
Negatif n 4 1
80.00 20.00 5
100.00 Positif n
6 9 40.00 60.00
15 100.00
Jumlah n 10 10
50.00 50.00 20
100.00
Hasil uji hubungan jenis tipe tumor serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IL-4 dengan menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan p-value=0,15, yang artinya
tidak dijumpai adanya perbedaan tampilan IL-4 pada tumor serosum jinak dan ganas, dimana IL-4 tertampil positif dan negatif pada tumor serosum jinak dan
ganas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 menunjukkan hubungan jenis tipe tumor musinosum jinak dan ganas dengan ekspresi IL-4
Tampilan IL-4 Tipe musinosum
jinak ganas Jumlah
Naegatif n 6 0
100.00 0.00 6
100.00 Positif n
4 10 28,7 71,43
14 100.00
Jumlah n 10 10
50.00 50.00 20
100.00
Hasil uji hubungan jenis tipe tumor musinosum jinak dan ganas dengan ekspresi IL-4 dengan menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan p-value=0,005, yang
artinya dijumpai adanya perbedaan tampilan IL-4 pada tumor musinosum jinak dan ganas, dimana IL-4 tertampil positif pada seluruh tumor musinosum ganas
dan tertampil bervariasi pada tumor musinosum jinak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 menunjukkan hubungan jenis tipe tumor serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IFN-
γ Tampilan IFN-
γ Tipe musinosum
jinak ganas Jumlah
Negatif n 5 6
45,45 54,55 11
100.00 Positif n
5 4 55,56 44,44
9 100.00
Jumlah n 10 10
50.00 50.00 20
100.00
Hasil uji hubungan jenis tipe tumor serosum jinak dan ganas dengan ekspresi IFN- γ dengan menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan p-value=0,50, yang
artinya tidak dijumpai adanya perbedaan tampilan IFN- γ pada tumor serosum
jinak dan ganas, dimana IFN- γ tertampil positif dan negatif pada tumor serosum
jinak dan ganas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 menunjukkan hubungan jenis tipe tumor musinosum jinak dan ganas dengan ekspresi
IFNγ Tampilan
IFNγ Tipe musinosum
jinak ganas Jumlah
Negatif n 4 2
66,67 33,33 6
100.00 Positif n
6 8 42,86 57,14
14 100.00
Jumlah n 10 10
50.00 50.00 20
100.00
Hasil uji hubungan jenis tipe tumor musinosum jinak dan ganas dengan ekspresi IFN-
γ dengan menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan p-value=0,30, yang artinya tidak dijumpai adanya perbedaan tampilan IFN-
γ pada tumor musinosum jinak dan ganas, dimana IFN-
γ tertampil positif dan negatif pada tumor musinosum ganas dan jinak.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Menurut literatur dikatakan bahwa tumor epitel ovarium tipe serosum dan musinosum ini insidensinya banyak dijumpai pada wanita dengan rentang usia 40-
60 tahun, dan pada penelitian ini insidensi terbanyak pada rentang usia 40-48 tahun. Dimana dari 40 sampel tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum
dan musinosum didapati sebanyak 25 penderita pada usia 40-48 tahun n=12. Walaupun pada beberapa literatur menyatakan bahwa dapat juga dijumpai pada
Universitas Sumatera Utara
usia yang lebih muda atau lebih tua. Pada penelitian ini usia terendah pada rentang usia 22-30 tahun adalah 2,5 n=1 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
Umur termuda dari sampel penderita adalah 13 tahun yang didiagnosa sebagai tumor jinak musinosum dan memberikan tampilan negatif dengan IL-4 dan IFN-
γ memberikan tampilan positif kuat.
Kecenderungan umur muda pada penderita tumor ovarium juga cukup mendapat perhatian, ini kemungkinan berhubungan dengan faktor genetik. Jenis
tumor epitel ovarium pada penelitian ini hanya tipe serosum dan musinosum, baik jinak maupun ganas. Ini dikarenakan penderita terbanyak insidensinya tumor
epitel ovarium adalah tipe tumor ini, sedangkan tipe yang lain insidensinya sangatlah sedikit, sehingga peneliti mengambil 40 sampel dengan jumlah sama
banyak untuk tumor jinak dan ganas tipe serosum dan musinosum yaitu masing- masing 25 n=10, sampel diambil secara non random karena untuk melihat
perbedaan tampilan IL-4 dan IFN- γ pada tumor jinak dan ganas serosum dan
musinosum. Penelitian ini mendapatkan bahwa dari 6 sampel tumor jinak serosum yang
memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4 menunjukkan intensitas dan luas ekspresi yang beragam, sehingga berpengaruh terhadap hasil
akhir skor tampilan ekspresi. Pada tabel 4.4 memperlihatkan tidak didapati skor tampilan kuat dan sedang, dan skor tampilan lemah sebanyak 100.n=6.
Selanjutnya dari 9 sampel tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4, didapati skor tampilan kuat sebanyak
22,2 n=2, skor tampilan sedang didapati 66,6 n=6 dan lemah 22,2 n=2. Dari 4 sampel tumor jinak musinosum yang memberikan hasil positif terhadap
Universitas Sumatera Utara
pewarnaan IL-4 didapati sebanyak 25 n=1 memberikan skor tampilan kuat, tidak dijumpai skor tampilan sedang, dan skor tampilan lemah 75 n=3.
Selanjutnya dari 10 sampel tumor ganas musinosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan IL-4 memperlihatkan skor tampilan kuat 20 n=2,
skor tampilan sedang 60 n=6, dan skor tampilan lemah 20 n=2. IL-4 pada tumor ganas musinosum tertampil 100, yang mana ini sesuai literatur bahwa IL-
4 dapat dijumpai meninggi pada beberapa tumor ganas. Kemudian pada penelitian ini mendapatkan bahwa dari 5 sampel tumor jinak
serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN- γ menunjukkan intensitas dan luas ekspresi yang beragam, sehingga berpengaruh
terhadap hasil akhir skor tampilan ekspresi. Pada tabel 4.5 memperlihatkan tidak didapati skor tampilan kuat dan sebanyak 60n=3 sampel memberikan skor
tampilan sedang dan skor tampilan lemah sebanyak 40n=2. Selanjutnya dari 4 sampel tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan
imunositokimia IFN- γ, didapati skor tampilan kuat sebanyak 25 n=1, skor
tampilan sedang didapati 25 n=1 dan lemah 50 n=2. Pada 6 sampel tumor jinak musinosum yang memberikan hasil positif didapati skor tampilan kuat
sebanyak 16,6 n=1, skor tampilan sedang 50 n=3, dan skor tampilan lemah 33,3 n=2. Kemudian dari 8 sampel tumor ganas musinosum yang memberikan
hasil positif tidak didapati skor tampilan kuat, skor tampilan sedang sebanyak
75 n=6, dan skor tampilan lemah 25 n=2.
Dari semua tampilan dari imunohistokimia IL-4 didapati sebanyak 100 positif pada tumor ganas serosum dan pada tumor ganas musinosum sebanyak
90. Sedangkan pada tumor jinak serosum dan musinosum memberikan hasil
Universitas Sumatera Utara
yang beragam, ada yang memberikan hasil positif maupun negatif dengan jumlah yang tidak jauh berbeda. IL-4 tertampil positif hampir pada seluruh tumor-tumor
ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum. Ini sesuai dengan literatur, yang mana peran IL-4 sebagai anti apoptosis, ini artinya IL-4 adalah sebagai
pemicu terjadinya kanker. Dari semua tampilan IFN-
γ yang memberikan hasil positif didapati sebanyak 80 pada tumor ganas musinosum, tetapi pada tumor ganas serosum sebanyak
40. Dan pada tumor jinak serosum dan musinosum memberikan hasil positif dengan hasil yang hampir sama. Ini sesuai dengan literatur, dimana IFN-
γ ternyata mempunyai peran ganda, bisa sebagai anti tumor bisa juga sebagai protumor,
sehingga bisa tertampil positif pada tumor jinak maupun ganas dengan jumlah hampir sama. Pada beberapa literatur dikatakan bahwa telah dilakukan penelitian
dimana ditemukan ternyata IFN- γ memilki aktifitas terapeutik terhadap pasien
kanker ovarium.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan