Kesimpulan dr. H.Delyuzar, M.Ked.PA, Sp.PAK Penguji

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada tumor-tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Instalasi Patologi Anatomi RS H. Adam Malik Medan, Laboratorium Swasta Patologi Anatomi di Medan didapatkan beberapa temuan yaitu: 1. Dari hasil penelitian didapatkan tumor jinak dan ganas epitel ovarium tipe serosum dan musinosum terbanyak di rentang usia 40-48 tahun yaitu sejumlah 12 orang 30, selanjutnya di kelompok usia 49-57 tahun sejumlah 10 orang 25, kelompok usia 31-39 tahun sejumlah 7 orang 17,5, kelompok usia 58-66 tahun sejumlah 6 orang 15, kelompok usia 13-21 tahun sejumlah 4 orang 10, dan kelompok umur terendah adalah 22-30 tahun sejumlah 1 orang 2,5. Pada literatur dikatakan bahwa tumor epitel ovarium biasa mengenai wanita pada usia dekade keempat sampai keenam. Pada penelitian ini yang terbanyak pada kelompok umur 40-48 tahun. 2. Pada penelitian ini menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4 sebanyak 6 sampel 60 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 4 sampel 40 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis tumor ganas serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4 sebanyak 9 Universitas Sumatera Utara sampel 90 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 1 sampel 10 dari keseluruhan 10 sampel tumor ganas serosum. Sampel dengan tumor jinak musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL-4 sebanyak 4 sampel 40 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 6 sampel 60 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak musinosum. Sampel dengan tumor ganas musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IL-4 sebanyak 10 sampel 100 dan tidak menampilkan hasil negatif dari keseluruhan 10 sampel tumor ganas musinosum. IL-4 tertampil 100 pada tumor ganas musinosum dan 90 pada tumor ganas serosum, di literatur dikatakan bahwa IL-4 meninggi pada beberapa tumor ganas. 3. Pada penelitian ini jenis tumor jinak serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN- γ sebanyak 5 sampel 50 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 5 sampel 50 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak serosum. Sampel dengan jenis tumor ganas serosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN- γ sebanyak 4 sampel 40 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 6 sampel 60 dari keseluruhan 10 sampel tumor ganas serosum. Sampel dengan jenis jinak musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN- γ sebanyak 6 sampel 60 dan menampilkan hasil negatif sebanyak 4 sampel 40 dari keseluruhan 10 sampel tumor jinak musinosum. Sampel dengan jenis ganas musinosum menampilkan hasil positif terhadap pewarnaan imunohistokimia IFN- γ sebanyak 8 sampel 80 Universitas Sumatera Utara dan menampilkan hasil negatif sebanyak 2 sampel 20 dari keseluruhan 10 sampel tumor ganas musinosum. Pada penelitian ini IFN- γ dapat tertampil positif pada tumor ganas dan tumor jinak, di literatur dikatakan bahwa IFN- γ bisa sebagai anti tumor dan pro-tumor. 4. Pada penelitian ini dari 6 sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4, tidak didapati skor tampilan kuat, demikian juga dengan skor tampilan sedang tidak didapati, dan skor tampilan lemah sebanyak 6 sampel 100. Selanjutnya dari 9 sampel tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IL-4, didapati sebanyak 2 skor tampilan kuat 22,2, skor tampilan sedang didapati sebanyak 6 sampel 66,6 dan lemah sebanyak 1 sampel 11,5. Pada 4 sampel tumor jinak musinosum yang memberikan hasil terhadap pewarnaan IL- 4, didapati 1 sampel 25 memberikan skor tampilan kuat, tidak didapati skor tampilan sedang, dan skor tampilan lemah sebanyak 3 sampel 75. Dari 10 sampel tumor ganas musinosum yang memberikan tampilan positif terhadap pewarnaan IL-4 didapati 2 sampel 20 memberikan skor tampilan kuat, yang memberikan skor tampilan sedang sebanyak 6 sampel 60, dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 20. 5. Pada penelitian ini dari 5 sampel tumor jinak serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN- γ, tidak didapati skor tampilan kuat, sedangkan skor tampilan sedang sebanyak 3 sampel 60, dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 40. Selanjutnya Universitas Sumatera Utara dari 4 sampel tumor ganas serosum yang memberikan hasil positif terhadap pewarnaan imunositokimia IFN- γ, didapati sebanyak 1 sampel skor tampilan kuat 25, skor tampilan sedang didapati sebanyak 1 sampel 25 dan skor tampilan lemah sebanyak 2 sampel 50. Pada 6 sampel tumor jinak musinosum yang positif dengan pewarnaan IFN- γ didapati sebanyak 1 sampel yang memberikan skor tampilan kuat 16,6, sebanyak 3 sampel 50 memberikan skor tampilan sedang dan 2 sampel 33,3 memberikan skor tampilan lemah. Kemudian pada 8 sampel tumor ganas musinosum yang memberikan hasil positif dengan pewarnaan IFN- γ, tidak didapati skor tampilan kuat, didapati skor tampilan sedang 6 sampel 75 dan skor tampilan lemah 2 sampel 25.

5.2 Saran