Jenis Kelamin Usia Karakteristik Responden

Commuter line semua masyarakat dari berbagai kalangan dapat menggunakan KRL Commuter Line. perubahan KRL ekspress pakuan dan KRL ekonomi AC menjadi KRL Commuter Line ternyata mampu menarik perhatian masyarakat yang sebelumnya belum pernah menggunakan KRL.KRL Commuter Line merupakan target market yang sangat potensial yang perlu perbaikan dan penyempurnaan untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh konsumen. Positioning atau cara kita memposisikan merek kita di dalam benak pelanggan, yaitu apa sesungguhnya kita tawarkan. Positioning sangat penting karena positioning adalah menanamkan suatu kepercayaan atau image baik dalam pikiran setiap customer tentang produk yang kita tawarkan. PT KAI Commuter Jabodetabek memposisikan bahwa KRL Commuter line adalah pilihan yang tepat dalam pelayanan jasa transportasi massal khususnya untuk Bogor- Jakarta maupun Jabodetabek pada umumnya. PT KAI Commuter Jabodetabek berusaha untuk meningkatkan pelayanannya agar konsumen yang telah menjadi pelanggan setia KRL Commuter Line tidak berpaling ke jasa transportasi lain.

4.4. Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri-ciri responden didasarkan suatu variabel-varibel demografi, sosial, ekonomi dan kondisi lingkungan responden.. Dari data karakteristik responden dapat diketahui bagaimana struktur ciri-ciri penumpang KRL Commuter Line Jabodetabek, sehingga informasi ini akan dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan perbaikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan responden. Informasi ini juga bisa digunakan sebagai masukan dalam strategi kebijakan segmentasi berdasarkan karakteristik responden, karakteristik responden pada penelitian ini meliputi :

4.4.1. Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian terhadap penumpang KRL Commuter Jabodetabek sebanyak 100 responden diketahui bahwa proporsi jumlah penumpang pria adalah sebesar 63 dan untuk wanita adalah 37. Pria lebih dominan dibandingkan wanita karena pria relatif lebih banyak yang harus bekerja di areal publik, beda dengan wanita yang lebih banyak memilih bekerja pada areal rumah tangga yang dekat dengan lokasi tempat tinggal. Sebaran data penumpang berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini : 37 Pria Wanita 63 Gambar 5 . Persentase pengguna jasa KRL berdasarkan jenis kelamin

4.4.2. Usia

Sebagian besar konsumen KRL Commuter Line jurusan Bogor- Jakarta berusia 18-25 tahun dengan presentase sebesar 35 lalu diikuti yang berusia 26- 35 tahun sebesar 19 serta yang berusia 36-45 tahun sebesar 26 sisanya yang berusia 46-55 tahun dan diatas 56 tahun sebesar 15 dan 5 . Dari hasil tersebut terlihat bahwa responden sebagian besar berada pada kisaran usia produktif yaitu paling besar pada usia 36 – 45 tahun dan usia 26 - 35 tahun. Dengan demikian pihak PT KAI harus bisa menyesuaikan tuntutan kebutuhan pelanggannya yang sebagian besar pada usia produktif yang menuntut penggunaan waktu yang efisien dan disiplin. Sehingga ketepatan waktu merupakan jenis pelayanan yang penting dalam jasa transportasi KRL Commuter Line yang harus diperhatikan dan ditingkatkan terus agar bisa memenuhi harapan konsumen. Sebaran data penumpang berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6 45-55 tahun 15 36-45 tahun 26 lebih dari 55 tahun 5 26-35 tahun 19 18- 25 tahun 35 18- 25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 45-55 tahun lebih dari 55 tahun Gambar 6. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan umurusia 4.4.3. Jenis Pekerjaan Berdasarkan jenis pekerjaannya, sebagian besar penumpang KRL Commuter Line adalah pegawai swasta 33, wirausaha 27 dan pegawai negeri sipil PNS BUMN sebesar 22. Pelajar sebesar 14 dan terakhir adalah ibu rumah tangga sebesar 4. Dari hasil tersebut diketahui bahwa penumpang KRL Commuter line sebagian besar adalah orang yang mempunyai jenis pekerjaan formal dengan jam kerja yang jelas, hanya sedikit penumpang dari ibu rumah tangga yaitu sebesar 4. Bahkan dari jenis pekerjaan tersebut menuntut ketepatan dan kedisiplinan dalam penggunaan waktu. Dari ciri pekerjaannya ini maka dari pihak PT KAI harus bisa menyediakan jasa transportasi sesuai dengan tuntutan penumpang yang butuh ketepatan waktu. Diagram sebaran data Penumpang berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini : I bu Ruma h Ta ngga l a i nnya 4 Pega wa i Swa s ta 33 Pel a j a r Ma ha s i s wa 14 Wi ra s wa sta 27 PNSBUMN 22 Pelaja r M aha siswa PNS BUMN Wiraswasta Pegawai Swasta Ibu R uma h Ta ngga lainnya Gambar 7. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan jenis pekerjaannya. 4.4.4. Pendapatan Penumpang KRL Commuter Line memiliki rata-rata pendapatan perbulan sebesar Rp 2.500.000,00 sd Rp 5.000.000,00 dengan jumlah presentase sebesar 33. diikuti dengan pendapatan rata-rata bulan Rp 1.500.000,00 sd Rp 2.500.000,00 dengan presentase sebesar 25, lalu pendapatan rata-rata sekitar Rp 500.000,00 sd Rp 1.500.000,00 sebesar 20 dan pendapatan rata-rata kurang dari 500.000,00 serta lebih dari Rp 5.000.000,00 adalah sebesar 5 dan 16. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rata-rata penumpangkonsumen KRL Commuter Line hampir merata tidak ada yang terlalu dominan. Tetapi jika dilihat dari hasil penelitian tersebut penumpang KRL Commuter Line umumnya dari kelas ekonomi menengah dan menengah atas karena mereka yang memiliki pendapatan rata-rata diatas Rp 5.000.000 juga tidak sedikit dibandingkan dengan yang pendapatan Rp.500.000,00. Berdasarkan Segmentation, Targeting and Positioning yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek PT KAI mensegmentasikan KRL Commuter Line untuk semua penumpang tanpa membedakan status sosial semenjak diberlakukannya tarif Progresif. Semua penumpang yang sebelumnya tidak menggunakan KRL Commuter Line saat ini banyak yang beralih ke KRL Commuter Line sehingga diharapkan jumlah penumpang terus bertambah dan dapat memenuhi target yang diharapkan. Targeting yang dilakukan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek adalah mengajak semua masyarakat untuk beralih menggunakan moda transportasi massal salah satunya KRL Commuter Line dan diharapkan KRL Commuter Line ke depannya dapat bersaing dengan kereta di beberapa negara maju. Keinginan PT KAI Commuter Jabodetabek untuk meningkatkan jumlah penumpang harus diikuti dengan infrastruktur dan tenaga kerja yang memadai. Diagram sebaran data penumpang berdasarkan pendapatannya dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini : l ebi h da ri Rp 5000000 16 Rp 2500000 s d Rp 5000000 34 kura ng da ri Rp 500000 5 Rp.500000 s d Rp 1500000 20 kurang da ri Rp 500000 Rp. 500000 s d Rp 1500000 Rp 1500000 sd Rp 2500000 Rp 2500000 sd Rp 5000000 lebih dari Rp 5000000 Rp 1500000 s d Rp 2500000 25 Gambar 8. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan pendapatan 4.4.5. Pendidikan Latar belakang pendidikan sebagian besar penumpang KRL Commuter Line adalah lulusan Strata-1 S1 dimana sebesar 42 yang merupakan tertinggi diantara lainnya serta Pascasarjana sebesar 20, yang memiliki latar belakang SMA sebesar 17, SMP sebesar 10 dan yang memiliki latar belakang SD sebesar 11. Dari hasil tersebut bahwa dapat disimpulkan konsumen KRL Commuter Line rata-rata adalah Strata 1 S1 dan Pascasarjana. Dimana konsumen KRL Commuter Line adalah mereka yang memiliki pendidikan yang tinggi. Jenis pendidikan ini biasanya adalah termasuk orang dengan konsumsi waktu yang padat dan terencana sehingga tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia. Untuk itu PT KAI Commuter Line harus memfasilitasi supaya pelayanan jasa transportasi jenis ini ditingkatkan terus. Tingkat pendidikan yang tinggi juga mempengaruhi perilakunya dalam mengambil keputusan untuk menentukan jenis kendaraan apa yang paling cocok mereka pilih. Berdasarkan segmentasi yang dilakuk an terhadap latar belakang pendidikan, KRL Commuter Line sangat diminati oleh mereka yang bekerja di Bogor-Jakarta maupun sebaliknya. KRL Commuter Line merupakan alat transportasi utama untuk menuju ke tempat bekerja masing -masing. Diagram sebaran data penumpang berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Gambar 9 dibawah ini : Pascasarjana 20 SD 11 SMP 10 SD SMP SMA S1 S1 42 SMA 17 Pascasarjana Gambar 9. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan pendidikan 4.4.6. Tujuan melakukan perjalanan menggunakan KRL Commuter Line Sebagian besar penumpang KRL Commuter Line berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan adalah menuju ke tempat kerja sebesar 46, rekreasi jalan-jalan sebesar 19, mengunjungi keluarga 13 lainnya 12 dan berbelanja sebesar 10. sebagian besar penumpang KRL Commuter Line adalah untuk tujuan kerja, maka pelayanan yang harus diutamakan adalah kecepatan dan ketepatan waktu. Penggunaan bagasi atau tempat penyimpanan barang menjadi tidak penting, karena sebagian besar mereka tidak banyak membawa barang. Diagram Sebaran data penumpang KRL Commuter Line berdasarkan tujuan melakukan perjalanan dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini : mengunj ungi kel ua rga 13 rekrea s i j a lan- j a l a n 19 l a i nnya 12 berbel a nj a 10 tempa t kerj a 46 tempat kerja berbelanj a rekreasij alan- jala n meng unjungi keluarga lai nnya Gambar 10. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan tujuan melakukan perjalanannya 4.4.7. Alasan menggunakan KRL Commuter Line Biaya yang lebih murah serta waktu yang efektif dan efisien adalah salah satu alasan banyak orang memilih menggunakan KRL Commuter Line dengan presentasi sebesar 52. kemudian tujuan dekat dengan stasiun sebesar 19 dan biaya lebih murah sebesar 18 dan sisanya seperti kenyamanan dan lainnya sebesar 9 dan 2. Bukan suatu hal yang luar biasa jika banyak penumpang KRL Commuter Line memilih waktu tempuh yang singkat saat menggunakan KRL Commuter Line. Karena jika dibandingkan mengggunakan transportasi jenis lain seperti bus, taksi dan kendaraan umum lainnya maka KRL Commuter Line merupakan kendaran yang tidak mengenal macet sehingga bisa menghemat waktu dan mempunyai waktu tempuh yang relatif lebih cepat. Diagram sebaran data alasan penumpang memilih KRL Commuter Line dapat dilihat pada Gambar 11 dibawah ini : Alasa n mengg unakan KR L Commuter Line 52 18 9 19 2 Gambar 11. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan alasan menggunakan KRL Commuter Line 4.4.8. Jenis Kereta Api yang digunakan sebelum KRL Commuter Line digabung antara ekspress AC dengan ekonomi AC Dari data responden yang diperoleh dari kuesioner diperoleh bahwa mereka pada saat sebelum penggabungan sebesar 34 responden menyatakan biasa naik KRL ekonomi AC, 21 biasa naik ekspres pakuan, 21 biasa naik KRL ekonomi , 15 antara naik pakuan ekspress dan ekonomi AC dan 9 biasa naik KRL AC dan KRL ekonomi. Apabila dilihat komposisi terbesar yaitu sebanyak 34 adalah penumpang KRL ekonomi AC yang jenis pelayanannya sama dengan pelayanan sesudah penggabungan, hal ini menunjukkan bahwa penumpang pengguna KRL AC merasa sudah nyaman dengan pelayanan yang diberikan juga dengan jadwal dan tempat-tempat pemberhentiannya. Penumpang pakuan ekspress komposisinya relatif lebih sedikit hal ini disebabkan penumpang yang sebelum penggabungan biasa menggunakan pakuan ekspres merasa kepuasannya berkurang dengan adanya penggabungan, karena setelah penggabungan perjalanannya menjadi relatif lebih lama karena harus melewati semua stasiun sehungga bagi mereka yang mengejar waktu akan beralih pada kendaraan lain. Bagi penumpang yang biasa naik KRL ekonomi sebelum penggabungan, mereka merasa lebih nyaman dalam pelayanan karena ada fasilitas pendingin ruangan sehingga udara dalam kereta lebih sejuk dibanding kalau naik kereta ekonomi. Namun pertimbangan harga tiket yang lebih mahal apabila dibandingkan dengan naik kereta ekonomi, sehingga mereka juga masih harus mempertimbangkan untuk berganti pada KRL Commuter Line Single Operation. Diagram sebaran data penumpang KRL Commuter Line berdasarkan jenis kereta api yang biasa digunakan waktu sebelum penggabungan tersaji pada Gambar 12. Eks pres pa kua n da n Ekonomi AC, 15 KRL Ekonomi AC da n KRL Ekonomi , 9 Eks pres s pa kua n, 21 Ekspress pakuan KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC KRL Ekonomi AC 34 KRL Ekonomi 21 Ekspres pa kuan da n Ekonomi AC KRL Ekonomi AC dan KR L Ekonomi Gambar 12. Persentase pengguna jasa KRL Commuter Line berdasarkan jenis kereta api yang digunakan sebelum Ekspress Pakuan dan KRL Ekonomi AC digabung

4.5. Penilaian Tingkat Kepentingan terhadap Atribut Kualitas Pelayanan KRL Commuter Line