Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Lingkungan

55 sebanyak sembilan responden 45 persen merespon kualitas udara di lingkungan tempat tinggal sangat buruk. Pada wilayah ketiga terdapat persepsi responden yang menyatakan kualitas udara setelah keberadaan industri biasa saja, baik bahkan sangat baik karena jarak tempat tinggal responden dari industri peleburan besi dan baja yang semakin jauh sehingga dampak yang direspon semakin berkurang. Semakin menurun kualitas udara setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja karena industri tidak memenuhi baku mutu untuk ambang batas dan emisi nasional, sehingga zat berbahaya yang dihasilkan industri tercampur kedalam udara bersih yang dikonsumsi rumahtangga sekitar industri. Persepsi responden terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum dan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja diukur dengan cara responden merespon kebersihan tempat tinggal mereka dari sangat kotor sampai sangat bersih. Hasil penilaian responden terhadap kebersihan tempat tinggal disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Penilaian Kebersihan Tempat Tinggal Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 Wilayah Jarak Penilaian Kebersihan Tempat Tinggal Sebelum Setelah Jumlah Jumlah 1 0-200 m Sangat kotor - - 20 100 Kotor - - - - Biasa saja - - - - Bersih - - - - Sangat bersih 20 100 - - Total 20 100 20 100 2 200- 500 m Sangat kotor - - 20 100 Kotor - - - - Biasa saja 1 5 - - Bersih - - - - Sangat bersih 19 95 - - Total 20 100 20 100 3 500 m Sangat kotor - - 10 50 Kotor - - 1 5 Biasa saja 4 20 2 10 Bersih - - - - Sangat bersih 16 80 7 35 Total 20 100 20 100 56 Persepsi responden pada wilayah pertama 0-200 m terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden 100 persen merespon tempat tinggalnya sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 20 responden 100 persen merespon tempat tinggalnya sangat kotor. Persepsi responden pada wilayah kedua 200-500 m terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum keberadaan industri sebanyak 19 responden 95 persen merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan industri seluruh responden sebanyak 20 responden 100 persen merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat kotor. Persepsi responden pada wilayah ketiga 500 m terhadap kebersihan tempat tinggal sebelum keberadaan industri sebanyak 16 responden 80 persen merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat bersih, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 10 responden 50 persen merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat kotor. Wilayah pertama dan kedua menyatakan kebersihan tempat tinggalnya setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja menjadi sangat kotor, sedangkan wilayah yang jaraknya paling jauh yaitu wilayah ketiga masih ada yang merespon kebersihan tempat tinggalnya sangat bersih karena memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari industri sehingga dampak yang ditimbulkan industri peleburan besi dan baja semakin berkurang. Persepsi responden terhadap kenyamanan yang dirasakan sebelum dan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja diukur dengan cara responden merespon satu dari pilihan sangat tidak nyaman sampai sangat nyaman. Hasil penilaian responden terhadap kenyamanan disajikan pada Tabel 14. Persepsi responden pada wilayah pertama 0-200 m terhadap kenyamanan yang direspon sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden 100 persen merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 17 responden 85 persen merespon tidak nyaman tinggal di Dusun Palahlar. Persepsi responden pada wilayah kedua 200-500 m terhadap kenyamanan yang direspon sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden 100 persen merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak 16 responden 80 persen merespon tidak nyaman tinggal di Dusun Palahlar. Pada wilayah kedua responden 57 Tabel 14. Penilaian Kenyamanan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 Wilayah Jarak Penilaian Kenyamanan Sebelum Setelah Jumlah Jumlah 1 0-200 m Sangat tidak nyaman - - 3 15 Tidak nyaman - - 17 85 Nyaman - - - - Sangat nyaman 20 100 - - Total 20 100 20 100 2 200- 500 m Sangat tidak nyaman - - 3 15 Tidak nyaman - - 16 80 Nyaman - - - - Sangat nyaman 20 100 1 5 Total 20 100 20 100 3 500 m Sangat tidak nyaman - - 5 25 Tidak nyaman - - 8 40 Nyaman - - 1 5 Sangat nyaman 20 100 6 30 Total 20 100 20 100 yang tetap merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlar setelah keberadaan industri karena responden tersebut bekerja di industri peleburan besi dan baja sehingga responden menutupi ketidaknyamanannya. Persepsi responden pada wilayah ketiga 500 m terhadap kenyamanan yang direspon sebelum keberadaan industri sebanyak 20 responden 100 persen merespon sangat nyaman tinggal di Dusun Palahlah, sedangkan setelah keberadaan industri sebanyak delapan responden 40 persen menyatakan tidak nyaman tinggal di Dusun Palahlar. Pada wilayah ketiga terdapat responden yang tetap merespon sangat nyaman sebelum dan setelah keberadaan industri karena memiliki jarak tempat tinggal dari industri yang semakin jauh sehingga dampak semakin berkurang. Dampak yang dikeluarkan oleh industri dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, perbandingan persepsi responden sebelum dan setelah keberadaan industri diukur dengan cara merespon satu dari pilihan sangat mengganggu sampai sangat tidak mengganggu. Hasil penilaian responden terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari disajikan pada Tabel 15. 58 Tabel 15. Penilaian Pengaruh terhadap Kegiatan Sehari-hari Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 Wilayah Jarak Penilaian Pengaruh terhadap Kegiatan Sehari- hari Sebelum Setelah Jumlah Jumlah 1 0-200 m Sangat mengganggu - - 18 90 Mengganggu - - - - Biasa saja - - 2 10 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 - - Total 20 100 20 100 2 200- 500 m Sangat mengganggu - - 15 75 Mengganggu - - 2 10 Biasa saja - - 2 10 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 1 5 Total 20 100 20 100 3 500 m Sangat mengganggu - - 5 25 Mengganggu - - 2 10 Biasa saja - - 3 15 Tidak mengganggu - - - - Sangat tidak mengganggu 20 100 10 50 Total 20 100 20 100 Persepsi responden pada wilayah pertama 0-200 m, kedua 200-500 m dan ketiga 500 m terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari sebelum keberadaan industri, ketiga wilayah sebanyak 20 responden 100 persen merespon sangat tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Persepsi responden pada wilayah pertama 0-200 m terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari setelah keberadaan industri sebanyak 18 responden 90 persen merespon sangat mengganggu. Persepsi responden pada wilayah kedua 200-500 m terhadap pengaruh pada kegiatan sehari-hari setelah keberadaan industri sebanyak 15 responden 75 persen merespon sangat mengganggu. Pada wilayah kedua responden yang merespon sangat tidak mengganggu setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja karena responden jarang berada di rumah sehingga tidak begitu merespon dampak dari industri terhadap kegiatan sehari-harinya. Persepsi responden pada wilayah ketiga 500 m terhadap pengaruh pada kegiatan sehari- hari setelah keberadaan industri sebanyak 10 responden 50 persen merespon sangat tidak mengganggu, karena semakin jauh jarak tempat tinggal dari industri 59 maka, semakin kecil responden yang merespon terganggu oleh keberadaan industri peleburan besi dan baja.

6.2. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Kesehatan Masyarakat

Sehat secara fisik dapat dirasakan apabila tubuh tidak mengalami gangguan dan berjalan secara normal atau dapat apabila seseorang tidak mengeluh sakit. Menjadi sehat merupakan harapan bagi setiap manusia, oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan dimulai dengan makan-makanan yang bergizi empat sehat lima sempurna dan harus didukung dengan lingkungan yang baik. Keberadaan industri peleburan besi dan baja memberikan dampak negatif bagi masyarakat berupa pencemaran udara yang dikeluarkan dari sisa produksi. Pencemaran udara tersebut menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang menghirup udara dalam jangka panjang. Penyakit yang ditimbulkan berupa penyakit batuk, pusing, flu, dan sesak nafas. Besarnya kerugian yang diderita rumahtangga akibat penurunan kualitas kesehatan disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Biaya Pengobatan Sebelum dan Setelah Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja di Dusun Palahlar Tahun 2013 Wilayah Jumlah Penderita Sebelum RT Biaya Pengobatan Sebelum Rptahun Jumlah Penderita Setelah RT Biaya Pengobatan Setelah Rptahun Selisih Biaya Pengobatan Rp 1 10 710 500 20 21 440 000 20 729 500 2 10 900 000 14 10 396 000 9 496 000 3 8 641 000 10 9 417 000 8 776 000 Total 28 2 251 500 44 41 253 000 39 001 500 Pada wilayah pertama, jumlah rumahtangga yang mengalami sakit sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja sebanyak 10 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 710 500 per tahun sedangkan setelah keberadaan industri jumlah rumahtangga yang sakit sebanyak 20 rumahtangga 100 persen dengan biaya pengobatan Rp 21 440 000 per tahun. Jumlah rumahtangga yang menderita penyakit pada wilayah kedua sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja sebanyak 10 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 900 000 per tahun dan setelah keberadaan industri jumlah rumahtangga yang menderita sakit 60 bertambah menjadi 14 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 10 396 000 per tahun. Sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja jumlah rumahtangga yang menderita sakit pada wilayah ketiga sebanyak delapan rumahtangga dengan biaya pengobatan sebesar Rp 641 000 per tahun sedangkan setelah keberadaan industri jumlah yang menderita sakit bertambah menjadi 10 rumahtangga dengan biaya pengobatan Rp 9 417 000 per tahun. Total kerugian yang dikeluarkan rumahtangga untuk membiayai pengobatan anggota rumahtangga sebelum keberadaan industri peleburan besi dan baja adalah Rp 2 251 500 per tahun, setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja sebesar Rp 41 253 000 per tahun, dan perubahan biaya pengobatan setelah keberadaan industri sebesar Rp 39 001 500, dengan jumlah rumahtangga yang menderita penyakit sebelum keberadaan industri 26 rumahtangga dan sebanyak 42 rumahtangga setelah keberadaan industri. Total biaya pengobatan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja meningkat tajam dikarenakan banyaknya rumahtangga yang berobat ke mantri, klinik maupun rumah sakit. Sebelum keberadaan industri masyarakat hanya menderita penyakit musiman seperti batuk, flu, dan pusing namun setelah keberadaan industri penyakit tersebut menjadi lebih sering diderita oleh rumahtangga dan bertambah penyakit sesak nafas. Sehingga rumahtangga pun beralih dari berobat di puskesmas menjadi ke klinik, mantri, rumah sakit namun sebagian rumahtangga masih ada yang berobat ke puskesmas karena biaya pengobatan yang lebih murah dan terjangkau. Hasil perhitungan biaya berobat masyarakat Lampiran 3. 6.3. Dampak Pencemaran oleh Kegiatan Industri Peleburan Besi dan Baja terhadap Nilai Ganti Rugi yang Layak diterima oleh Masyarakat Pendekatan Contingent Valuation Method CVM dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi dampak pencemaran oleh kegiatan industri peleburan besi dan baja terhadap besarnya nilai ganti rugi yang layak diterima oleh masyarakat. Nilai ganti rugi diperlukan karena masyarakat yang tinggal di sekitar industri memiliki hak untuk dapat menghirup udara mereka tanpa tercemar. Pada kasus ini, pihak industri mendekat kepada masyarakat daerah 61 tempat tinggal sehingga menurunkan kualitas lingkungan disekitar industri. Hasil dari pelaksanaan metode CVM adalah sebagai berikut: 1. Membangun Pasar Hipotetis Setting Up the Hypothetical Market Pasar hipotetis dibentuk atas dasar keberadaan industri peleburan besi dan baja memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar wilayah industri. Timbulnya penurunan kualitas lingkungan dan penurunan tingkat kesehatan karena industri memiliki jarak yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat di Dusun Palahlar berupa pencemaran udara. Oleh karena itu, diperlukan adanya nilai ganti rugi atas pencemaran tersebut dari pihak industri. Ganti rugi diperlukan karena masyarakat sekitar kawasan industri memiliki hak untuk dapat menghirup udara yang bersih tanpa tercemar. Pemberian nilai gajnti rugi ini ditujukan sebagai pertanggung jawaban atas penurunan kualitas lingkungan di Dusun Palahlar. Skenario: Apabila pihak industri peleburan besi dan baja akan memberlakukan pemberian ganti rugi kepada masyarakat disekitar industri yang terkena dampak berupa penurunan kualitas lingkungan. Besarnya nilai ganti rugi akan langsung ditanyakan kepada setiap rumahtangga sesuai dengan kerugian yang bener-benar dirasakan oleh setiap rumahtangga dan akan digunakan untuk apa saja nilai ganti rugi tersebut. 2. Memperoleh Nilai WTA Besarnya nilai WTA didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan menggunakan metode open-ended question. Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga wilayah, wilayah pertama memiliki nilai rata-rata WTA paling tinggi yaitu sebesar Rp 6 712 350 per rumahtangga per tahun karena wilayah pertama meiliki jarak tempat tinggal yang terdekat dengan industri sehingga merasakan dampak yang paling besar. Perbandingan nilai WTA setiap wilayah Tabel 17.