Kerangka Pemikiran Teoritis KERANGKA PEMIKIRAN

25 sehingga responden dapat memilih nilai maksimalminimal sesuai dengan preferensinya. Metode ini dikembangkan untuk membatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Mengembangkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi barang lingkungan yang lain. Keunggulan metode ini adalah memberikan stimulan untuk membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai maksimum atau minimum yang akan diberikan tanpa harus terintimidasi dengan nilai tertentu, seperti pada metode tawar-menawar. Penggunaan metode ini dibutuhkan pengetahuan statistik yang baik. Selain metode tersebut, terdapat pula metode bertanya Contingent Rangking. Metode ini tidak menanyakan langsung berapa nilai yang ingin dibayarkan atau diterima, tetapi responden diberikan pilihan rangking dari kombinasi kualitas lingkungan yang berada dengan nilai moneter yang berbeda. Responden diminta mengurutkan beberapa pilihan dari yang paling disukai sampai kepada yang tidak disukai. Metode ini menggunakan skala ordinal sehingga diperlukan pengetahuan statistik yang sangat baik dan jumlah sampel yang besar.

3.1.3. Model Regresi Linier Berganda

Menurut Firdaus 2004, model regresi berganda multiple regression model , yaitu suatu model dimana variabel dependen bergantung pada dua atau lebih variabel independen. Model regresi berganda yang paling sederhana adalah regresi tiga variabel, yang terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel independen. Metode analisis berganda merupakan metode analisis yang didasarkan pada metode Ordinary Least Square OLS. Menurut Gujarati 1978, sifat-sifat penaksiran OLS adalah: 1 penaksiran tadi tidak bias, 2 penaksiran tadi mempunyai varian yang minimum, 3 konsisten, 4 efisien, dan 5 linier. Asumsi-asumsi yang dapat digunakan untuk model regresi linier berganda dengan OLS adalah Firdaus, 2004: 1. E = 0, untuk setiap i. 26 2. Cov , = 0, i ≠ j. Asumsi ini dikenal sebagai asumsi tidak adanya korelasi berurutan atau tidak ada autokorelasi. 3. Var = , untuk setiap i. Asumsi ini dikenal sebagai asumsi homoskedastisitas, atau varians sama. 4. Cov | = Cov | = 0. Artinya, variabel pengganggu dan variabel independen X tidak berkorelasi. 5. Tidak ada multikolinieritas multicolinearity, yang berarti tidak terdapat hubungan linieritas yang pasti diantara variabel independen. Secara umum, fungsi regresi berganda dituliskan sebagai berikut Juanda, 2009: Y = α X 0i + α 1 X 1i + α 2 X 2i + ... + α j X ji + U i Jika semua pengamatan bernilai 1, maka model diatas menjadi Y = α + α 1 X 1i + α 2 X 2i + ... + α j X ji + U i dimana : Y = Variabel dependen i = Nomor pengamatan dari 1 sampai n sampel X ji = Pengamatan ke- i untuk variable independen X j α = Intersep α 1,2,..n = Parameter X i U i = Variabel pengganggu

3.1.4. Model Regresi Logistik

Menurut Rosadi 2011, regresi logistik merupakan salah satu model statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara sekumpulan variabel independen dengan suatu variabel dependen bertipe kategoris atau kualitatif. Kategori dari variabel dependen dapat terdiri atas dua kemungkinan nilai dichotomous, seperti yatidak, suksesgagal, dan lain-lain, atau lebih dari dua nilai polychotomous, seperti sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Menurut Firdaus, Harmini, dan Farid 2011, model regresi logistik merupakan suatu model untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari kategori variabel dependen menggunakan metode Maximum Likelihood Estimator 27 MLE. Dalam analisis regresi logistik, pemodelan peluang kejadian tertentu dari kategori variabel dependen dilakukan melalui transformasi dari regresi linier ke logit. Formula transformasi logit adalah: Logitpi = Log Dengan pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari variabel dependen untuk orang ke- i dan log adalah logaritma dengan basis bilangan e. Ilustrasikan proses transformasi logit disajikan pada Gambar 1. pi Logit Pi Logit transform Predictor Preditor Gambar 1. Transformasi Logit 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Alur kerangka operasional penelitian disajikan pada Gambar 2. Keberadaan industri peleburan besi dan baja dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan industri adalah terbukanya lapangan kerja baru dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat, tetapi masyarakat sekitar kawasan industri juga merasakan dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan karena asap yang dihasilkan industri. Masyarakat sekitar kawasan industri dapat mengalami gangguan saluran pernapasan apabila mereka menghirup udara tersebut dalam jangka waktu yang panjang. Pencemaran udara yang ditimbulkan industri akan berdampak pada lingkungan sekitar yang dapat diidentifikasi dengan melihat perubahan yang terjadi pada lingkungan serta dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat disekitar kawasan industri yang dapat menimbulkan penyakit. 28 Keterangan: adalah ruang lingkup penelitian Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan Kawasan Industri Industri Peleburan Besi dan Baja di Tangerang Dampak Positif : Lapangan Pekerjaan Baru dan Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Dampak Negatif: Penurunan Kualitas Lingkungan Sekitar Industri Dampak Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja pada Masyarakat Sekitar Pencemaran Udara Nilai Ganti Rugi Mengestimasi Nilai Ganti Rugi yang Layak Akibat Keberadaan Industri Peleburan Besi dan Baja Willingness to Accept WTA Menganalisis Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Ganti Rugi yang Bersedia diterima Masyarakat: Model Regresi Berganda Dampak Lingkungan dan Kesehatan: Analisis Deskriptif dan Cost of Illness. Peluang Pindah Menganalisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat pindah: Model Regresi Logistik Faktor WTA 29 Industri peleburan besi dan baja juga memiliki dampak negatif yang dirasakan masyarakat sekitar kawasan industri. Pertama, pencemaran udara dapat berdampak pada lingkungan yang dapat dianalisis secara deskriptif. Pencemaran udara juga berdampak pada kesehatan, banyak anggota rumahtangga yang mengalami gangguan saluran pernapasan akibat pencemaran udara yang dihasilkan dari proses produksi industri. Pengukuran nilai kesehatan dapat dihitung menggunakan pendekatan cost of illness dari jumlah rumahtangga yang terkena penyakit dikali biaya pengobatan masyarakat per tahun. Kedua, besarnya dana ganti rugi yang bersedia diterima oleh masyarakat dengan menggunakan perhitungan Willingness to Accept WTA. Ketiga, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTA sampel menggunakan model analisis regresi berganda. Keempat, faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk pindah dari sekitar wilayah industri peleburan besi dan baja menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai besarnya nilai ganti rugi yang sesuai untuk rumahtangga Dusun Palahlar akibat pencemaran udara yang ditimbulkan industri peleburan besi dan baja. Dengan demikian, informasi tersebut dapat dijadikan saran bagi pihak-pihak terkait dalam memberikan ganti rugi yang sesuai untuk rumahtangga yang merasakan dampak dari pencemaran yang dilakukan industri tersebut.

3.3. Hipotesis Penelitian

1. Kegiatan industri peleburan besi dan baja di Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang menimbulkan pencemaran udara. 2. Pencemaran udara oleh industri menurunkan kualitas lingkungan dan kesehatan rumahtangga Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. 3. Penurunan tingkat kesehatan rumahtangga sekitar industri diakibatkan rumahtangga menghirup udara yang tercemar limbah peleburan besi dan baja. 4. Rumahtangga Dusun Palahlar harus membeli alat seperti penutup hidung untuk mengurangi dampak pencemaran udara. 30 5. Kerugian yang dialami rumahtangga Dusun Palahlar akibat pencemaran udara dapat digunakan untuk menghitung nilai ganti rugi. 31

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Dusun Palahlar, Desa Budimulya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provisi Banten, Indonesia. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Dusun Palahlar, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang merupakan lokasi terdekat dengan industri peleburan besi dan baja. Masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi tersebut merasakan penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran udara akibat aktivitas industri di kawasan industri. Pengumpulan data lapang dilakukan selama dua bulan, dimulai pada bulan April 2013 hingga Mei 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara kepada responden rumahtangga menggunakan kuesioner Lampiran 1 dan metode observasi untuk mengetahui kualitas lingkungan setelah keberadaan industri peleburan besi dan baja di Dusun Palahlar. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan, kesehatan masyarakat, besarnya nilai ganti rugi yang layak diterima masyarakat, faktor yang mempengaruhi nilai ganti rugi, dan keputusan masyarakat untuk pindah dari sekitar wilayah industri. Data penelitian dampak keberadaan industri peleburan besi dan baja terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di Dusun Palahlar tahun 2013 disajikan pada Lampiran 2. Data sekunder dari Kantor Kelurahan Desa Budimulya di Dusun Cikupa dan Badan Lingkungan Hidup Daerah BLHD Kabupaten Tangerang.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dengan menemui rumahtangga di Dusun Palahlar, karena kerangka sampel rumahtangga tidak tersedia. Rumahtangga dikelompokkan berdasarkan strata tempat tinggal dengan