BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya
untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil riset Political and Economic Risk Consultancy PERC Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 2001:165 kualitas pendidikan Indonesia
berada di urutan ke 12 dari 12 negara Asia yang diteliti. Fakta ini menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia yang masih jauh tertinggal dari negara-negara
maju dan negara-negara berkembang lainnya. Lembaga pendidikan tinggi sebagai salah satu unsur sistem pendidikan
nasional bertugas menyelenggarakan pendidikan yang membawa misi untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademikprofesional serta mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni IPTEKS untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional PP No 60 pasal 2; Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan: 162. Dalam era globalisasi dewasa ini Perguruan
Tinggi PT dituntut untuk menghasilkan keluaran output yang dapat merespon serta mengikuti arus perubahan dan kemajuan.
Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan LPTK sebagai salah satu elemen lembaga pendidikan tinggi juga menghadapi tantangan untuk
menghasilkan output yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kualitas keluaran LPTK harus menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi
profesional, kompetensi paedagogis, kompetesi sosial dan kompetensi kepribadian.
Pendidikan berkaitan erat dengan proses transfer of knowledge, oleh karena itu penguasaan kompetensi profesional guru mendapat proporsi yang lebih
besar dalam perkuliahan. Untuk dapat mencapai kompetensi profesional
lulusanya, digunakan berbagai pendekatan pengajaran yang disesuaikan dengan kelompok mata kuliah. Pendidikan guru MIPA mengembangkan pendekatan
sesuai dengan hakikat IPA yaitu hasil IPA dan cara kerja untuk memperoleh hasil itu. Hasil IPA berupa fakta-fakta seperti hukum-hukum, prinsip-prinsip,
klasifikasi, struktur dan lain sebagainya. Pendekatan pengajaran yang telah dikembangkan selama beberapa tahun
ini adalah inquiry. Dalam pendekatan ini proses pembelajaran merupakan stimulus sehingga mahasiswa dapat mengembangkan cara berfikir ilmiah untuk
memecahkan masalah. Mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri, sehingga mahasiswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar. Artinya
mahasiswa aktif secara mental dan fisik dalam mengaktualisasikan diri selama kegiatan pembelajaran.
Pendekatan inquiry dikembangkan menjadi beberapa macam, antara lain inquiry bebas, inquiry terbimbing, dan inquiry bebas termodifikasi. Dalam
pendekatan inquiry bebas mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan pemecahan masalah sendiri tanpa bimbingan. Dalam pendekatan inquiry
terbimbing dosen memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada mahasiswa, sebagian perencanaan dibuat oleh dosen, mahasiswa tidak
merumuskan masalah. Sedangkan pada pendekatan inquiry bebas termodifikasi dosen hanya memberikan problem dan biasanya mahasiswa diberi kebebasan
untuk melakukan pengamatan, eksplorasi, dan atau penelitian. Dosen merupakan narasumber yang tugasnya memberikan bantuan yang diperlukan.
Jurusan PMIPA FKIP UNS, sebagai salah satu LPTK yang melaksanakan pendidikan IPA mengembangkan mata kuliah yang dipelajari
secara teori dan praktikum di laboratorium. Sehingga calon guru menguasai konsep keilmuan melalui proses mencari tahu secara sistematis.
Praktikum merupakan suatu bentuk pengajaran untuk memenuhi fungsi latihan, umpan balik, dan memperbaiki motivasi mahasiswa. Bentuk pengajaran
ini efektif untuk mencapai tiga macam tujuan pembelajaran secara bersamaan yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Kemampuan
kognitif menggambarkan kemampuan penguasaan konsep ilmu, yang meliputi
enam kemampuan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan afektif meliputi sikap mahasiswa untuk melakukan adopsi,
inovasi untuk seterusnya sampai suatu pengetahuan yang baru benar-benar dipraktikkan. Kemampuan psikomotorik menggambarkan kemampuan dalam
melakukan proses kerja ilmiah yang meliputi kemampuan mengindra, menyiapkan diri, bertindak secara mekanik dan bertindak secara kompleks. Namun kondisi di
lapangan, kegiatan praktikum hanya berorientasi pada aspek kognitif supaya mahasiswa mencapai predikat lulus.
Salah satu mata kuliah praktikum wajib di jurusan PMIPA FKIP UNS adalah Praktikum Fisika Dasar I dengan bobot 1 SKS. Dalam praktikum juga
seharusnya dikembangkan berbagai pendekatan pengajaran dan teknik-teknik pengajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Kondisi yang berkembang di lapangan, penggunaan pendekatan inquiry belum optimal. Atas dasar pertimbangan itulah penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Pendekatan Inquiry Terhadap Kemampuan Psikomotorik Ditinjau dari Kemampuan Kognitif Mahasiswa
Jurusan PMIPA FKIP UNS Tahun Ajaran 20062007”
B. Identifikasi Masalah