maka frekuensi getar dapat dinyatakan
l l
2 1
1 m
F n
f n
f
n
+ =
+ =
n = 0,1,2,... = notasi untuk nada dasar, nada atas pertama, nada atas kedua, dst…
B. Kerangka Berpikir
Praktikum merupakan suatu bentuk pengajaran yang dapat memenuhi fungsi pendidikan umum latihan, dan umpan balik, serta fungsi khusus
memperbaiki motivasi mahasiswa. Sehingga dapat mengeksplorasi tiga tujuan pembelajaran secara bersamaan, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik. Supaya tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai, digunakan suatu cara
perencanaan praktikum yang menempatkan tujuan-tujuan pembelajaran tersebut dalam ruang lingkup yang lebih luas, yakni ruang problema. Dengan satu
problema, semua keterampilan-keterampilan yang penting dalam praktikum dapat dilatih secara bersamaan. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi;
merancang eksperimen untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ada, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, berdiskusi
mengenai permasalahan yang ada, dan membuat kesimpulan sendiri. Cara perencanaan praktikum tersebut tercermin dalam suatu bentuk
pendekatan pengajaran. Pendekatan yang sesuai untuk melatih ketrampilan- keterampilan tersebut adalah pendekatan inquiry. Pendekatan inquiry merupakan
odel pengajaran yang mengarahkan siswa untuk mencari tahu pemecahan dari suatu masalah dengan menginvestigasi, bertanya, membuat penjelasan dan
mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki serta menggunakan berbagai
keterampilan. Sehingga penemuan konsep-konsep terjadi melalui proses mental aktivitas kognitif mereka sendiri dengan menggunakan berbagai keterampilan,
termasuksalah satu diantaranya adalah keterampilan motorik. Keterampilan motorik motor skills berkaitan dengan serangkaian
gerakan jasmaniah dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Keterampilan motorik tidak
hanya menuntut kemampuan untuk merangkaian gerak jasmaniah tetapi juga memerlukan aktivitas mentalpsychis aktivitas kognitif supaya terbentuk suatu
koordinasi gerakan secara terpadu. Karena dalam belajar keterampilan motorik terdapat dua fase, yakni fase kognitif dan fase fiksasi. Dalam fase kognitif terjadi
pembentukan prosedur sehingga diperoleh pengetahuan deklaratif mengenai urutan langkah-langkah opersional atau urutan yang harus dibuat. Kemudian
rangkaian gerakan mulai dilaksanakan, dengan dituntun oleh pengetahuan prosedural, sampai semua gerakan berjalan sangat lancar. Inilah yang disebut
“fase fiksasi”, yang baru berakhir bila gerak jasmani berjalan otomatis. Bertolak dari pemikiran diatas maka dapat diasumsikan bahwa
penggunaan pendekatan inquiry dalam pembelajaran praktikum dan kemampuan kognitif
yang dimiliki
mahasiswa berpengaruh
terhadap kemampuan
psikomotorik mahasiswa. Kerangka pemikiran ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Kemampuan Psikomotorik
Kemampuan Kognitif
Tinggi
Keadaan awal sama
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperime
Kemampuan Kognitif
Tinggi Kemampuan
Kognitif Rendah
Pendekatan Inquiry Bebas
Termodifikasi
Pendekatan Inquiry
Terbimbing
Gambar 9. Paradigma Penelitian
C. Pengajuan Hipotesis