Metode EPD Metode IIT

CCO Indonesia kembali mengalami penurunan menjadi 23,63 dengan penurunan nilai ekspor yang cukup signifikan sebesar 67,69 persen. Rata rata nilai RCA di AS sebesar 34,71 dengan pangsa pasar ekspor sebesar 12 persen maka produk CCO Indonesia di pasar tersebut berkinerja baik.

5.1.2. Metode EPD

Hasil analisis Export Product Dynamic EPD pada produk CCO Indonesia di pasar internasional berada pada posisi “rising star” dengan pertumbuhan pangsa pasar ekspor sebesar 12.53 dan pertumbuhan pangsa pasar produk sebesar 0.64 yang keduanya bernilai positif Gambar 5.1.. Selain memiliki keunggulan komparatif ternyata produk CCO Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dan merupakan produk dinamis di dunia dimana pertumbuhan poduknya pesat yang ditandai oleh peningkatan permintaan di pasar dunia. Hal ini sesuai dengan BAPPENAS 2009 bahwa produk Indonesia yang memiliki posisi ‘rising star’ pada pasar dunia didominasi oleh komoditi pertanian. Posisi produk CCO Indonesia di masing masing negara tujuan ekspor pun sebagian besar adalah “rising star” yaitu, China, India, Malaysia, Belanda, Singapura, dan Amerika Serikat. Artinya, pangsa pasar ekspor di keenam negara tersebut bernilai positif dan pangsa produknya pun bernilai positif. Hal ini menunjukkan kemapmuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan impor produk CCO dimana produk tersebut berada di posisi dinamis. Di pasar Spanyol dan Tunisia, produk ini berada di posisi “lost opportunity” dengan pangsa pasar ekspor bernilai negatif sedangkan pangsa pasar produknya bernilai positif. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi permintaan akan ekspor produk CCO di kedua negara tersebut sedangkan produknya berada di posisi yang dinamis dimana terjadi peningkatan permintaan. Sumber: UNComtrade, 2011 diolah. Gambar 5.1. Hasil Estimasi EPD Produk CCO Indonesia Secara umum, produk CCO Indonesia selain memiliki keunggulan komparatif juga didukung dengan keunggulan kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan posisi produk tersebut di pasar internasional dan sebagian besar negara tujuan ekspor berada di posisi “rising star”.

5.1.3. Metode IIT

Hasil Estimasi IIT atau Grubel Lloyd Index GLI merupakan suatu metode untuk menunjukkan apakah komoditi atau industri yang diteliti perdagangannya bersifat inter industri atau intra industri. Perdagangan inter industri terjadi ketika suatu negara mengekspor dan mengimpor produk yang berbeda klasifikasinya. Perdagangan jenis ini berbeda dengan perdagangan intra industri dimana suatu negara melakukan ekspor dan impor dengan produk yang klafikasinya sama. Metode ini digunakan untuk melihat aliran perdagangan produk CCO antar Indonesia dan negara negara tujuan ekspornya selama periode 2005 2009. Dalam perhitungan GLI terdapat kecenderungan semakin detail data komoditi maka nilai GLI semakin kecil Ibrahim, Permata, dan Wibowo, 2010. Hal tersebut terbukti dalam penelitian ini bahwa nilai GLI berkisar antara 0 0,052. Tabel 5.11. Rata7Rata Hasil Estimasi IIT Produk CCO Indonesia dengan Negara Tujuan Ekspor Negara Rata Rata Nilai IIT China Spanyol India Malaysia 0,052 Belanda Singapura 0,0015 Tunisia Amerika Serikat Sumber: UNComtrade, 2011 diolah. Berdasarkan hasil estimasi, China, Spanyol, India, Belanda, Tunisia, dan Amerika Serikat memiliki rata rata nilai indeks IIT sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa hanya terjadi satu aliran perdagangan one way trade yaitu, ekspor antar negara negara tersebut sedangkan Indonesia sama sekali tidak melakukan impor akan produk CCO dari negara negara tujuan ekspornya. Hubungan satu arah ini mengindikasikan keenam negara tersebut memiliki ketergantungan impor yang tinggi terhadap produk CCO Indonesia sehingga Indonesia berperan menjadi negara net eksportir. Sedangkan Malaysia dan Singapura tercatat mengimpor produk tersebut ke Indonesia dalam nilai yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan ekspor yang berasal dari Indonesia. Rata rata nilai indeks IIT Indonesia dengan Malaysia sebesar 0,052 yang masih kurang dari 0,5 artinya perdagangan antar kedua negara tesebut bersifat inter industri. Sama halnya dengan Singapura, rata rata nilai indeks IIT produk CCO sebesar 0,0015 masih berkisar di nilai 0 dan mengindikasikan bahwa perdagangannya masih dalam satu arah one way trade yang bersifat inter industri.

5.2. Analisis Aliran Ekspor Produk CCO Indonesia di Negara Tujuan