Untuk mengukur tinggi rendahnya kesadaran politik secara kuantitatif sangatlah sulit, dan salah satu jalan yang ditempuh untuk mengukur kesadaran
politik tersebut yaitu dengan mengemukakan dan mengenali indikator-indikator yang dapat menunjukkan kecenderungan kesadaran politik warga negara. Menurut
Gabriel Almond dan Sindey Verba 1984: 67, untuk mengukur dimensi kesadaran politik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Mengikuti segala aktifitas pemerintahan
b. Mengikuti laporan mengenai aktivitas pemerintahan melalui berbagai
media.
6.5 Teori Gender
Teori gender dipakai sebagai pisau analisis sosial konflik yang mengacu kepada ketidakadilan peran, fungsi, kedudukan, dan struktural karena kondisi
sosial, tradisi masyarakat, keyakinan beragama individu, dan kebijakan pemerintah. Istilah gender sering dipakai kalangan Feminis ataupun masyarakat
yang tertarik dengan Pergerakan Perempuan. Gender membicarakan tentang kedudukan perempuan dan laki-laki. Lebih lengkapnya gender adalah suatu
konstruksi sosial antara laki-laki dan perempuan yang mana dilihat bukan dari perbedaan biologisnya namun dari kedudukan, status, tugas dan peranan di antara
keduanya ditinjau dari persfektif sosial, ekonomi, hukum, budaya, HAM bahkan di lingkungan keluarga sendiri. Gender bukan hanya berbicara tentang perempuan
tetapi laki-laki juga mengalaminya. Meskipun, yang sering mendapat perbedaan dan perlakuan yang tidak adil adalah perempuan.
Secara etimologi gender berasal dari kata Latin genus, Inggris abad pertengahan gendre, Yunani gen, dan Prancis modern genre. Awalnya secara
umum berarti “jenis” kata benda atau “menghasilkan” kata benda, namun belakangan secara gramatikal lebih sering digunakan untuk menunjuk jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin atau seks secara sosial daripada biologis
22
. Kata gender dipopulerkannya oleh Ann Oakley, seorang sosiologi asal Inggris. Seperti dijelaskan Oaklley
dalam bukunya yang berjudul Sex, Gender and Society , secara praktis istilah gender awalnya dikenal dalam ilmu medis terutama dalam psikologi era 1930-an
yang mempergunakan istilah ini untuk menunjuk atribut psikologis seseorang tanpa mempersoalkan kaitannya dengan seks. Kaitan gender dengan seks baru
dipersoalkan pada 1986 oleh seorang psikiater bernama Robert Stoller dalam bukunya berjudul Sex and Gender. Dalam buku tersebut, Stoller membahas
seseorang yang dilahirkan dengan alat kelamin external genitalia jantan atau betina, namun yang bersangkutan tumbuh berkembang justru menyerupai lawan
jenisnya. Berdasarkan hal inilah, Stoler mempergunakan istilah gender untuk menunjuk perilaku, perasaan, pikiran, dan fantasi tentang seks yang tidak selalu
berkonotasi biologis. Oakley mendefinisikan gender as a matter of culture taht refers to social classfication of masculine and feminisme yang dibedakan dengan
sex that refers to the biological differences between male and female. Dengan kata lain, gender menurut Oakley adalah pada dasarnya merupakan sebuah
konstruksi sosial.
23
Dalam buku Pemberdayaan Perempuan dari masa ke masa, karangan Aida Vitalaya S.Hubeis, Gender adalah suatu konsep yang merujuk pada suatu
sistem peranan dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak ditentukan oleh perbedaan biologis, akan tetapi oleh lingkungan sosial budaya,
politik dan ekonomi. Gender mengacu pada perbedaan peran sosial serta tanggung jawab perempuan dan lelaki pada perilaku dan karakteristik yang dipandang tepat
untuk perempuan dan laki-laki pada pandangan bagaimana kegiatan yang mereka lakukan seharusnya dihargai.
24
22
http:id.wikipedia.orgwikigender yang disunting pada tangal 06 Mei 2012
23
Basilica Dyah Putranti. SDM, Tantangan masa depan : reposisi gender dalam pembangunan. Yogyakarta. Gadjahmada. 2007. Hal: 220
24
Hubeis, Aida vitalaya S. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor. PT. Penerbit IPB Press.2010
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat umum sangat sulit membedakan antara pengertian gender dengan seks jenis kelamin sehingga seringkali terjadi ‘penyamaan’ pengertian
yang menimbulkan kesalahpahaman. Padahal gender dengan seks itu jelas berbeda. Seks adalah perbedaan biologis dan fungsional tubuh antara laki-laki dan
perempuan. Karakteristik seks adalah sebagai berikut: 1
Ciptaan tuhan 2
Bersifat kodrati 3
Tidak dapat ditukardiubah 4
Berlaku dimanapun dan kapanpun Sedangkan, Gender merupakan perbedaan fungsi, peranan, dan tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil daripada konstruksi sosial. Karakteristik gender yakni:
1 Buatan manusia
2 Tidak bersifat kodrat
3 Dapat berubahditukar
4 Tergantung waktu dan budaya setempat
Dan untuk memahami konsep gender, ada beberapa hal yang harus kita pahami yakni ketidakadilan gender dan kesetaraan gender.
A. Kesetaraan gender
Kesetaraan gender merupakan suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial antara perempuan dan laki-laki setara, seimbang, dan harmonis.
B. Ketidakadilan gender
Ketidak-adilan gender merupakan suatu kondisi tidak adil sebagai akibat daripada sistem atau struktur sosial dimana laki-lai dan perempuan menjadi korban dari
sistem tersebut, dan hal ini terjadi karena adanya keyakinanpembenaran yang ditanamkan secara turun-temurun.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat apakah ada masalah sebagai akibat dari gender dalam suatu masyarakat adalah dengan melihat apakah di suatu negara atau masyarakat
menimbulkan ketidakadilan gender baik perempuan atau laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari bentuk – bentuk ketidak-adilan gender yang meliputi :
• Marginalisasi peminggiranpemiskinan perempuan yang mengakibatkan kemiskinan, banyak terjadi dalam masyarakat di Negara berkembang seperti
penggusuran dari kampung halaman, eksploitasi, banyak perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program pembangunan seperti intensifikasi
pertanian yang hanya memfokuskan pada petani laki – laki. • Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa salah satu jenis kelamin
dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding jenis kelamin lainnya. Ada pandangan yang menempatkan kedudukan perempuan lebih rendah daripada laki
– laki. • Stereotype merupakan pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negatif
secara umum selalu melahirkan ketidak-adilan pada salah satu jenis kelamin tertentu.
• Kekerasan violence, artinya suatu serangan fisik maupun serangan non fisik yang dialami perempuan maupun laki – laki sehingga yang mengalami akan
terusik batinnya • Beban kerja double burden yaitu sebagai suatu bentuk diskriminasi dan
ketidak-adilan gender dimana beberapa beban kegiatan diemban lebih banyak oleh salah satu jenis kelamin
25
.
25
Ibid, hal.8.
Universitas Sumatera Utara
6.6 Teori Feminisme