Gambar. 5
5. Pendidikan Pengenalan Kekerasan Berbasis Gender
Pendidikan pengenalan kekerasan berbasis gender merupakan materi yang bertujuan untuk mengenal bentuk-bentuk kekerasan baik itu kekerasan terhadap
perempuan KTP dan kekerasan dalam rumah tangga KDRT. Biasanya narasumber dalam materi ini ada dua yakni narasumber materi dan narasumber
untuk studi kasus. Hal ini dimaksudkan agar para peserta diskusi dapat mengenal secara langsung dan memahami yang dinamakan dengan kekerasan. Kekerasan
bukan hanya terjadi dalam bentuk fisik tetapi juga dalam bentuk psikis, kekerasan jenis inilah yang banyak tidak diketahui oleh perempuan. Setelah mendapatan
materi tersebut, para peserta akan diajak untuk menganalisis suatu kasus kekerasan yang terjadi dan bagaimana mengatasinya. Selain itu para peserta juga
akan diberikan bekal atau pelatihan agar dapat melakukan advokasi terhadap
Universitas Sumatera Utara
korban kekerasan. Banyaknya kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan, maka didirikanlah sebuah kelompok layanan berbasis komunitas. Layanan ini
bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menangani masalah kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh perempuan di komunitas tertentu.
Sesuai dengan Pasal 15 UU RI No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga PKDRT bahwa setiap orang yang mendengar, melihat,
atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga wajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan kemampuannya yakni, mencegah terjadinya tindak
pidana, memberikan perlindungan dan pertolongan darurat kepada korban serta membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
Gambar. 6
6. Diskusi Panel mengenai UU Otonomi Daerah
Maraknya desentralisasi pasca reformasi menjadi perhatian kita dalam menganalisis makna atau motif dilakukannya desentralisasi atau pemekaran. Dan
salah satu wilayah atau daerah pemekaran tersebut yakni Kabupaten Dairi. Pemahaman perempuan mengenai Undang-undang otonomi daerah dirasa perlu
Universitas Sumatera Utara
selain agar tidak menjadi komoditas politik, pemahaman mengenai UU ini membuat kita waspada dan meminimalisir adanya kepentingan ekonomis dan
politis suatu golongan. Dalam seminar ini hal yang paling utama akan dibahas yakni mempertanyakan posisi perempuan dalam desentralisasi, karena ada
beberapa temuan dimana telah terjadi peminggiran perempuan dalam era desentralisasi di pedesaan. Diskusi panel yang diadakan pada 11 Juni 2002 ini
bertema “Mempertanyakan Partisipasi Politik Perempuan Dalam Rencana Pemekaran Kabupaten Dairi” yang bertujuan agar para peserta yang mewakili
perempuan dan masyarakat mengetahui latar belakang pemekarannya, ide dasar desentralisasi, dampak desentralisasi serta posisi dan partisipasi perempuan dalam
desentralisasi. Diskusi ini dihadiri oleh 126 peserta yang berasal dari berbagai perwakilan masyarakat terutama organisasi perempuan.
Gambar. 7
7. Pembentukan Kelompok dan Organisasi Perempuan