Pendidikan atau Penyadaran Gender

sipil dan politiknya di masyarakat 42 . Dalam pelaksanaannya, pendidikan politik seharusnya dilaksanakan oleh partai politik sebagai lembaga politik negara, namun pada kenyataannya pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik lebih bersifat taktis dimana hanya menginformasikan bagaimana untuk memilih dan siapa yang dipilih bukan bagaimana untuk menjadi pemilih yang cerdas dan kritis. Padahal ketika kesadaran politik masyarakat terbangun terutama kaum perempuan, maka kemajuan dapat dicapai dan kemiskinan serta penyalahgunaan wewenang dapat diminimalisir. Dalam wawancara dengan Dina Lumbantobing Pendiri Pesada, “Langkah awal dalam melakukan pendidikan politik ialah dengan membangun kesadaran kritis, dan kesadaran kritis tidak akan terbangun jika tidak adanya pengorganisasian yang dapat diwujudkan dalam bentuk CU serta penguatan politik perempuan. Selain itu dengan adanya advokasi kebijakan pemerintah yang responsif gender maka akan timbul yang namanya partisipasi, partisipasi akan terjadi jika tidak ada kekerasan yang terjadi bebas dari kekerasan dan intervensi. Karena inti daripada pendidikan politik adalah penguatan politik yang bertujuan untuk membangun kesadaran politik sehingga perempuan dapat mengambil keputusan secara mandiri” 43

II.1 Program Pesada dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Politik Perempuan

.

1. Pendidikan atau Penyadaran Gender

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk diskusi atau pelatihan. Penyadaran gender merupakan materi dasar dan wajib yang diberikan Pesada kepada para staf dan dampingan Pesada. Hal ini bertujuan untuk membangun frame atau paradigma berfikir yang sensitif gender. Dalam materi ini akan dijelaskan mengenai pengertian gender, kesetaraan gender, dan ketidakadilan gender marginalisasi, stereotif, beban ganda, kekerasan. Selain itu juga akan diberikan materi analisis gender agar para perempuan dampingan memahami penyebab serta 42 Portal Berita Urang Kuningan 24072012 pkl.20.54 43 wawancara Universitas Sumatera Utara dapat meminimalisir atau mengatasi terjadinya ketidakadilan gender. Dan sebagai tambahan akan dilanjutkan dengan materi feminisme serta aliran-alirannya yang merupakan pisau analisa atau alat ukur dalam mencari akar permasalahan yang sering dialami kaum perempuan. Untuk mengatasi kejenuhan yang sering terjadi dalam suatu diskusi atau pelatihan, maka Pesada menggunakan beberapa teknik seperti misalnya permainan tali dalam manganalisis permasalahan, pembagian kelompok serta diselingi dengan ice breaker seperti menari dan lain-lain. Output yang diharapkan setelah mengikuti diskusi penyadaran gender ini adalah minimal dapat memahami atau mengetahui mengenai gender sehingga dapat membedakan antara kodrat dengan gender atau dengan kata lain sadar gender, sedangkan harapan maksimalnya yakni terbangunnya framepola pikir yang sensitive gender, yaitu suatu sikap bukan hanya sekedar memahami tetapi juga turut dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Seperti yang dikisahkan oleh Ramida Sinaga yang pada saat itu masih menjabat sebagai kepala divisi menyambangi beberapa anggota kelompok perempuan yang baru saja selesai mengikuti pendidikan gender dan kesehatan reproduksi, tiba-tiba datanglah seorang inang yang langsung memeluknya sambil mengucapkan terima kasih. Inang tersebut bercerita semenjak pulang dari mengikuti pendidikan gender, dan menceritakan pengetahuan yang diperolehnya kepada suaminya, sang suami kini selalu menanyakan lebih dahulu kapan waktu terbaik untuk berhubungan biologis sehingga tidak ada lagi paksaan dan mendatangkan kesenangan bagi keduanya. Atau mitos bahwa “melayani suami adalah kewajiban” kaum perempuan kini sudah mulai bisa ditanggalkan. Dan hal ini merupakan sebuah komunikasi baru dalam ranah privat yang merupakan pintu saling menghargai antara sang suami dengan sang isteri yang telah terbangun. Universitas Sumatera Utara Gambar. 1

2. Diskusi seputar Issue Perempuan