Jenis dan Sifat Penelitian. Sumber Data

metodologis, sistematis dan konsisten. 49 Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. 50 Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut , untuk kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul didalam gejala yang bersangkutan. 51 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian hukum normative yuridis normatif. Penelitian hukum adalah suatu peroses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa metode penelitian adalah sebuah upaya yang dilakukan berdasarkan metode tertentu secara ilmiah berkaitan dengan analisa dan konstruksi, guna memahami, menganalisis, memecahkan suatu masalah dan mencari kebenaran

1. Jenis dan Sifat Penelitian.

52 49 Soerjono Soekanto, Pengantar Peneletiaan Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Pres-UI Press, 1986, selanjutnya disingkat Soerjono Soekanto II, hlm.42 50 Soerjono Soekanto II, Op. Cit, hlm 43. Bandingkan dengan Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Garafika, 1996, hlm. 6 51 Ibid 52 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm. 35. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan Universitas Sumatera Utara perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin ajaran. 53 Penelitian hukum yang normatif menggunakan data sekunder, yang terdiri atas 1 bahan hukum primer, 2 bahan hukum sekunder, 3 sereta bahan hukum tersier. Penelitian hukum normative disebut juga penelitian hukum doktrinal. Penelitian Hukum Doktrinal dikonsepkan sebagai apa yang tertulis didalam peraturan perundang-undangan law in the books atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas. Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriktif analitis. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat, sifat individu, suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu. Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya, serta menganalisa fakta secara cermat tentang penggunaan peraturan perundang- undangan.

2. Sumber Data

54 a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersipat autoriatif artinya mempunyai otoritas. 55 53 Mukti Fajar Yulianto Achmad, Op Cit, hlm.34. 54 Muslan Abdurahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang:UMM Press, 2009, hlm. 127. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan dan peraturan yang relevan dengan penelitian yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia KUHP; 2 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Convention on Psychotropic Substances 1971 Konvensi Psikotropika 1971; 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 tentang Pengesahan Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances 1988 Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika 1988; 5 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika; 6 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika; 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika 8 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks. c. Textbooks yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh de herseende leer, 56 semua publikasi tentnag hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, 57 termasuk skripsi, tesis dan disertasi hukum dan jurna-jurnal hukum. 58 55 Peter Mahmud Marzuki, Op Cit, hlm. 141. 56 Johnny Ibrahim, Op Cit, hlm.241-242. 57 Peter Mahmud Marzuki, Loc.Cit. 58 Ibid. hlm. 155 Universitas Sumatera Utara d. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penejelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum skunder seperti kamus hukum, encyclopedia dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Kebijakan Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna Narkotika Pada Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

1 20 140

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 11

PENJATUHAN PIDANA PENJARA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI PENYALAHGUNA NARKOTIKA TANPA DILAKUKAN REHABILITASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009.

0 0 1

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

undang undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika

0 0 92

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN PADA UNDANG-UNDANG YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika. - Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 27

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 15

JURNAL ILMIAH TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA JENIS BARU YANG BELUM DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

0 0 16