Teknik Pengumpulan Data. Analisis Data

d. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penejelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum skunder seperti kamus hukum, encyclopedia dan lain-lain.

3. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa terpecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan. 59 Studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang dipergunakan dalam penelitian hukum normatif. Penelitian ini menggunakan Penelitian Hukum Normatif, oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. 60 Secara singkat studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya: Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adalah menunjukkan jalan pemecahan permasalahan penelitian. Apabila peneliti mengetahui apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain, maka peneliti akan lebih siap dengan pengetahuan yang lebih dalam dan lengkap. 61 59 Moh.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indoneisa, 2003, hlm.174. 60 Ibid, hlm.17. 61 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.112-113. Universitas Sumatera Utara 1. Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan. 2. Mendapat metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan. 3. Sebagai sumber data sekunder. 4. Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya. 5. Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat digunakan. 6. Memperkaya ide-ide baru. 7. Mengetahui siapa saja peneliti lain dibidang yang sama dean siapa pemakai hasilnya.

4. Analisis Data

Analisa data adalah peroses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. 62 62 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008, hlm.263. Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian kontruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal- pasal kedalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, peraturan Universitas Sumatera Utara perundang-udangan, putusan-putusan pengadilan dan dianalisis berdasarkan kualitatif, yaitu dengan melakukan: 1. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum konseptualisasi yang dilakukan dengan cara memberikan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut. 2. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis atau berkaitan. 3. Menemukan hubungan diantara berbagai kategori atau peraturan kemudian diolah. 4. Menjelaskan dan menguraikan berbagai hubungan diantara berbagai kategori atau peraturan perundang-undangan, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatf. Sehingga menggungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan. Analisa data kualitatif ini adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 63 Bahan hukum yang telah diinventarisasi dan diidentifikasi kemudian dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan tahapan berfikir sistematis guna menemukan jawaban atas permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Analisis dilakukan dengan mendasarkan pada teori-teori hukum yang pada akhirnya akan 63 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm.248 Universitas Sumatera Utara memberikan hasil yang signifikan dan bermakna kedalam bentuk sebuah paparan yang nyata. Universitas Sumatera Utara

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN PADA

UNDANG-UNDANG YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA .

A. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika.

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

33 230 74

Kebijakan Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna Narkotika Pada Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

1 20 140

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 11

PENJATUHAN PIDANA PENJARA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG DIKUALIFIKASIKAN SEBAGAI PENYALAHGUNA NARKOTIKA TANPA DILAKUKAN REHABILITASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009.

0 0 1

POLITIK HUKUM PIDANA DALAM PENETAPAN SANKSI PIDANA DENDA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

undang undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika

0 0 92

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA BERDASARKAN PADA UNDANG-UNDANG YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA. A. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1976 tentang Narkotika. - Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 27

Penuntutan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Penyalahguna Narkotika Diluar Golongan yang Diatur dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

0 0 15

JURNAL ILMIAH TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA JENIS BARU YANG BELUM DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

0 0 16