Respon Makan dan Uji Refleks Ikan Pertambahan Bobot Rata-rata Gejala Klinis dan Pengukuran Diameter Kelainan Klinis Mortalitas

3.3.4.4 Parameter yang Diamati

Pengamatan masing-masing perlakuan dilakukan selama 14 hari yang terdiri dari beberapa parameter, antara lain:

3.3.4.4.1 Respon Makan dan Uji Refleks Ikan

Pengujian terhadap respon makan dilakukan dengan cara ikan diberi pakan kemudian diamati responnya, kemudian diamati pula banyaknya pakan yang tersisa. Untuk uji refleks ikan, bagian luar akuarium ditepuk kemudian diamati respon dari ikan uji tersebut.

3.3.4.4.2 Pertambahan Bobot Rata-rata

Pengukuran bobot tubuh ikan uji dilakukan pada awal dan akhir perlakuan dengan menggunakan timbangan digital. Ikan pada masing-masing akuarium ditimbang bobot biomassanya, kemudian dihitung nilai rataan bobot tiap perlakuan dan pertambahan bobotnya. Pertambahan bobot tubuh ikan dihitung dengan menggunakan rumus: Wo Wo Wt − x 100 Pertambahan bobot = Keterangan : ΔW = pertambahan bobot Wo = bobot awal g Wt = bobot akhir g

3.3.4.4.3 Gejala Klinis dan Pengukuran Diameter Kelainan Klinis

Pengamatan terhadap gejala klinis dilakukan setiap hari setelah ikan uji diinfeksi bakteri A. hydrophila. Pengukuran diameter klinis dilakukan dengan mengukur luas tukak dengan menggunakan penggaris, kemudian data yang diperoleh diberi skor skoring. Dari nilai skor tersebut dapat diketahui kondisi tubuh ikan uji, semakin tinggi nilai skor maka kondisi tubuh ikan semakin buruk. Nilai skor kelainan klinis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut modifikasi dari Normalina, 2007: Sn = ikan sembuh nilai skor 0 N = ikan normal nilai skor 0 R = ikan radang nilai skor 1 H = ikan hemoragi nilai skor 2 T = ikan tukak nilai skor 3 M = ikan mati nilai skor 4 Diameter klinis dibagi menjadi 4 kelompok : - bila diameter kelainan klinis berada diantara 0.1-0.4 cm diberi angka 1 - bila diameter kelainan klinis berada diantara 0.5-0.8 cm diberi angka 2 - bila diameter kelainan klinis berada diantara 0.9-1.2 cm diberi angka 3 - bila diameter kelainan klinis berada diantara 1.3-1.7 cm diberi angka 4

3.3.4.4.4 Mortalitas

Pengamatan terhadap mortalitas ikan uji dilakukan setiap hari, mulai dari awal hingga akhir perlakuan. Kematian ikan dicatat untuk mengetahui mortalitas ikan uji dan dihitung dengan menggunakan rumus: Mortalitas = Jumlah ikan yang mati ekor x 100 Jumlah populasi ekor

3.3.4.4.5 Pengamatan Organ Dalam

Dokumen yang terkait

Patologi Ikan Lele Dumbo (Clarias sp) Ukuran Fringerling yang Disuntik Intramuskuler dengan Bakteri Aeromonas hydrophila Galur Virulen

0 6 190

Intemksi Pestisida dan hfeksi Bakteri Aeromunas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.).

0 13 70

Lama pemberian pakan mengandung tepung meniran Phyllanthus niruri dan bawang putih Allium sativum untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp

0 4 54

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum dalam Pakan untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

1 18 84

Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk pengobatan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. melalui pakan

1 8 67

Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

0 2 54

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Ekstrak Kipahit Tithonia diversifolia dan Kirinyuh Eupatorium inulaefolium untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Akibat Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Clarias sp. Melalui Pakan

0 7 34

Efektivitas Larutan Filtrat Simplisia Kulit Buah Manggis Untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila Pada Benih Lele Sangkuriang (Clarias sp.).

0 0 1