20, kemudian meningkat kembali pada dosis 40. Zona hambat terbesar terlihat pada dosis 80 dengan rata-rata zona sebesar 11 mm lalu menurun kembali pada
dosis 100. Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis 80 merupakan puncak aktivitas antibakteri dari sari jeruk nipis sehingga menghasilkan zona hambat yang
paling besar.
Dosis 5 Dosis 10 Dosis 20
Dosis 40
Bakteri A. hydrophila Kertas cakram
Zona hambat
Dosis 60 Dosis 80 Dosis 100
Gambar 6. Zona hambat jeruk nipis Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan dosis sari jeruk nipis
berbeda nyata terhadap kontrol Lampiran 8. Kemudian dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil BNT, hasilnya menunjukkan semua perlakuan dosis berbeda
nyata terhadap kontrol Lampiran 8. Oleh sebab itu, digunakan dosis 5 yang merupakan dosis paling kecil dan tidak berbeda nyata dengan dosis lainnya
Lampiran 8 agar lebih efisien dan efektif.
4.1.3 Uji In Vivo
4.1.3.1 Respon Makan dan Uji Refleks Ikan
Ikan lele merupakan ikan yang sangat responsif terhadap pakan, ikan ini merupakan omnivora yang dapat memakan pakan alami, keong sampai pelet atau
pakan buatan. Respon ikan terhadap pakan yang diberikan dapat menjadi salah satu indikator kondisi tubuh ikan. Ikan yang sehat akan makan dengan lahap dan
responsif terhadap pakan yang diberikan, sebaliknya ikan yang kondisinya tidak baik biasanya nafsu makannya juga akan menurun.
Tabel 2. Respon makan ikan lele dumbo selama uji in vivo
Hari ke-dari penyuntikan
A. hydrophila PENCEGAHAN PENGOBATAN
K POSITIF K
NEGATIF U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3
-7 +
- - +++
+++ +++ ++ ++ ++ +++
+++ +++ -6
++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -5
+++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -4
+++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -3
+++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -2
+++ +++ +++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -1
+++ +++ +++ +++ ++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ -
+ -
- +
+ -
+ -
++ +++
++ 1 +
+ +
- +
++ +
+ -
+++ +++
+++ 2 +
+ ++
+ +
+ + + + +++
+++ +++
3 ++
++ ++ + + + + + +
+++ +++
+++ 4
++ ++ ++ + + ++ + + + +++ +++ +++
5 ++ ++ ++ + + ++ + + + +++
+++ +++ 6
+++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + ++ +++ +++ +++
7 +++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ +++
+++ +++
Keterangan : - = Respon makan tidak ada = Penyuntikan jeruk nipis
+ = Respon makan sedikit = Penyuntikan A. hydrophila
++ = Respon makan baik = Penyuntikan PBS
+++ = Respon makan sangat baik
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa respon makan ikan pada perlakuan pencegahan hari H-7 sedikit bahkan cenderung tidak ada, hal ini disebabkan
adanya penyuntikan sari jeruk nipis ke dalam tubuh ikan sehingga ikan mengalami stres dan tidak mau makan. Tetapi memasuki hari selanjutnya nafsu ikan mulai
kembali normal dan cenderung sangat baik sampai hari ke-0. Ketika dilakukan uji tantang dengan penyuntikan bakteri A. hydrophila pada hari ke-0, ikan menurun
kembali nafsu makannya, bahkan cenderung tidak mau makan. Nafsu makan ikan mulai membaik memasuki hari ke-3. Tetapi nafsu makan ikan tidak terlihat sebaik
seperti sebelum disuntikkan bakteri sampai akhir perlakuan. Pada perlakuan pengobatan, ikan terlihat sangat baik nafsu makannya dari
awal perlakuan sampai hari ke-0, yaitu ketika dilakukan penyuntikan bakteri. Setelah dilakukan penyuntikan bakteri ikan terlihat tidak nafsu makan. Pada hari
ke-2 ketika dilakukan penyuntikan sari jeruk nipis ikan terlihat makan sedikit. Kurangnya nafsu makan telihat sampai hari ke-5, lalu mulai membaik sampai
akhir perlakuan. Pada kontrol positif nafsu makan ikan sangat baik dari awal sampai hari ke-
0. Setelah dilakukan penyuntikan bakteri ikan terlihat tidak nafsu makan dan
makan hanya sedikit. Memasuki hari ke-6 ikan mulai membaik nafsu makannya tetapi tidak sebaik seperti sebelum dilakukan penyuntikan bakteri. Sedangkan
pada kontrol negatif nafsu makan ikan terlihat sangat baik dari awal hingga akhir perlakuan.
Hasil pengamatan uji refleks menunjukkan bahwa refleks ikan paling kuat terjadi pada kontrol negatif, ikan dengan lincah langsung bergerak menjauhi
dinding akuarium ketika dinding tersebut ditepuk. Sebaliknya, pada kontrol positif ikan cenderung diam, tidak langsung menjauhi sumber tepukan. Pada perlakuan
pencegahan dan pengobatan tingkah laku ikan juga cenderung kurang aktif ketika terdapat tepukan di dinding akuarium. Ikan tidak langsung menjauhi sumber
tepukan melainkan menunggu beberapa saat, kemudian berenang menjauhi sumber tepukan.
4.1.3.2 Pertambahan Bobot Rata-rata