Pola Musim Penangkapan Ikan Model Surplus Produksi

9

2.3. Pola Musim Penangkapan Ikan

Pola musim penangkapan ikan dipengaruhi oleh arus dan perubahan arah angin. Arus permukaan Indonesia akan selalu berubah setiap tahun akibat adanya arah angin disetiap musimnya angin muson. Pola angin ini bertiup kearah tertentu pada suatu periode dan periode lainnya bertiup kearah yang berlainan pula sehingga dikenal dengan musim barat, musim timur, musim peralihan 1, dan musim peralihan 2. Musim angin barat di Indonesia biasanya terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari karena pada bulan tersebut terjadi musim angin dibelahan bumi bagian utara dan musim panas dibelahan bumi bagian selatan. Angin yang berhembus dari Asia memiliki tekanan tinggi, menuju Australia yang memiliki tekanan rendah. Angin musim timur di Indonesia terjadi pada bulan Juli sampai Agustus karena pusat tekanan tinggi berada di benua Australia dan pusat tekanan rendahnya berada di benua Asia Nontji 2007.

2.4. Model Surplus Produksi

Model surplus produksi merupakan model yang digunakan dalam pendugaan stok ikan. Model ini menggunakan data hasil tangkapan dalam kgtahun sebagai peubah tak bebas, dan effort dalam triptahun sebagai peubah bebas. Tiga parameter dalam menduga model surplus produksi ialah pertumbuhan alami r, daya dukung lingkungan K, dan koefisien kemampuan alat tangkap q. Syarat yang harus dipenuhi dalam menganalisis model produksi surplus adalah ketersediaan ikan pada tiap-tiap periode tidak mempengaruhi daya tangkap relatif, distribusi ikan menyebar rata, dan masing-masing alat tangkap memilki kemampuan menangkap yang seragam Gulland1983. Hilborn Walters 1992 menyatakan bahwa situasi surplus produksi dapat diintegrasikan sebagai stok ikan yang meningkat pada saat taraf konstan. Model surplus produksi memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung pada penerapannya. Model ini tergantung pada empat macam besaran diantaranya biomassa populasi pada waktu tertentu, tangkapan untuk waktu tertentu, upaya tangkap pada waktu tertentu, dan laju pertambahan natural yang konstan. 10

2.5. Bioekonomi Perikanan