37
4.9.1. Rezim pengelolaan open access
Open access merupakan kondisi ketika pelaku perikanan dapat mengeksploitasi sumberdaya secara tidak terkontrol. Selama ini rezim pengelolaan
sumberdaya perikanan laut bersifat open access termasuk di PPP Labuan Banten. Kondisi perikanan yang terbuka open access, rente ekonomi yang positif akan
menimbulkan daya tarik dari armada lain untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan peanangkapan. Partisipasi tersebut diantarnya dengan penambahan input seperti
peningkatan ukuran kapal dan penambahan tenaga kerja. Eeffort akan terus bertambah sampai rente ekonomi terkuras habis. Rente ekonomi terkuras habis
karena biaya yang dikeluarkan sama dengan nilai penerimaan yang diterima oleh nelayan dalam melakukan penangkapan ikan kembung lelaki Fauzi 2010.
Tingkat effort ikan kembung lelaki pada rezim open access sebanyak 4.681 triptahun. Effort pada rezim ini paling besar bila dibandingkan dengan effort pada
rezim MEY dan MSY masing-masing sebesar 2.340 triptahun dan 2.693 triptahun. Tingkat upaya yang paling besar ini justru menghasilkan rente ekonomi sama
dengan nol. Kondisi open access ini mengindikasikan tidak adanya batasan individu untuk memanfaatkan sumberdaya ikan. Pemanfaatan sumberdaya ikan pada kondisi
ini tidak menguntungkan karena nelayan hanya menerima biaya oportunitis dan rente ekonomi tidak diperoleh. Sesuai dengan pernyataan Gordon 1954, effort yang
dibutuhkan pada kondisi open access dengan rente ekonomi yang nol jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan pada keuntungan maksimum yaitu saat kondisi
rezim MEY. Gordon 1954 menyebutkan bahwa keseimbangan open access tidak optimal secara sosial karena biaya korbanan yang terlalu besar. Besarnya effort pada
rezim open access apabila terus dibiarkan secara berlanjut akan berdampak buruk bagi stok sumberdaya di perairan Selat Sunda. Stok akan terus diekstraksi sampai
titik terendah walaupun dengan effort yang besar namun hasil tangkapan yang diperoleh justru semakin menurun. Hasil Tangkapan ikan kembung lelaki di perairan
Selat Sunda pada rezim open access sebesar 31.611,61 kg paling rendah bila dibandingkan pada rezim MEY dan MSY. Gordon 1954, menyatakan bahwa
adanya sifat kompetitif dalam rezim open access akan menyebabkan eksploitasi secara berlebih yang justru menurunkan perolehan per unit effort dalam jangka
panjang. Kondisi ini akan menyulitkan terciptanya pola pengelolaan perikanan yang
38
bertanggung jawab sebagaimana dituntut oleh Code of Conduct for Responsible Fisheries.
4.9.2. Rezim pengelolaan MEY