11
dengan rente ekonomi yang nol jauh lebih besar daripada yang dibutuhkan pada keuntungan yang maksimum. Gordon menyebutkan bahwa keseimbangan open
access tidak optimal secara sosial karena biaya korbanan yang terlalu besar. Pengelolaan yang optimal dan efisien secara sosial pada kondisi MEY Maximum
Economic Yield. MEY ini bisa diperoleh jika perikanan dikendalikan dengan kepemilikan yang jelas atau disebut dengan istilah “sole owner” Fauzi 2010.
Menurut Anderson 1986 bahwa Maxsimum Ekonomic Yield MEY dapat dicapai apabila kurva penerimaan marginal memotong kurva biaya marginal. Produksi open
access terjadi bila penerimaan total seimbang dengan biaya total sehingga laba upaya penangkapan sama dengan nol. Keuntungan secara fisik biologi dan
ekonomis dalam usaha perikanan yang ideal berada pada konsep MEY Fauzi 2010.
2.6. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Pengelolaan sumberdaya perikanan fisheries resource management tidak hanya sekedar proses mengelola sumberdaya ikan tetapi sesungguhnya adalah
proses mengelola manusia sebagai pengguna, pemanfaat, dan pengelola sumberdaya ikan Nikijuluw 2005. Permasalahan pemanfaatan sumberdaya perikanan ialah
seberapa banyak ikan dapat diambil tanpa mengganggu stok yang ada di alam itu sendiri Sari et al., 2009. Prinsip pengelolaan perikanan terdiri dari sistem
manajemen perikanan, pemantauan, pengendalian, dan pengawasan serta sistem perikanan berbasis peradilan. Tiga prinsip pengelolaan perikanan ini satu sama lain
saling tergantung untuk kesuksesan. Ketiganya merupakan mata rantai yang jika salah satu dari prinsip ini tidak terlaksana dengan baik akan mengakibatkan
kegagalan dalam pengelolaan terhadap sumberdaya perikanan secara keseluruhan Puthy Kristofersson 2007. Pengelolaan perikanan tidak hanya sebatas
menyediakan sumber daya secara berkelanjutan tetapi juga mencapai manfaat ekonomi secara efisien Strydom Nieuwoudt1 1998. Menurut Water 1991 in
Strydom Nieuwoudt 1998 ada beberapa peraturan yang membatasi tingkat input dalam sistem pengelolaan perikananan. Peraturan tersebut diantaranya pembatasan
penangkapan, penutupan daerah penangkapan dan musim penangkapan, pembatasan beberapa tipe alat tangkap, dan pembatasan effort penangkapan.
12
Usaha pengelolaan sumberdaya secara lestari ditempuh dengan jalan pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis komunitas. Pengelolaan sumberdaya
perikanan berbasis komunitas ini adalah segenap komponen terlibat secara langsung dan tidak langsung dalam pemanfaatan dan pengeloaan sumberdaya pesisir dan
lautan. Komponen yang telibat diantaranya adalah masyarakat lokal, LSM, swasta, perguruan tinggi, dan kalangan peneliti lainnya. Pengelolaan sumberdaya perikanan
berbasis komunitas diartikan sebagai strategi untuk mencapai pembangunan yang berpusat pada masyarakat dan dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan dua
aspek kebijakan yaitu aspek ekonomi dan ekologi. Pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dan wewenang antara pemerintah maupun masyarakat Dahuri et
al., 2001. Pengelolaan sumberdaya perikanan terdapat dua model yaitu model yang
didasarkan pada tingkat pengendalian stakeholder dan model yang didasarkan pada rights yaitu berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya. Model pertama, Jentoft
1989 in Satria 2002, mengklasifikasikannya menjadi tiga, yakni pemerintah command and control, community-based management CBM, dan co-
management. Model kedua terdapat dua bentuk regulasi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yaitu open access dan controlled access regulation. Regulasi
pertama mengartikan bahwa nelayan dapat menangkap ikan kapan saja, di mana saja, dan dengan alat tangkap apa saja berapa pun jumlahnya. Regulasi ini
menyebabkan kerusakan sumberdaya perikanan. Regulasi kedua yaitu controlled access karena gagalnya regulasi pada model pertama. Menurut Anderson 1995 in
Satria 2002, ada dua kategori yang melandasi model ini yaitu berdasarkan pembatasan input dan pembatasan output. Pembatasan input meliputi pembatasan
jumlah dan jenis kapal, jenis alat tangkap, dan berdasarkan jumah tangkapan bagi setiap pelaku berdasarkan kuota Individual Quota IQ, Individual Transferable
Quota ITQ Satria 2002. Penerapan Individual Transferable Quota ITQ prinsip pelaksanaanya dengan memberikan pre-rasionalisasi dengan menetapkan hak
kepemilikan dan hak kepentingan umum menjadi hak kepemilikan sebagian atau partial property right Fauzi 2005.
Pengelolaan perikanan saat ini harus diperhatikan karena semakin meningkatnya tekanan eksploitasi terhadap berbagai stok ikan Widodo Suadi
13
2006. Menurut Charles 2001 konsep pengelolaan perikanan secara berkelanjutan mengandung beberapa aspek antara lain :
a. Ecological sustainability keberlanjutan ekologi yang dapat meningkatkan
kualitas dari ekosistem menjadi perhatian utama. b.
Socioeconomic sustainability keberlanjutan sosio-ekonomi yang dapat mempertahankan serta mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat.
c. Community sustainability mengandung arti bahwa kesejahteraan dari sisi
komunitas harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan perikanan berkelanjutan.
d. Institusional sustainability keberlanjutan kelembagaan menyangkut perihal
pemeliharaan aspek finansial dan administrasi yang sehat sebagai prasyarat ketiga pembangunan berkelanjutan di atas.
14
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Februari 2012 dengan interval waktu pengambilan sampel 1 bulan. Penelitian dilakukan di
Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Lokasi penelitian seperti pada Gambar berikut.
Gambar 4. Lokasi penelitian
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat tulis, daftar pertanyaan kuisioner, dan alat dokumentasi kamera digital. Bahan yang
digunakan adalah ikan kembung lelaki.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan pemilik kapal. Data wawancara yang
diambil meliputi data banyaknya hasil tangkapan yang didapatkan pada saat musim puncak dan musim paceklik, biaya operasional per trip, harga ikan saat musim