1 Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Menurut hasil penelitian, arang aktif bambu dan tempurung kelapa yang dibuat dengan proses aktivasi pada suhu 600 o C dan 700 o C serta dialiri uap air selama 90 menit memenuhi SNI 06-3730-1995, kecuali untuk daya adsorb terhadap iodium dan metilena biru. Hanya arang aktif tempurung kelapa yang diaktivasi pada suhu 700 o C dan dialiri uap selama 90 menit yang memiliki daya adsorb terhadap iodium yang sesuai dengan SNI 06-3730-1995. Hal ini menunjukkan bahwa proses aktivasi yang dilakukan belum cukup untuk membuka pori-pori arang. Kualitas arang aktif dapat ditingkatkan dengan menambah suhu atau waktu aktivasi. Walaupun demikian, arang aktif dapat digunakan untuk mengadsorb unsur hara mikro yang ditambahkan. Pengamatan topografi permukaan arang aktif menunjukkan pori arang aktif menjadi terisi setelah direndam di dalam larutan pupuk. Bahan yang mengisi pori merupakan unsur Cu, Fe dan Zn yang tersebar secara tidak merata pada arang aktif. Hasil penelitian pun menunjukkan adsorbsi Cu, Fe, dan Zn meningkatkan derajat kristalinitas arang aktif. Perubahan lebar dan tinggi lapisan aromatik pada arang aktif yang telah diberi perlakuan menunjukkan bahwa Cu, Fe dan Zn berada di dalam struktur. Pengujian secara kuantitatif memperlihatkan bahwa daya adsorb arang aktif terhadap unsur hara yang ditambahkan berbeda-beda, dengan hasil kadar Cu total yang teradsorb lebih tinggi dibandingkan dengan Fe dan Zn total. Konsentrasi larutan yang digunakan serta perbandingan arang aktif dengan larutan pupuk berbeda untuk setiap unsur hara yang ditambahkan. Kombinasi perlakuan yang optimal yaitu perendaman arang aktif bambu diaktivasi pada suhu 600 o C dan dialiri uap selama 90 menit dalam CuSO 4 1N 1 : 3 dengan kadar Cu total sebesar 11.443 ppm, FeSO 4 2N 1 : 5 dengan kadar Fe total sebesar 5.476 ppm, dan ZnSO 4 1N 1 : 3 dengan kadar Zn total sebesar 6.603 ppm, dan perendaman arang aktif tempurung kelapa diaktivasi pada suhu 700 o C dan dialiri uap selama 90 menit dalam CuSO 4 1N 1 : 7 dengan kadar Cu total sebesar 10.775 ppm, FeSO 4 2N 1 : 5 dengan kadar Fe total sebesar 7.611 ppm , dan ZnSO 4 1 :3 dengan kadar Zn total sebesar 6.343 ppm. Berdasarkan pengujian daya pelepasan unsur hara, diketahui bahwa pupuk yang dibuat pada penelitian ini bersifat lambat tersedia. Selain itu juga diketahui bahwa unsur di dalam pupuk tidak mudah hilang akibat tercuci karena diadsorb dengan cukup kuat oleh arang aktif. Hasil pengamatan akar Acacia crassicarpa memperlihatkan bahwa dalam waktu yang relatif singkat telah terjadi penyerapan unsur hara mikro yang terdapat di dalam pupuk yang dibuat pada penelitian ini.

5. 2 Saran