2 Pembuatan Arang Aktif dan Analisis Sifat-sifat Arang Aktif
diletakkan di atas potongan kayu kecil yang telah disimpan terlebih dulu di dasar tungku drum. Pembakaran dilakukan pada suhu yang meningkat secara bertahap
sampai mencapai suhu ± 500
o
C. Setelah seluruh bahan baku di dalam tungku terbakar dengan sempurna,
yang dicirikan oleh asap yang keluar dari dalam tungku telah berkurang dan berwarna kebiruan, maka pembakaran dihentikan
dengan menutup rapat semua jalan yang dilalui udara ke dalam tungku .
Selanjutnya dilakukan proses pendinginan arang dalam tungku selama ± 24 jam. Arang yang dihasilkan ditimbang bobotnya.
3. 3. 2 Pembuatan Arang Aktif dan Analisis Sifat-sifat Arang Aktif
Pembuatan arang aktif dilakukan dengan memasukkan arang hasil karbonisasi diketahui bobotnya ke dalam retort listrik dan diaktivasi dengan uap
air pada suhu 600
o
C dan 700
o
C selama 90 menit. Arang aktif yang telah dihasilkan selanjutnya ditimbang, ditumbuk halus hingga lolos ayakan berukuran
100 mesh dan dianalisis berdasarkan SNI 06-3730-1995 BSN, 1995 yang meliputi:
1. Rendemen arang aktif
Rendemen arang aktif ditetapkan dengan menghitung bobot arang hasil aktivasi terhadap bobot arang sebelum diaktivasi.
Rendemen arang aktif = Bobot arang aktif
Bobot arang x 100
2. Kadar air arang aktif
Serbuk arang aktif ditimbang sebanyak ± 1 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, lalu dikeringkan dalam
oven pada suhu 105
o
C selama ± 24 jam. Setelah didinginkan dalam eksikator kemudian ditimbang sampai bobot tetap.
Kadar Air = Bobot sebelum-sesudahpengeringan
Bobot Contoh x 100
3. Kadar zat terbang arang aktif
Serbuk arang aktif kering oven ditimbang sebanyak ± 1 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, lalu
dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 950
o
C selama ±15 menit. Kemudian didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang.
Kadar zat terbang = Bobot contoh yang hilang
Bobot contoh awal � 100
4. Kadar abu arang aktif
Serbuk arang aktif kering oven ditimbang sebanyak ± 1 gram, dan dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 700
o
C selama ± 5 jam. Kemudian didinginkan di dalam eksikator dan ditimbang.
Kadar Abu = Bobot abu
Bobot contoh awal x 100
5. Kadar karbon arang aktif
Kadar karbon dapat ditetapkan dengan menghitung komponen arang aktif selain abu dan zat terbang.
Kadar Karbon Terikat = 100 - Kadar Abu + Kadar Zat Terbang 6.
Daya adsorb arang aktif terhadap larutan iodium Serbuk arang aktif ditimbang sebanyak ± 0,2 gram dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer asah, kemudian ditambahkan 25 ml larutan iodium 0,1N dan dikocok selama 15 menit. Larutan disaring, selanjutnya dipipet 10 ml
filtrat dan dititar dengan larutan Na
2
S
2
O
3
0,1N hingga larutan berwarna kuning, lalu ditambahkan larutan kanji 1 sebagai indikator. Penitaran
dilanjutkan hingga warna larutan berubah dari biru menjadi tidak berwarna. Daya adsorb iodium mg g
⁄ =
{ 10-vol.contoh x N Na S O }
bobot contoh g x 126,93 x fp
7. Daya adsorb arang aktif terhadap larutan metilena biru
Ditimbang sebanyak ± 0,5 gram serbuk arang aktif, dimasukkan ke dalam erlenmeyer asah, ditambahkan 25 ml larutan metilena biru 1200 ppm,
dan dikocok selama 30 menit. Larutan kemudian disaring. Dipipet 1 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditera dengan aquades.
Disiapkan larutan standar metilena biru dengan konsentrasi 0; 2; 4; 6; 8; dan 10 ppm. Larutan standar dan contoh diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 664 nm. Dilakukan pengenceran jika diperlukan.
Daya adsorb MB mg g = ⁄
�1200 x 25ml x 1
1000� − C x 25ml x
1 1000
x fp bobot contoh g
C = konsentrasi metilena biru yang tersisa 3. 3. 3
Pembuatan Pupuk Lambat Tersedia
Arang aktif yang telah diperoleh dihaluskan hingga berukuran 100 mesh. Pembuatan pupuk dilakukan dengan merendam arang aktif di dalam “larutan
pupuk” selama ± 24 jam. Konsentrasi larutan yang digunakan yaitu 1N atau 2N dan perbandingan arang aktif dengan larutan yaitu 1 : 3, 1 : 5, atau 1 : 7.
Selanjutnya hasil perendaman dicuci hingga bebas sulfat yang diuji dengan meneteskan BaCl
2
0,5N pada cairan hasil pencucian. Arang kemudian dikeringkan. Setelah diperoleh pupuk bubuk kering, selanjutnya dilakukan analisis
meliputi pengamatan topografi permukaan dengan menggunakan SEM, analisis kualitatif dengan menggunakan EDX, penetapan derajat kristalinitas, lebar, tinggi
dan jumlah lapisan aromatik dengan menggunakan XRD, dan analisis kadar Cu, Fe dan Zn total yang diperoleh dengan metode pengabuan basah aqua regia dan
diukur dengan AAS. Berdasarkan kadar hara total tertinggi kemudian dipilih carrier
terbaik pada arang aktif dengan bahan baku arang yang berbeda untuk setiap jenis pupuk. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui pelepasan
kandungan hara di dalam pupuk.
3. 3. 4 Pengujian Laju Pelepasan Kandungan Hara dalam Pupuk