Gejala defisiensi Zn pada tanaman biasanya tampak pada daun, terkadang tampak pada buah atau batang. Defisiensi Zn menghambat fotosintesis dan metabolisme
nitrogen, sehingga menurunkan kualitas pembungaan, perkembangan buah dan produksi.
Seng sulfat merupakan pupuk yang sering digunakan. Pupuk ini ditambahkan ke dalam tanah dengan dosis 5 – 15 kgha. Pupuk ini dapat
disemprotkan pada sayuran, buah-buahan atau bidang tanam. Sumber lainnya yang biasa digunakan sebagai pupuk Zn yaitu seng amonium sulfat, seng kelat,
seng oksida, seng amonium fosfat, seng sulfida, seng amonium nitrat dan frit seng. Defisiensi Zn dapat ditangani dengan menyemprotkan seng sulfat atau kelat
pada daun. Metode lainnya yaitu dengan top dressing, membungkus biji dengan larutan atau pasta seng oksida atau seng sulfat, root dips dan penyuntikan pada
pohon.
2. 8 Pupuk Lambat Tersedia
Pupuk lambat tersedia merupakan pupuk yang mengandung unsur hara dalam suatu bentuk yang menyebabkan penundaan ketersediaannya beberapa saat
setelah diaplikasikan, sehingga akhirnya diadsorb atau digunakan oleh tanaman, atau memiliki waktu ketersediaan hara yang lebih lama dibandingkan dengan
“pupuk cepat tersedia” seperti urea, amonium nitrat, amonium fosfat, atau kalium klorida. Penundaan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
mengendalikan kelarutan bahan di dalam air melalui pelapisan semipermeabel, oklusi, bahan protein, polimer, atau dalam bentuk senyawa kimia lainnya,
hidrolisis lambat, dan sebagainya UNIDO dan IFDC, 1998. Beberapa istilah yang berkaitan dengan pupuk lambat tersedia diantaranya
yaitu: 1.
Coated Slow-Release Fertilizer Pupuk merupakan sumber hara larut air yang pelepasannya dalam tanah
terkendali melalui pelapisan pupuk. 2.
Polymer-coated Fertilizer Partikel pupuk dilapisi dengan resin polimer plastik, sehingga menjadi
sumber hara lambat tersedia.
3. Controlled-release fertilizer
Pupuk yang memiliki satu atau lebih unsur yang memiliki kelarutan yang terbatas di dalam larutan tanah, sehingga menjadi tersedia selama masa
pertumbuhan tanaman dalam periode yang terkendali. 4.
Nitrogen stabilizer Bahan ditambahkan ke dalam pupuk untuk memperlama waktu komponen
nitrogen dalam pupuk tetap berada di tanah dalam bentuk amoniak. 5.
Nitrification inhibitor Bahan kimia kompleks yang mampu membunuh atau sementara mereduksi
aktivitas bakteri tanah Nitrosomonas yang berperan dalam mengubah N-NH
4
dalam proses nitrifikasi. Efek ini mirip seperti pupuk lambat tersedia. Penghambat nitrifikasi ditambahkan ke dalam produk nitrogen sebelum
aplikasi. 6.
Urease inhibitor Bahan kimia kompleks yang memberikan efek sementara mencegah aktivitas
enzim urease dalam tanah.
Penggunaan pupuk lambat tersedia dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan kehilangan hara karena tercuci dan menyediakan hara secara terus
menerus. Pupuk lambat tersedia merupakan produk hara yang segera tersedia, pada umumnya pupuk ini mengandung hara yang relatif tidak mudah larut atau
hara yang dilapisi oleh bahan hidrofobik seperti parafin atau minyak sayur Zhu et al.,
2004. Pupuk lambat tersedia mengandung unsur hara biasanya nitrogen yang
tersedia dalam waktu lebih lama dibandingkan dengan pupuk pada umumnya. Efek ini diperoleh melalui proses coating pupuk yang ada nitrogen atau NPK
dengan sulfur atau dengan polimer semipermeabel atau dengan formulasi khusus senyawa kimia nitrogen. Pelepasan nitrogen dari pupuk lambat tersedia
dipengaruhi juga oleh temperatur dan kelembaban tanah, karena itu nitrogen akan tersedia seiring dengan pertumbuhan tanaman FAO, 2000.
Keuntungan utama dari penggunaan pupuk lambat tersedia yaitu penghematan tenaga kerja dibandingkan dengan aplikasi pemupukan bertahap,
pupuk lambat tersedia diberikan 1 kali selama masa penanaman, mengurangi toksisitas terhadap bibit bahkan dalam aplikasi yang tinggi sekalipun dan
menghemat bahan pupuk melalui efisiensi nitrogen yang lebih baik dengan penambahan nitrogen 15 – 20 dosis awal diperoleh hasil yang sama dengan
dosis yang umum diberikan. Bell 2011 merekomendasikan penggunaan pupuk lambat tersedia untuk
turfgrass . Pupuk N cepat tersedia memiliki beberapa keuntungan, seperti mudah
larut dalam air, relatif tidak mahal, dapat diaplikasikan dalam bentuk spray atau granul dan memberikan respon yang cepat pada tanaman. Akan tetapi, pupuk
cepat tersedia mudah hilang karena penguapan atau terbawa aliran permukaan. Walaupun pupuk lambat tersedia lebih mahal, tetapi pemupukan jarang dilakukan
sehingga dapat menghemat biaya tenaga kerja. Adapun sumber pupuk lambat tersedia yang dapat digunakan diantaranya yaitu bahan organik pupuk kandang,
dsb, urea metilena, urea dilapisi sulfur, atau polymer-coated urea isobutylidene diurea
. Troeh dan Thompson 2005 menggolongkan pupuk lambat tersedia ke
dalam tiga tipe, yaitu: 1.
Pupuk mineral dengan kelarutan rendah, seperti beberapa senyawa fosfor. 2.
Pupuk nitrogen organik yang terdekomposisi secara perlahan, seperti urea formaldehida.
3. Pupuk granul yang ditutup dengan lapisan pelindung, seperti sulfur-coated
urea .
Sulfur-coated urea diproduksi dengan menyemprotkan sulfur yang dicairkan pada urea granul. Laju pelepasan nitrogen dipengaruhi oleh kualitas
pelapisan. Secara umum, terdapat retakan pada sepertiga granul dan melarut dengan cepat, sepertiga bagian lainnya memiliki ketebalan pelapisan yang
bervariasi sehingga menghasilkan pelepasan yang bertahap, dan sepertiga sisanya memiliki lapisan tebal yang mampu menunda pelepasan hara selama masa
pertumbuhan tanaman. Substitusi atau penambahan resin atau polimer tertentu dapat mengubah karakteristik pelepasan hingga mendekati kebutuhan tanaman.
Berdasarkan penelitian Hoshi 2001, banyak pupuk, terutama pupuk nitrogen, digunakan di Jepang untuk menghasilkan teh berkualitas tinggi. Hal ini
menyebabkan peningkatan ongkos produksi dan akumulasi hara di lingkungan. Berbagai metode telah diupayakan untuk mengurangi penggunaan pupuk, yaitu
dengan meningkatkan efisiensi agar pupuk tertahan lebih lama di dalam tanah. Metode yang dapat diusahakan yaitu melalui penambahan arang aktif bambu
sehingga pupuk lebih lama bertahan di dalam tanah.
2. 9 Tanaman Akasia Acacia crassicarpa