a. Dilihat dari potensi wilayah, dimana wilayah kerja KSU Tandangsari sebagian besar daerah pegunungan atau dataran tinggi yang iklimnya cocok untuk sapi
perah. b. Tersedia pakan ternak yang cukup.
c. Respon dari anggota cukup baik untuk menjadi peternak sapi perah d. Mudah dalam penyaluran dan pemasaran hasil produksi.
Kegiatan usaha pada unit sapi perah ini meliputi kegiatan-kegiatan pelayanan sebagai berikut :
a. Pembelian dan pemasaran susu
Kegiatan dan pemasaran susu merupakann suatu unggulan dan inti di KSU Tandangsari. Proses pembelianpenampungan susu murni secara sederhana
sebagai berikut : Gambar 5.
Proses pembelianpenampungan dan pemasaran susu KSU Tandangsari
Sumber : Koperasi Serba Usaha Tandangsari, 2014
Proses pembelianpenampungan dan pemasaran susu pada KSU Tandangsari bermula dari anggota, anggota peternak menyerahkan air susu pada
penampungan yang dibagi berdasarkan kelompok dan dari kelompok ke cooling unit, kemudian langsung disalurkan ke IPS Industri Pengolahan Susu yaitu ke
Indolakto dan Ultrajaya. Pengambilan air susu dari peternak dilakukan dua kali sehari yaitu pagi hari jam 05.00 wib dan siang hari jam 16.00 wib. Produksi susu
dari KSU Tandangsari per-ekor sapinya rata-rata 10 literhari. Harga pembelian dan penjualan susu didasarkan kepada standar kualitas. Pembelian dari anggota
dengan standar kualitas Total Solid TS sebesar 11,0 sebesar Rp 2.900 dan untuk kuantitas 100 literhari diberikan bonus sebesar Rp 100.
Tabel 11.
Perkembangan Pembelian dan Penjualan Susu Murni dari Tahun 2008- 2011
Tahun Pembelian
Penjualan Volume Lt
Nilai Rp Volume Lt
Nilai Rp
2008 11.342.280,00
33.176.909.033,90 -
11.534.192,50 38.178.284.288,33
- 2009
12.525.302,50 39.311.563.978,50
18,49 12.792.736,00
43.294.911.933,00 13,40
2010 13.699.436,00
43.064.719.949,30 9,55
13.801.242,50 47.013.481.481,95
8,59 2011
11.456.188,00 35.403.774.878,77
-17,79 11.236.227,00
40.032.873.476,41 -14,85
Sumber : Laporan RAT KSU Tandangsari , 2012
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui perkembangan pembelian dan penjualan susu, bahwa pada tahun 2009 pembelian susu meningkat 18,49 persen,
dan penjualan meningkat 3,40 persen dari tahun 2008, pada tahun 2010 juga pembelian meningkat 9,55 persendan penjualan meningkat 8,59 persen
dibandingkan dengan tahun 2009. Namun pada tahun 2011 nilai pembelian dan Anggota
Penampungan susuper-kelompok
Cooling unitKSU GKSI
penjualan susu justru menurun, pembelian susu justru menurun, pembelian susu turun -17,79 persen dan penjualan turun sebesar -14,85 persen, penurunan
pembelian dan penjualan susu ini penyebabnya adalah banyak peternak yang menjual sapinya dan beralih ke profesi lain, ini dikarenakan naiknya bahan baku
pakan konsentrat namun tidak diimbangi dengan kenaikan harga susu ditingkat konsumen, dalam hal ini Industri Pengolahan Susu IPS. Kondisi tersebut
diperparah dengan adanya harga bahan baku pakan ternak, biaya operasional ditingkat peternak dalam memdapatkan pakan hijauan ngarit semakin tinggi,
semua itu mengakibatkan biaya produksi ditingkat peternak menjadi tinggi. Sementara harga jual susu ke IPS brlum ada peningkatan, bahkan dengan semakin
ketatnya aturan penerimaan susu oleh IPS mengakibatkan seringkali terjadi penolakan susu dari koperasi.
b. Pengolahan Pakan Ternak Konsentrat
Pengolahan pakan ternak yang berupa konsentrat untuk memenuhi sarana produksi sapi perah sebagai sub unit usaha sapi perah. Pembuatan pakan ternak
konsentrat yang sekarang dikelola oleh KSU Tandangsari pada tahun 2011 mengalami hal yang kurang menggembirakan, penjualan pada tahun 2011 hampir
tidak ada peningkatan dibanding tahun 2010. Pakan ternak konsentrat ini penting bagi peningkatan mutu produk susu jika dibandingkan dengan
produk yang tidak menggunakan pakan konsentrat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Dari hasil penelitian ternyata untuk menghasilkan 2 liter susu
harus diimbangi dengan 1 kg pakan konsentrat. Harga konsentrat kepada anggota sebesar Rp. 1.450 per kg, sedangkan untuk non anggota sebesar Rp. 1.600 per kg.
Adapun komposisi konsentrat terdiri dari : polard, dedak, ongok, ampas kecap, kalsium, supermineral, bungkil kelapa, bungkil kedelai, minyak,
urea dan lain sebagainya. Tabel 12.
Perkembangan Produksi dan Penjualan Pakan Ternak Konsentrat tahun 2008-2011
Tahun Produksi Kg
Penjualan Kg Harga Penjualan
Rp 2008
7.150.750,00 7.188.930,00
8.641.324.025,00 -
2009 8.292.666,70
8.294.230,00 12.169.669.050,00
40,83 2010
9.537.711,00 9.584.890,00
13.871.762.270,00 13,98
2011 8.661.783,30
8.587.788,70 13.874.406.517,71
0,02
Sumber : Laporan Tahunan KSU Tandangsari , 2012
Berdasarkan tabel 12, produksi dan penjualan pakan konsentrat pada tahun 2009 masih ada peningkatan dibanding tahun 2008 sebesar 40,83 persen.
Begitu juga tahun 2010 masih ada peningkatan 13,98 persen dibanding tahun 2009. Namun pada tahun 2011 nilai penjualan pakan ternak konsentarat
peningkatannya sangat kecil, yaitu sebesar 0,02 persen. c. Pelayanan Kesehatan Hewan dan IB Iseminasi Buatan
Sebagai upaya untuk meningkatkan populasi sapi perah dilakukan melalui kegiatan inseminasi buatan dengan mendatangkan induk dari luar wilayah serta
mempertahankan hasil produksi AnakPedet dengan cara pemeliharaan atau pembibitan. Pelayanan Kesehatan Hewan dan Inseminasi Buatan IB
dikelola oleh KSU Tandangsari dengan dikoordinasikan oleh tim keswan, mengenai pembiayaannya didapatkan secara tanggung renteng oleh anggota
peternak sebesar Rp. 45.- per liter susu. Selama tahun 2011 dana kesehatan IB dan keswan mencapai Rp.524.754.670,50.
Kegiatan pelayanan kesehatan keswan dan IB pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
-
Jumlah kasus : 12.310 kasus
- Jumlah pelayanan
: 9.810 satuan pelayanan
- Jumlah pemohon IB
: 3.200 orang
- Jumlah pelayanan IB
: 10.257 satuan pelayanan
-
Jumlah sapi akseptor : 5.974 ekor
d. Populasi Sapi Perah Perkembangan populasi sapi perah di KSU Tandangsari tiap tahunnya
mengalami perubahan hal ini disebabkan oleh berhasil tidaknya inseminator buatan dan penyuluhan kepada anggota. Untuk menjaga populasi sapi perah serta
penyediaan bibit, KSU Tandangsari telah melaksanakan pembibitan melalui pola parohan di para anggota serta percontohan.
Tabel 13
. Perkembangan Populasi Sapi Perah Milik KSU Tandangsari Tahun 2008-2011
Tahun Induk
Dara Jantan
Dewasa Pedet
Betina Pedet
Jantan Jumlah
2008 480
181 16
86 14
777 2009
462 128
8 100
32 730
2010 394
240 34
48 31
747 2011
401 105
3 84
10 603
Sumber: Laporan Tahunan KSU Tandangsari , 2012
Berdasarkan tabel 13, populasi sapi perah milik KSU Tandangsari mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 meningkat 47 ekor
atau 6,05. Pada tahun 2010 ada peningkatan 17 ekor atau naik 2,33. Namun pada 2011 mengalami penurunan cukup besar, berkurang 144 ekor atau turun -
19,28. 2. Unit usaha simpan pinjam
Unit usaha simpan pinjam ini mulai berjalan tahun 1989 dimana unit ini adalah salah satu usaha perkreditan yang sangat potensial. Kegiatan usaha unit ini
meliputi penghimpunan dana dalam bentuk simpanan Koperasi Berjangka SIMKOPKA dan simpanan sukarela serta melayani kredit permodalan usaha
bagi anggota berupa pinjaman berjangka dan pinjaman harian. Pinjaman berjangka Pinjaman Bulanan melayani kredit minimal Rp. 500.000,- dengan
jangka waktu maksimal 10 sepuluh bulan. Tingkat bunga yang dibebankan 1,5 perbulan dengan metode perhitungan menurun. Dalam permohonan pinjaman