Habitat Pengumpulan Data .1 Pencarian dan Habituasi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Individu Orangutan

Selama pengamatan dijumpai 5 individu orangutan di Mentoko dan 6 individu orangutan di Prefab Gambar 4.1 dan Tabel 4.1. Namun demikian, yang berhasil diikuti hanya 3 individu dari masing-masing lokasi dan hampir semua orangutan dijumpai di areal pinggiran sungai yang tidak jauh dari camp sedang makan dari pohon: sengkuang Dracontomelon daoAnacardiaceae, ara bendang Ficus piramidataMoraceae dan dari liana: belaran Merremmia mammosa Convolvulaceae, serapet Mucuna spLeguminosae. Dari penelitian sebelumnya juga telah diindikasi bahwa jenis-jenis tersebut masuk dalam daftar pakan penting orangutan di Mentoko dan Prefab Rodman 1977; Cambell 1992. Pencarian dan pengambilan data dimulai dari areal Mentoko pada bulan Mei, kemudian masuk pertengahan Mei sampai pertengahan Juni orangutan di Mentoko sangat sulit ditemukan maka diputuskan untuk mengambil data di Prefab dan kemudian kembali ke Mentoko setelahnya. Selama penelitian, individu orangutan di Prefab lebih mudah dijumpai dan diikuti daripada individu orangutan yang berada di Mentoko, hal tersebut dikarenakan orangutan di Prefab sudah lebih terhabituasi dengan aktivitas penelitian. Tabel 4.1 Jenis kelamin dan jumlah waktu pengamatan individu orangutan Individu Jenis Kelamin ∑ hari ikut ∑ hari penuh ∑ waktu pengamatan menit Mentoko Putri Betina dewasa- anak 8 7 4907 Darwin Jantan remaja 8 7 5389 JP4 Jantan pradewasa 4 3 2350 20 17 12646 Prefab Labu Betina dewasa-bayi 7 7 4687 Bayur Betina dewasa-anak 7 5 4031 Mawar Betina dewasa-anak 7 6 3576 21 18 12294 Orangutan yang ditemukan lebih banyak adalah individu betina dewasa, hal tersebut dikarenakan oleh sifat orangutan betina dewasa yang cenderung memiliki daerah jelajah tetap philopatric dibandingkan dengan jantan yang cenderung menjelajah lebih jauh. Tidak ada satu pun dari orangutan jantan dewasa yang dijumpai berhasil diikuti karena perilakunya yang cenderung agresif terhadap keberadaan peneliti. Kendala lain yang ditemukan adalah adalakanya orangutan mencoba menghindar dari keberadaan peneliti yaitu dengan secara sengaja turun ke tanah dan lari masuk ke dalam semak, bambu-bambu dan menyeberang sungai melalui sambungan tajuk ataupun melewati jalur tebing sampai tidak bisa terlihat lagi. Hal tersebut terjadi ketika mengikuti individu Darwin dan JP4 di Mentoko dan Bayur di Prefab. Gambar 4.1 Individu orangutan Stasiun penelitian Mentoko danPrefab lokasinya terletak saling berdekatan ± 6 km dari timur ke barat, namun demikian kondisi orangutannya berbeda berdasarkan waktu habituasinya. Jumlah orangutan di Mentoko yang berhasil teridentifikasi sampai dengan 2013 sekitar 42 individu. Sedangkan jumlah orangutan yang telah teridentifikasi di Prefab sampai dengan sekarang adalah sekitar 30 individu.

4.2 Jelajah Harian Daily Range

Jelajah harian didefinisikan oleh Galdikas 1986 sebagai jarak yang benar- benar ditempuh orangutan semenjak keluar dari sarang malam pada pagi hari sampai masuk ke sarang untuk malam berikutnya. Hasil analisis dengan ArcGIS 10.1 menjukan bahwa rata- rata jarak jelajah yang ditempuh individu orangutan yang ada di areal Mentoko adalah 0.503 kmhari selang 0.339-0.749 kmhari dan di areal Prefab adalah 0.589 kmhari selang 0.563-0.633 kmhari. Kecepatan rata- rata yang ditempuh di Prefab adalah 0.055 kmjam selang 0.031-0.073 kmjam, sedangkan di Prefab adalah 0.049 kmjam selang 0.39-0.058 kmjam. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilaporkan oleh Rodman 1977, Mitani 1989 dan Cambell 1992 di Mentoko-Prefab, dimana rata-rata jarak tempuh orangutan dari penelitian ini adalah lebih panjang. Tabel 4.2 memperlihatkan perbandingan rata-rata jelajah harian orangutan dari hasil penelitian sekarang dengan hasil penelitian di Mentoko dan Prefab sebelumnya. Rodman 1977 melakukan penelitian sebelum terjadi kebakaran pertama tahun 19831983, dimana habitat masih terjaga secara alami dan orangutan rata- rata menempuh jarak 0.305 km dalam sehari. Mitani 1989 melaporkan enam tahun setelah kebakaran kedua 19971998, jelajah harian orangutan di Mentoko menjadi lebih panjang, yaitu 0.480 km per hari. Sepuluh tahun setelahnya, sudah banyak pohon-pohon muda tumbuh membentuk hutan sekunder, Cambell 1992 melaporkan bahwa jarak jelajah harian orangutan kembali mendekati selang awal yaitu 0.379 km. Singleton 2000 menyatakan bahwa lokasi sumber pakan yang tersebar disuatu habitat dapat mempengaruhi pola jelajah. Tabel 4.2 Perbandingan rata-rata jelajah harian orangutan dari beberapa penelitian di Mentoko dan Prefab No Peneliti Tahun Waktu bulan Jelajah harian km Jumlah orang utan Metode Lokasi 1 Rodman 1977 15 0.305 15 Grid Mentoko 2 Mitani 1989 18 0.480 18 Grid Mentoko 3 Cambell 1992 12 0.379 12 Grid Mentoko 4 Krisdijantoro 2008 4 0.880 4 GPS Prefab 5a Ferisa 2012 3 0.504 3 GPS Mentoko 5b Ferisa 2012 2 0.589 3 GPS Frefab Ketiga hasil tersebut memperlihatkan bahwa orangutan bisa menyesuaikan jelajah hariannya dengan kondisi habitat. Pada habitat sangat terganggu jarak jelajah harian semakin panjang karena diperlukan untuk mencari makan dan begitu pula sebaliknya. Namun demikian, hampir 30 tahun setelah kebakaran kedua terjadi, jarak jelajah harian orangutan di Mentoko-Prefab dilaporkan lebih panjang lagi. Hal tersebut bisa saja terjadi karena adanya gangguan lain terhadap habitatnya seperti illegal logging dan konversi lahan disekitar TN Kutai, sehingga kualitas habitat yang menurun membuat orangutan harus mencari makan lebih jauh. Pada waktu tertentu, orangutan di Mentoko maupun di Prefab tidak dijumpai di pinggiran sungai maupun di sekitar stasiun penelitian. Hal ini pun terjadi pada saat penelitian ini dilakukan, dimana orangutan tidak ditemukan dimanapun di sekitar areal stasiun penelitian selama satu bulan. Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti sejauh mana orangutan di Mentoko dan Prefab menjelajah. Kemungkinan lain karena metode yang digunakan untuk menghitung jarak jelajah yang berbeda. Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa selain waktu penelitian dan jumlah orangutan yang diikuti berbeda, kedua hasil analisis jelajah harian yang direkam menggunakan GPS terlihat lebih panjang daripada yang menggunakan system grid. Hal tersebut tentunya perlu diteliti lebih lanjut, karena penelitian ini hanya bisa melaporkan jarak jelajah harian orangutan pada musim dimana penelitian dilakukan.