Ekosistem Flora Pemanfaatan Ruang oleh Orangutan Pongo pygmaeus morio (Owen, 1837) di Stasiun Penelitian Mentoko dan Prefab, Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur

3 METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2012. di stasiun penelitian Mentoko hutan sekunder tua, 00 ⁰33’33.2”- 00⁰33’56.6” LU dan 117 ⁰25’57”- 117⁰26’34” BT dan Prefab hutan primer, 00⁰33’1”- 00⁰32’36.5” LU dan 117 ⁰27’28.7”- 117⁰28’1” BT, TN Kutai, Kalimantan Timur Gambar 3.1. Gambar 3.1 Lokasi penelitian Stasiun penelitian Mentoko dan Prefab terletak saling berdekatan ± 6 km dari timur ke barat, namun demikian kondisi orangutan berbeda berdasarkan waktu habituasinya. Stasiun penelitian Mentoko pertama kali didirikan sekitar tahun 1970 oleh Peter Rodman dan aktif sampai dengan tahun 1986. Kemudian diaktifkan kembali tahun 2009 sampai saat ini oleh Anne E. Russon Profesor psikologi dari Universitas York, Canada. Karena kawasan baru dimanfaatkan kembali untuk aktifitas penelitian, maka orangutan di Mentoko masih lebih sensitif dengan keberadaan manusia sehingga memerlukan waktu habituasi lebih lama. Stasiun penelitian Prefab aktif digunakan sebagai tempat penelitian sejak tahun 1983 sampai sat ini dengan keberadaan Dr. Akira Suzuki dari Universitas Kyoto, Jepang. Prefab juga merupakan salah satu kawasan wisata untuk TN Kutai, sehingga orangutan yang menetap disana lebih terbiasa dengan keberadaan manusia sehingga waktu yang diperlukan untuk habituasi tidak selama di Mentoko.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Global Positioning System GPS receiver Garmin 60 CSx, kompas Suntou, teropong Brunton 8 x 40 mm, jam tangan Casio, kamera digital, roll meter, pita diameter, tagging tape, alumunium tag, paku, parang, lembar observasi. Bahan yang digunakan adalah kertas koran, tali rafia, kantong plastik ukuran 40 x 100 cm dan ziplock untuk sampel buah dan bunga, label nomor, kertas millimeter blok, peta TN Kutai Kalimantan Timur. Perangkat alat lunak yang digunakan: Mapsource, ArcGIS 10.1, Geospasial Modelling Environment, Minitab 17, Corel Draw X4 dan Microsoft Office Excel 2010. 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Pencarian dan Habituasi Pencarian dilakukan apabila: i orangutan sasaran belum ditemukan di lokasi penelitian, ii menghilang saat proses habituasi atau pengambilan data sedang berlangsung atau masa pengambilan data untuk satu individu telah berakhir. Pencarian dilakukan dengan berjalan pelan menelusuri jalur-jalur transek yang sudah tersedia baik di lokasi penelitian atau mencari ke daerah jelajah yang biasa dilewati oleh individu target yang telah diketahui dari penelitian sebelumnya. Misalnya daerah pinggiran sungai, mendatangi liana dan pohon pakan penting yang sedang berbuah. Mendengar patahan dahan atau vokalisasi, melihat pergerakan perpindahan dari satu pohon ke pohon lainnya atau pergerakan makan di antara vegetasi jahe-jahean Zingiberaceae, mencium bau orangutan urin, tinja, tubuh dan mencari sisa-sisa makanan di tanah, juga sangat membantu pengamat untuk menemukan orangutan. Setelah orangutan target ditemukan, pengamat mulai menyesuaikan diri habituasi dengan orangutan target, kemudian mengikuti dan sebisa mungkin tidak mengganggu aktifitasnya. Identifikasi orangutan dilakukan dengan mengenali ciri- ciri pola dan warna rambut atau tanda khusus pada fisik jika ada luka atau cacat tubuh, dibantu asisten peneliti senior dari masing-masing stasiun penelitian. Masa habituasi tiap orangutan target bervariasi, tergantung dari berapa lama individu tersebut pernah diikuti peneliti-peneliti sebelumnya di masing-masing stasiun penelitian. Kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan jelajah harian dan aktivitasnya dalam memanfaatkan strata tajuk. Pendugaan umur dan jenis kelamin dilakukan menggunakan klasifikasian MacKinnon 1974, yang mengklasifikasikan umur orangutan berdasarkan berat badan dan karakteristik masing- masing jenis kelamin, seperti di bawah ini: 1 Bayi; umurnya berkisar 0-2.5 tahun dengan berat badan diperkirakan 2-15 kg. Badan sangat kecil dan menempel dengan induk dan sangat bergantung untuk makan dan pergerakan. 2 Anak; kisaran umur 2.5-7 tahun dengan berat badan diperkirakan 10-30 kg. Masih bertubuh kecil, sudah tidak menempel dan bergantung dengan induk untuk makan dan pergerakan, namun masih bersama induk. 3 Remaja; umurnya berkisar 7-10 tahun dengan berat badan 20-40 kg. Ukuran badan sedang dan sudah mandiri dari induk. 4 Dewasa betina; umurnya 8 tahun dengan berat badan 35-50 kg. Berbadan sedang sampai besar, dan biasanya bersama anaknnya. 5 Pradewasa jantan; umurnya berkisar 10-15 tahun dengan berat 40-55 kg. Badan besar, dengan bantalan pipi keras yang belum berkembang. 6 Dewasa jantan; umurnya 15 tahun dengan berat badan di atas 45-100 kg. Berbadan sangat besar dengan bantalan pipi yang sudah berkembang, berjanggut, memiliki kantung suara dan rambut yang panjang.