Fauna Pemanfaatan Ruang oleh Orangutan Pongo pygmaeus morio (Owen, 1837) di Stasiun Penelitian Mentoko dan Prefab, Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur
Bahan yang digunakan adalah kertas koran, tali rafia, kantong plastik ukuran 40 x 100 cm dan ziplock untuk sampel buah dan bunga, label nomor, kertas
millimeter blok, peta TN Kutai Kalimantan Timur. Perangkat alat lunak yang digunakan: Mapsource, ArcGIS 10.1, Geospasial Modelling Environment, Minitab
17, Corel Draw X4 dan Microsoft Office Excel 2010.
3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Pencarian dan Habituasi
Pencarian dilakukan apabila: i orangutan sasaran belum ditemukan di lokasi penelitian, ii menghilang saat proses habituasi atau pengambilan data sedang
berlangsung atau masa pengambilan data untuk satu individu telah berakhir. Pencarian dilakukan dengan berjalan pelan menelusuri jalur-jalur transek yang
sudah tersedia baik di lokasi penelitian atau mencari ke daerah jelajah yang biasa dilewati oleh individu target yang telah diketahui dari penelitian sebelumnya.
Misalnya daerah pinggiran sungai, mendatangi liana dan pohon pakan penting yang sedang berbuah. Mendengar patahan dahan atau vokalisasi, melihat pergerakan
perpindahan dari satu pohon ke pohon lainnya atau pergerakan makan di antara vegetasi jahe-jahean Zingiberaceae, mencium bau orangutan urin, tinja, tubuh
dan mencari sisa-sisa makanan di tanah, juga sangat membantu pengamat untuk menemukan orangutan.
Setelah orangutan target ditemukan, pengamat mulai menyesuaikan diri habituasi dengan orangutan target, kemudian mengikuti dan sebisa mungkin tidak
mengganggu aktifitasnya. Identifikasi orangutan dilakukan dengan mengenali ciri- ciri pola dan warna rambut atau tanda khusus pada fisik jika ada luka atau cacat
tubuh, dibantu asisten peneliti senior dari masing-masing stasiun penelitian. Masa habituasi tiap orangutan target bervariasi, tergantung dari berapa lama individu
tersebut pernah diikuti peneliti-peneliti sebelumnya di masing-masing stasiun penelitian. Kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan jelajah harian dan
aktivitasnya dalam memanfaatkan strata tajuk.
Pendugaan umur dan jenis kelamin dilakukan menggunakan klasifikasian MacKinnon 1974, yang mengklasifikasikan umur orangutan berdasarkan berat
badan dan karakteristik masing- masing jenis kelamin, seperti di bawah ini: 1 Bayi; umurnya berkisar 0-2.5 tahun dengan berat badan diperkirakan 2-15
kg. Badan sangat kecil dan menempel dengan induk dan sangat bergantung untuk makan dan pergerakan.
2 Anak; kisaran umur 2.5-7 tahun dengan berat badan diperkirakan 10-30 kg. Masih bertubuh kecil, sudah tidak menempel dan bergantung dengan induk
untuk makan dan pergerakan, namun masih bersama induk. 3 Remaja; umurnya berkisar 7-10 tahun dengan berat badan 20-40 kg. Ukuran
badan sedang dan sudah mandiri dari induk. 4 Dewasa betina; umurnya 8 tahun dengan berat badan 35-50 kg. Berbadan
sedang sampai besar, dan biasanya bersama anaknnya. 5 Pradewasa jantan; umurnya berkisar 10-15 tahun dengan berat 40-55 kg.
Badan besar, dengan bantalan pipi keras yang belum berkembang. 6 Dewasa jantan; umurnya 15 tahun dengan berat badan di atas 45-100 kg.
Berbadan sangat besar dengan bantalan pipi yang sudah berkembang, berjanggut, memiliki kantung suara dan rambut yang panjang.
Metode yang digunakan untuk mengamati perilaku adalah Focal animal sampling Lehner 1979; Martin-Beteson 2007; Morrogh-Bernard et al. 2009, yaitu
dengan mengikuti dan mengamati satu individu orangutan, mulai dari keluar sarang di pagi hari sampai individu tersebut kembali membuat sarang untuk tidur pada saat
menjelang malam.
Pencatatan dilakukan secara continuous Martin-Beteson 2007; Morrogh- Bernard et al. 2009, yaitu dengan mencatat setiap perilaku individu berdasarkan
perubahan tingkah laku dengan menggunakan satuan waktu jam dan menit. Metoda ini dipilih dengan tujuan untuk mendapatkan pola, durasi dan frekuensi aktifitas
yang mendekati sebenarnya. Setiap individu yang ditemukan, masing-masing 5 sampai 7 hari secara berturut-turut apabila memungkinkan. Hal ini dilakukan agar
menjaga orangutan tersebut terhindar dari cekaman akibat tingkat perjumpaan dengan manusia yang tinggi. Aktivitas harian orangutan yang diamati dibagi
menjadi empat aktivitas utama William dan Dunbar 1999, yaitu:
1 Pergerakan: meliputi seluruh waktu yang digunakan individu target dalam melakukan gerak berpindah dari satu cabang pohon ke cabang lainnya ataupun
dari satu tempat ke tempat lain. Seperti: berjalan bipedal atau quadrupedal, berayun-ayun dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lain, memanjat
atau berjalan dengan menggoyangkan membengkokkan pohon.
2 Makan: meliputi seluruh waktu yang digunakan untuk memilih, memegang, mengambil dan memasukkan makanan ke dalam mulut hingga mengunyahnya.
Misalnya: buah, matang dan mentah, bunga, daun tua, makan daun muda, serangga, kulit kayu Russon 2009.
3 Istirahat: meliputi seluruh waktu yang digunakan orangutan target dengan relatif tidak melakukan kegiatan dalam periode waktu tertentu baik di dalam
maupun di luar sarang, seperti: merebahkan diri, tidur, duduk, berdiri maupun menggantung.
4 Sosial: meliputi seluruh waktu yang digunakan individu target dalam melakukan kontak dengan individu lain. Beberapa kategori yang dimasukkan
ke dalam aktivitas sosial antara lain : agresif, bermain, menelisik dan reproduksi.
Informasi lain yang dicatat dalam borang antara lain: cuaca harian cerahmendunghujan, waktu saat aktivitas dilakukan, posisi ketinggian dalam
meter saat melakukan aktivitas, jarak antara pohon sarang malam ke pohon pakan pertama pada pagi harinya dan keberadan primata lain jika ada jenis dan jarak dari
orangutan yang diamati.