Pemanfaatan Strata Ketinggian dan Tajuk

di plot SM Mentoko dapat dilihat kondisi tegakan disana lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan kondisi tegakan yang ada di plot TJ Prefab. Tabel 4.4 Dominansi jenis tumbuhan pakan orangutan di Mentoko dan Prefab No. Mentoko Habitus Prefab Habitus 1 Mucuna sp 18.75 Liana Mucuna sp 33.33 Liana 2 Meremmia mammosa 16.83 Liana Merremia mammosa 26.67 Liana 3 Cananga odorata 14.42 Pohon Ficus sp 10.48 Liana 4 Dracontomelon dao 14.42 Pohon Kleinhovia hospita 9.05 Pohon 5 Geunsia pentandra 12.02 Pohon Vitex pinnata 5.71 Pohon 6 Kleinhovia hospita 6.25 Pohon Meliosma sumatrana 3.81 Pohon 7 Ficus sp 5.29 Liana Endospermum peltatum 3.81 Pohon 8 Vitex pinnata 5.29 Pohon Spatholobus sp 2.86 Liana 9 Croton argyratus 3.37 Pohon Sterculia macrophylla 2.38 Pohon 10 Dillenia reticulata 3.37 Pohon Diospyros macrophylla 1.90 Pohon Dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa orangutan cenderung mencari makan dari liana. Berdasarkan laporan penologi Proyek Orangutan Kutai di Mentoko tahun 2012, pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli merupakan bulan dengan paling sedikit buah, hanya buah sengkuang Dracontomelon dao di pingiran sungai yang sedang banyak berbuah. Kondisi ini memperkuat penjelasan mengapa orangutan pada saat itu lebih dominan dalam mengkonsumsi pakan dari liana. Tabel 4.5 menunjukkan ada perbedaan preferensi bagian yang dimakan, dimana di Mentoko pakan buah masih menjadi yang paling banyak dikonsumsi, sedangkan di Prefab konsumsi kulitkambium sangat tinggi. Rodman 1977, melaporkan bahwa orangutan di Mentoko banyak mengkonsumsi buah sengkuang pada bulan Maret-April, sedangkan pada masa penelitian Cambell 1992 orangutan banyak mengkonsumsi buah sengkuang pada bulan Agustus. Pada penelitian ini di Mentoko orangutan banyak mengkonsumsi buah sengkuang pada bulan Mei-Juni kemudian September, sedangkan di Prefab tidak dijumpai orangutan mengkonsumsi buah sengkuang. Ketersediaan buah masak terlihat tidak merata dan karena waktu penelitian yang pendek tidak jelas apakah di Prefab sengkuang berbuah lebih dulu dari Mentoko atau malah sebaliknya. Musim orangutan mengkonsumsi sengkuang dari ketiga penelitian tersebut terlihat berbeda, namun kemungkinan masih dalam satu pola musim berbuah yaitu bulan Maret-September. Di Mentoko, konsumsi dari daun dan umbut lebih tinggi dari di Prefab, hal tersebut dikarenakan Mentoko adalah hutan sekunder dimana masih banyak pohon yang menyediakan batang-batang muda, seperti simpur Dillenia reticullata dan kubung Macaranga gigantea. Cambell 1992 menyebutkan bahwa orangutan mengkonsumsi daun dan kulitkambium paling sedikit dari 20-26 jenis pohon dan liana, sebagian besar dari jenis tumbuhan memanjat seperti Ficus sp. dan pohon hutan sekunder dari suku Rutaceae dan Euphorbiaceae. Pada penelitian Rodman 1977, salah satu jenis liana yang menjadi pakan kunci adalah dari suku Annonaceae, karena ketersediannya yang melimpah. Sejak peneltian Cambell 1992 setelah kebakaran, jenis liana ini tidak terlalu banyak ditemukan dan dikonsumsi oleh orangutan. Di penelitian yang sekarang, pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa liana yang paling dominan dikonsumsi adalah Merremia mammosa Convolvulaceae dan Muccuna sp. Leguminosae, karena ketersediaannya yang cukup melimpah terutama di areal pinggiran sungai. Hal ini menguatkan salah satu kesimpulan Cambell 1992, bahwa orangutan dapat makan dari banyak sumber pakan tetapi tetap terdapat beberapa jenis pakan yang menjadi pilihan penting, walaupun tidak harus konsisten. Tabel 4.5 Bagian pakan yang dimakan orangutan di Mentoko dan Prefab No. Mentoko Persen Prefab Persen 1 Buah 37.82 Kulitkambium 44.23 2 Kulitcambium 28.36 Buah 20.00 3 Daun 16.00 Biji 13.46 4 Daun muda 8.73 Daun muda 9.62 5 Umbut 6.18 Daun 6.92 6 Bunga 2.55 Bunga 3.46 7 Biji 0.36 Umbut 2.31 Dalam membuat sarang malam, orangutan di Mentoko cenderung memilih tajuk antara bagian tengah sampai paling atas, namun polanya masih bervariasi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan umur dan jenis kelamin. Sedangkan di Prefab orangutan memilih 53 posisi bersarangnya di posisi puncak, hal ini dikarenakan orangutan yang diikuti di Prefab adalah betina dewasa dengan anak dan bayi. Sehingga, pemilihan posisi sarang di tengah dan tempat yang paling tinggi adalah untuk alasan keamanan. Jenis pohon yang paling sering digunakan untuk membuat sarang di kedua lokasi penelitian pada saat itu adalah Dracontomelon dao. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Cheyne 2013, orangutan tidur di pohon pakan 75 dari seluruh pohon yang digunakan untuk bersarang. Orangutan di Mentoko maupun di Prefab pada penelitian ini juga menggunaan pohon pakan sebagai tempat bersarang sebesar 75 dari seluruh jenis pohon yang digunakan untuk sarang.

4.6 Habitat

Berdasarkan 6 plot profil habitat yang dibuat pada daerah inti orangutan yang diteliti di Mentoko dan Prefab, menunjukkan vegetasi pohon diameter ≥ 10 m yang rapat yaitu 443 pohonha. Krisdijantoro 2008 melaporkan bahwa kerapatan pohon di Prefab adalah 167 pohonha, jumlah yang lebih kecil daripada yang ditemukan sekarang. Dari 3 plot di mentoko hanya ditemukan satu jenis pohon yang dapat ditemukan di ketiganya, yaitu: Melicope lunu-akenda Rutaceae. Di Prefab, ditemukan dua jenis pohon yang terdapat di ketiga plot yaitu Cananga odorata Annonaceae dan Dillenia excelsa Dilleniaceae. Berdasarkan dendogram kesamaan komunitas vegetasi Gambar 4.9, komunitas yang menyusun habitat di Mentoko dan Prefab dikelompokkan menjadi 2 komunitas besar, yaitu komunitas pinggiran sungai plot PEK, SG, TJ dan SM , selang kesamaan 50.25-66.50 dan komunitas bukan pinggiran sungai plot E dan SMP selang kesamaan 43.89. Kesamaan antara kedua komunitas besar ini hanya 30.37 . Jenis herba dan liana yang ditemukan pada plot antara lain: Alpinia sp. Zingiberaceae, Etlingera sp. Zingiberaceae, Muccuna sp. Leguminosae, Merremia mammosa Convolvulaceae, Merremia peltata Convolvulaceae Calathea sp. Marantaceae. Bentuk struktur tegakan di masing-masing plot digambarkan dengan diagram profil pada Gambar 4.10-4.15. Gambar 4.9 Dendogram kesamaan komunitas vegetasi di Mentoko dan Prefab Keterangan: Herba dan liana: Actinodaphne glabra: Dendrocnide sp Mallotus paniculatus Alpinia sp Actinidaphne sp Dracontomelon dao Melicope lunu-ankenda Poikilospermum sp Aglaia sp Fordia spendidisima Oroxylum indicum Merremia peltata Alseopdaphne sp Gluta macrocarpa Paranaphelium sp Bridellia glauca Kleinhovia hospital Pometia pinnata Cananga odorata Litsea garciae Sterculia stipularis Croton argyratus Litsea sp Cryptocarya sp Mallotus lackey Gambar 4.10 Profil habitat pada plot SM di Mentoko Prefab SM Montoko E Prefab T J Prefab SG Montoko PEK Mentoko SM 30.37 53.58 76.79 100.00 Plot Profil Habitat P e rs e n Keterangan: Herba dan liana: Cananga odorata: Dracontomelon dao Pometia pinnata Alpinia sp Chisocheton sp: Elicia sp Ptenandra caerulescen Poikilospermum sp Croton argyratus Endospermum peltatum Syzigium sp Asplenium sp Dillenia excels Eusideroxylon zwageri Cayratia sp Dimocarpus longan Melicope lunu-ankenda Embelia javanica Diospyros macrophylla Nauclea subdita Merremiamammosa Dracontomelon dao Paranaphelium sp Muccuna sp Elicia sp Pometia pinnata Uvaria sp Endospermum peltatum Ptenandra caerulescen Eusideroxcylon zwageri Syzygium sp Gambar 4.11 Profil habitat pada plot PEK di Mentoko Keterangan: Herba dan liana: Actinodapne glabra: Macaranga gigantea Shore asp.1 Alpinia sp Aporosa dioica: Macarangan pearsonii Syzygium leptostemon Etlingera sp Atuna recemosa Melicope glabra Xanthophyllum obscurum Casearia sp Melicope lunu-ankenda Diospyros bixufolia Ormosia sp Durio excelsus Paquium stenophyllum Eusideroxylon zwageri Parinari oblongifolia Garcinia sp.1 Sarcotheca diversivolia Geunsia pentandra Shorea leprosula Horsfieldia cornosa Shorea ovalis Gambar 4.12 Profil habitat pada plot E di Mentoko