Teori Peramalan TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tujuan Program Swasembada Gula 1. Memenuhi kebutuhan gula nasional secara keseluruhan, baik untuk konsumsi langsung maupun industri; 2. Mendayagunakan sumberdayaaset secara optimal berdasarkan prinsip keunggulan kompetitif wilayah dan efisiensi secara nasional; 3. Meningkatkan kesejahteraan petani produsen dan stakeholder lainnya; 4. Memperluas kesempatan kerja dan peluang berusaha dikawasan pedesaan, sehingga secara nyata berdampak positif terhadap pemberantasan kemiskinan Ditjen Perkebunan, 2006.

2.4 Teori Peramalan

Peramalan merupakan dasar untuk penyusunan rencana yang digunakan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan dilakukan dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Jadi, dalam menentukan kebijakan perlu diperkirakan kesempatan atau peluang yang ada dan ancaman yang mungkin terjadi. Efektif atau tidaknya suatu rencana yang telah disusun sangat ditentukan oleh kemampuan para penyusunnya untuk meramalkan situasi dan kondisi pada saat rencana tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu, peramalan sangat diperlukan guna memberi gambaran pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan yang efektif dan efisien Assauri, 1984. Dilihat dari sifat penyusunannya, peramalan dapat dibedakan menjadi: 1 Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari penyusun sangat menentukan baik atau tidaknya hasil peramalan tersebut. 2 Peramalan objektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode- metode dalam penganalisaan data tersebut. Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan menjadi: a. Peramalan jangka panjang, yaitu penyusunan hasil peramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. Misalnya, penyusunan rencana pembangunan suatu negara atau daerah. b. Peramalan jangka pendek, yaitu penyusunan hasil peramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Misalnya, rencana kerja operasional dan anggaran yang disusun sebagai rencana tahunan. Berdasarkan sifat peramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan menjadi: 1 Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas hasil penyelidikan dari data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan akan sangat tergantung pada pemikiran para penyusunnya yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. 2 Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah baik atau tidaknya metode yang digunakan. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi seperti Assauri, 1984: a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

2.5 Metode Peramalan Time Series