Perbandingan Hasil Peramalan dengan Proyeksi Pemerintah

menangani permasalahan di industri gula akan sangat membantu dalam menstabilkan kondisi industri gula. Program revitalisasi baik pada sektor on farm maupun off farm yang dilakukan oleh pemerintah dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri gula nasional. Revitalisasi pada sektor on farm meliputi perluasan area dan peningkatan produktivitas. Sedangkan revitalisasi yang dapat dilakukan di sektor off farm adalah dengan rehabilitasi, peningkatan kapasitas giling, peningkatan efisiensi pabrik gula dan peningkatan kualitas gula. Selain itu, pemerintah juga berencana akan membangun pabrik gula baru yang diharapkan mampu meningkatkan produksi gula dalam negeri. Pemberdayaan penelitian, pengembangan gula dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang gula juga merupakan langkah-langkah yang dapat mendorong peningkatan produksi gula dalam negeri.

5.3 Perbandingan Hasil Peramalan dengan Proyeksi Pemerintah

Swasembada gula nasional adalah suatu keadaan dimana jumlah produksi dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan konsumsi, baik konsumsi langsung oleh rumahtangga maupun oleh industri. Swasembada sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan suatu negara sehingga pemerintah bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan pencapaiannya. Pemerintah telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam swasembada gula nasional agar mempermudah penetapan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung pencapaian swasembada gula Tabel 5.5. Tabel 5.5 Sasaran Swasembada Gula Pada Tahun 2014 No Uraian Satuan Kondisi 2010 2014 Target Tambahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah pabrik Gula Luas Areal Produktivitas Tebu Rendemen Produksi Gula Hari Giling Unit Ha TonHa Persen Ton Hari 62 418.259 81,8 6,5 2.214.488 150 71-86 685.871 89,4 8,6 5.700.264 160 9-24 267.612 7,6 2,1 3.485.776 10 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan 2009 Selain melakukan penetapan sasaran, pemerintah juga melakukan proyeksi pencapaian swasembada gula nasional pada tahun 2014 mendatang dengan melihat kondisi yang terjadi saat ini. Beberapa asumsi yang mendasari proyeksi pencapaian swasembada gula nasional yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut Ditjen Perkebunan, 2009: a Pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,23 persen per tahun sehingga jumlah penduduk pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 250 juta jiwa. b Peningkatan daya beli masyarakat diasumsikan sebesar 0,6 persen. c Konsumsi gula per kapita sampai dengan 2014 diproyeksikan 12 kg per kapita per tahun. d Konsumsi gula untuk industri meningkat dengan laju rata-rata 5 persen per tahun. Berdasarkan asumsi tersebut maka konsumsi gula oleh rumahtangga dan industri sampai tahun 2014 mencapai 5.700.264 ton Tabel 5.6. Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menambah pabrik gula guna meningkatkan produksi secara signifikan. Pemerintah menyiapkan tiga alternatif kebutuhan pembangunan pabrik gula baru guna mendorong perkembangan industri gula sebagai upaya untuk mencapai swasembada gula yaitu 1 Pabrik gula dengan kapasitas 15.000 TCD sebanyak 10 unit, 2 Pabrik gula dengan kapasitas 10.000 TCD sebanyak 15 unit, atau 3 Pabrik gula dengan kapasitas 6.000 TCD sebanyak 25 unit. Tabel 5.6 Proyeksi Pencapaian Swasembada Gula Nasional Oleh Pemerintah Setelah Dicanangkan Program Swasembada Gula Nasional Tahun 2014 Variabel Tahun 2011 2012 2013 2014 Produksi Gula Ton GKP 3.125.000 3.250.000 3.350.000 3.540.272 GKR 2.094.750 2.199.488 2.309.462 2.424.935 Total 5.219.750 5.449.488 5.659.462 5.965.207 Konsumsi Gula Ton GKP 2.799.724 2.850.959 2.903.132 2.956.259 GKR 2.370.375 2.488.894 2.613.338 2.744.005 Total 5.170.099 5.339.853 5.516.470 5.700.264 Luas Areal Ha 462.309 467.126 472.326 475.514 Produktivitas tebu TonHa 85,73 88,08 88,62 89,41 Rendemen 8,1 8,2 8,4 8,6 Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan 2009 Bahan baku impor Dari hasil peramalan pemerintah terlihat bahwa pada tahun 2014 Indonesia masih belum mampu mencukupi kebutuhan gula dalam negeri yang berarti bahwa rencana pemerintah mencapai swasembada gula pada tahun 2014 tidak tercapai. Hasil Proyeksi tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil peramalan dengan menggunakan model ARIMA yang menunjukkan masih belum tercapainya swasembada gula pada tahun 2014 Tabel 5.7. Tabel 5.7 Hasil Peramalan dengan model ARIMA dan Proyeksi Pemerintah Terhadap Tingkat Produksi dan Konsumsi Gula Nasional pada Tahun 2011-2014. Tahun Peramalan Model ARIMA Proyeksi Pemerintah Produksi Gula ton Konsumsi Gula ton Defisit Gula Ton Produksi Gula Ton Konsumsi Gula Ton Defisit Gula Ton 2011 2.483.799 5.022.810 -2.539.011 3.125.000 5.170.099 -2.045.099 2012 2.520.329 5.316.895 -2.796.566 3.250.000 5.339.853 -2.089.853 2013 2.330.049 5.378.392 -3.048.343 3.350.000 5.516.470 -2.166.470 2014 2.458.594 5.530.562 -3.071.968 3.540.272 5.700.264 -2.159.992 Dari hasil peramalan tersebut terlihat masih adanya defisit pada neraca gula yang semakin meningkat dari tahun 2011-2014 begitu pula dengan tahun- tahun selanjutnya Tabel 5.8. Hal tersebut mengindikasikan bahwa target pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2014 belum mampu terpenuhi bahkan hingga 15 tahun mendatang. Tabel 5.8 Hasil Peramalan Tingkat Produksi dan Konsumsi Gula dengan Model ARIMA untuk tahun 2011-2025. Tahun Produksi Ton Konsumsi Ton Defisit Ton 2011 2.483.799 5.022.810 -2.539.011 2012 2.520.329 5.316.895 -2.796.566 2013 2.330.049 5.378.392 -3.048.343 2014 2.458.594 5.530.562 -3.071.968 2015 2.719.885 5.718.402 -2.998.517 2016 2.595.786 5.922.682 -3.326.896 2017 2.486.036 6.137.942 -3.651.906 2018 2.754.647 6.362.297 -3.607.650 2019 2.893.565 6.594.853 -3.701.288 2020 2.677.248 6.835.909 -4.158.661 2021 2.728.602 7.086.485 -4.357.883 2022 3.052.282 7.346.246 -4.293.964 2023 3.004.134 7.614.767 -4.610.633 2024 2.815.358 7.893.893 -5.078.535 2025 3.048.316 8.182.432 -5.134.116

5.4 Alternatif Kebijakan untuk Mencapai Swasembada Gula Tahun 2014