Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Jumlah kendaraan bermotor di Kota Bogor semakin meningkat. Luas Kota Bogor yang hanya 11.850 ha dengan panjang jalan 783.412 km sudah padat untuk menampung jumlah kendaraan yang semakin lama melebihi carrying capacity jalan. Saat ini ada 3.508 unit angkot yang diijinkan beroperasi di dalam kota, di tambah lagi ratusan angkot dari Kabupaten Bogor yang trayek operasinya memasuki wilayah Kota Bogor. Jumlah angkot sebanyak itu tidak hanya menjadi bagian dari beban kepadatan lalu lintas Kota Bogor, karena masih ada 46.034 unit kendaraan roda empat pribadi dan 73.145 unit kendaraan roda dua serta ratusan becak yang hilir mudik setiap harinya Selain itu, jumlah kendaraan yang masuk Kota Bogor setiap harinya rata- rata mencapai 9.360 unit. Persentase jumlah kendaraan pribadi dari luar Kota Bogor yang masuk setiap harinya sekitar 35 dari jumlah kendaraan pribadi berplat-F di Kota Bogor tercatat berjumlah 38.994 unit Kemacetan lalu lintas merupakan dampak yang tidak dapat dihindari dengan kondisi populasi kendaraan sebanyak itu. Kemacetan semakin lama semakin memberikan masalah yang akhirnya berdampak pada masalah lingkungan. Masalah lingkungan ini juga akhirnya berdampak pada pada sosial ekonomi masyarakat. Dampak kemacetan yang harus masyarakat tanggung akibat dari terjadinya kemacetan cukup besar kerugian yang dialami masyarakat pun beragam, mulai dari segi kesehatan, stres, meningkatnya pengeluaran BBM, dan berbagai kerugian lainnya yang merupakan dampak yang harus ditanggung masyarakat, khususnya para pengguna jalan. Mengingat besarnya dampak yang terjadi, maka diperlukan analisis mengenai kerugian pengguna jalan. Kompensasi merupakan cerminan besarnya nilai kerugian dari pengguna jalan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi WTA masyarakat untuk menerima kompensasi. Penilaian ekonomi mengenai kemacetan dengan mencari nilai WTA pengguna jalan dengan menggunakan tahapan dalam CVM dan analisis regresi berganda. Metode dan analisis tersebut akan memberikan besaran nilai WTA pengguna jalan dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Perhitungan pengeluaran masyarakat akan difokuskan pada pengeluaran penggunaan BBM yang digunakan. Perhitungan ini akan membandingkan penggunaan BBM pada saat pengguna jalan terjebak dalam kemacetan dengan tidak terjebak dalan kemacetan. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai besarnya nilai dari kerugian masyarakat akibat dampak dari kemacetan. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian, dibuatlah alur berpikir seperti pada Gambar 2. Kendaraan di Kota Bogor Pribadi Umum Tidak Tertib ·Jumlah kendaraan meningkat Overcappacity dari waktu ke waktu ·Kapasitas jalan terbatas ·Kondisi jalan dan infrastruktur lainnya buruk Kemacetan Masalah Lingkungan Dampak Sosial-Ekonomi Dampak Sosial Kemacetan WTA Faktor yang Mempengaruhi Deskriptif-Kualitatif CVM Nilai Kerugian Sosial Ekonomi Rekomendasi Pengelolaan atas Kemacetan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

IV. METODE PENELITIAN