2. Bias Rancangan, yaitu mencakup cara informasi disajikan, instruksi yang diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi yang
disajikan kepada responden. 3. Bias yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan responden, yang terkait
dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan dan waktunya
dihabiskan untuk barang lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu. 4. Kesalahan Pasar Hipotetis, terjadi jika fakta yang ditanyakan kepada
responden dalam pasar hipotetis membuat tangapan responden berbeda dengan konsep yang diinginkan.
2.3 Willingness to Accept WTA
Kesediaan untuk menerima atau WTA merupakan suatu ukuran dalam konsep penilaian ekonomi dari barangjasa lingkungan. Ukuran ini memberikan
informasi tentang besarnya dana kompensasi yang bersedia diterima masyarakat terhadap penurunan kualitas lingkungan disekitarnya yang setara dengan biaya
perbaikan kualitas lingkungan tersebut. Penilaian barangjasa lingkungan dari sisi WTA mempertanyakan seberapa besar jumlah minimum uang yang bersedia
diterima seseorang rumah tangga setiap bulantahun sebagai kompensasi atas diterimanya kerusakan lingkungan.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan WTA untuk menilai peningkatan atau pemburukan kondisi lingkungan antara lain :
1. Menghitung jumlah yang bersedia diterima oleh individu untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan.
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat semakin menurunnya kualitas lingkungan.
3. Melalui suatu survey untuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat menerima dana kompensasi dalam rangka mengurangi dampak negatif pada
lingkungan atau untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik. Perhitungan WTA dapat dilakukan secara langsung direct method
melalui survey dan wawancara dengan masyarakat, maupun secara tidak langsung indirect method dengan menghitung nilai dari penurunan kualitas lingkungan
yang telah terjadi. Metode bertanya pun tidak jauh berbeda dengan WTP. Menurut Hanley dan Spash 1993, terdapat 4 empat metode bertanya yang digunakan
untuk memperoleh penawaran besarnya nilai WTA responden, yaitu : 1. Metode Tawar Menawar bidding game, yang dilaksanakan dengan
menanyakan kepada responden apakah bersedia menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai titik awal. Jika “ya” maka besarnya nilai uang
diturunkan sampai ke tingkat yang disepakati. 2. Metode Pertanyaan Terbuka open-endedquestion, dilakukan dengan
menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah minimal uang yang diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah
responden tidak perlu diberikan petunjuk yang dapat mempengaruhi nilai yang diberikan dan tidak digunakannya nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak
akan menimbulkan bias titik awal. Namun, metode ini lemah dalam akurasi nilai dan terlalu besar variasinya.
3. Metode Kartu Pembayaran payment card, yang menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk
menerima sehingga responden dapat memilih nilai minimal yang sesuai dengan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan untuk
mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk mengembangkan kualitas metode ini sering diberikan semacam nilai patokan yang
menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat pendapatan tertentu bagi barangjasa lingkungan yang lain. Metode ini memiliki
keunggulan dalam memberikan stimulan dalam membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai minimum yang akan diberikan tanpa harus
terintimidasi dengan nilai tertentu, seperti pada metode tawar-menawar. Untuk menggunakan metode ini diperlukan pengetahuan statistik yang relatif baik.
4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi closed-ended referendum, yang menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan kepada
responden apakah mau menerima atau tidak sejumlah uang tersebut akibat perubahan kualitas lingkungan.
2.4 Analisis Regresi Linier Berganda