Sejarah Perkembangan Bank Syariah di Dunia

96 pengalaman membuktikan bahwa sistem perbankan syariah telah menjadi salah satu solusi untuk menyelamatkan perekonomian nasional dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998.Ketika bank konvensional berguguran, sistem perbankan syariah terbukti mampu bertahan melewati guncangan, kemampuan tersebut semakin mempertegas posisi sistem perbankan syariah sebagai salah satu potensi penopang perekonomian yang layak diperhitungkan. Upaya intensif pendirian bank islam atau bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak 1998, yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober Pakto yang mengatur deregulasi industri perbankan di indonesia. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tapi tidak ada satu pun perangkat hukum yang dapat dirujuk kecuali penafsiran dari peraturan undang-undang yang ada bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0nol persen. Arifin,2009:7. Setelah adanya rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua Bogor pada 19-22 Agustus 1990, yang kemudian diikuti dengan diundangkannya UU No.701992 tentang Perbankan dimana perbankan bagi-hasil mulai diakomodasi, maka beridirlah Bank Muamalat Indonesia BMI, yang merupakan bank umum Islam pertama yang beroperasi di Indonesia. Pembentukan BMI ini diikuti oleh pendirian bank-bank perkereditan rakyat syariah BPRS. Namun karena lembaga ini masih dirasakan kurang mencukupi dan belum sanggup menjangkau 97 masyarakat Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga simpan pinjam yang disebut Bait al Maal wat Tamwil BMT atau Bait al Qiradh menurut masyarakat Aceh. Sejak era reformasi keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam undang-undang ysitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi BIPeraturan Bank Indonesia, telah memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi pengembangan perbankan syariah di Indonesia. Peraturan-peraturan tersebut memberikan kesempatan yang luas mengembangkan jaringan perbankan syariah antara lain melalui izin pembukaan kantor cabang syariah KCS oleh bank konvensional. Dengan kata lain, bank umum dapat menajalankan dua kegiatan usaha, baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah Heri Sudarsono,2003:34.

3. Visi dan Misi Perbankan Syariah

Konsep pengembangan perbankan syariah dimasa depan harus disusun dengan visi, misi, dan strategi yang tepat. Visi yang harus dibangun kedepan adalah bagaimana menjadikan perbankan syariah sebagai urat nadi perekonomian nasional yang berkah. Artinya perbankan syariah mampu memerankan fungsinya yang utama sebagai lembaga intermediasi dan setiap aktivitasnya selalu menambah kebaikan bagi semua pihak. 98 Untuk mencapai visi tersebut, diperlukan misi yang jelas dan misi perbankan syariah kedepan adalah : a. Menjadi lembaga keuangan yang professional dan dapat dipercaya sehingga menjadi tempat bagi proses akumulasi capital masyarakat. b. Menjadi fasilitator dalam pengembangan ekonomi umat dan masyarakat Indonesia melalui perannya sebagai sumber permodalan yang mudah dan murah dan menjadi mitra sejati bagi para pelaku ekonomi lainnya. c. Menjadi lokomotif perekonomian yang berdasarkan syariah. perbankan syariah diharapkan dapat menolong berkembangnya sektor ekonomi lain berlandaskan syariah seperti asuransi, reksadana, dan perusahaan pembiayaan.Membina jaringan networking yang luas, baik dalam skala nasional maupun global.

4. Perkembangan Pembiayaan

Murabahah Murabahah adalah salah satu produk yang dikeluarkan olehperbankan syariah di Indonesia.Pembiayaan murabahah adalah pembiayaanyang dialokasikan oleh perbankan syariah untuk jual beli.Jadi, bias dikatakan juga bahwa perjanjian yang dilakukan oleh perbankan syariahdengan nasabah untuk melakukan jual-beli.Produk murabahah ini biasadigunakan untuk pembiayaan property, pembelian kendaraan, pembeliankebutuhan konsumtif, pembelian kebutuhan barang dagangan dankebutuhan-kebutuhan lainnya. 99 Salah satu contohnya yaitu jika nasabah membutuhkan pembiayaanuntuk membeli motor, nasabah akan mengajukan daftar pembelian barangmotor yang berisikan spesifikasi tentang motor yang diharapkan oleh nasabah Secara konsep, Bank Syariah akan membelikan motor atau mobilyang dimintakan oleh nasabahtersebut, yang kemudian akan di jual kembalikepada nasabah dengan menambahkan keuntunganmargin bank. Sehingga dalam transaksinya akan ada harga beli harga pokok pembelian barang,ada margin keuntungan yang diambil oleh bank, serta ada harga jualharga pokok ditambah dengan margin keuntungan.Perkembangan pembiayaan murabahah periode 2009 - 2013.09 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.