101
diterima nasabah akan lebih kecil dibandingkan pada pembiayaan lain, segi resiko adalah salah satu minat masyarakat
Komposisi pembiayaan murabahah dalam jangka waktu empat tahunsaja yaitu dari tahun 2009-2013 terusmengalami peningkatan, ini tidak
lepas dari beberapa factor yang mempengaruhinya seperti Profitabilitas, Suku Bunga Bank Indonesia, Deposito Mudharabah.
5. Perkembangan
Return on Asset ROA
Return on Asset adalah rasio yang menilai seberapa tingkat pengembalian dari asset ayng dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset.
ROA merupakan salah satu indikator yang mengukur sehat atau tidaknya suatu bank dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Asset yang berkualitas tentu akan mendukung kinerja perbankan syariah dalam menghasilkan profit guna keberlangsungan kinerja
perbankan pada periode-periode selanjutnya. Dibawah ini adalah gambaran perkembangan ROA dari periode 2009 sampai dengan September 2013 dapat
dilihat digambar dibawah ini.
102
Gambar 4.2 Perkembangan Profitabilitas Di Indonesia
Periode Desember 2009 – September 2013
sumber: Bank Indonesiadata diolah
Pada tahun 2009 profitabilitas bank syariah sebesar 1.48, seiring berjalannya tahun profitabilitas menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Namun pada tahun 2012 profitabilitas mencapai angka yang cukup baik yaitu 2.14 itu disebabkan oleh suku bunga yang terendah pada tahun 2012 yaitu
5.75 yaitu dimana pada saat suku bunga terendah maka daya masyarakat
0.5 1
1.5 2
2.5
2009 2010
2011 2012
2013.09
P e
r se
n tas
e
Periode
Profitabilitas
103
untuk menyimpan dananya dibank syariah mengalamipeningkatan, maka secara otomatis profitabilitas yang di dapat bank syariah akan meningkat pula,
Setelah itu pada tahun 2013 profitabilitas menurun menjadi 2.04 karena pada tahun yang sama suku bunga mengalami peningkatan yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 7.25 dimana saat suku bunga tinggi maka secara otomatis nasabah yang akan menyimpan dananya di bank syariah akan
menurun. Karena nasabah pasti tidak mengharapkan dana yang mereka titipkan terkena suku bunga yang tinggi maka dari itulah profitabilitas yang
didapat bank syariah menurun.
6. Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia
BI rate adalah merupakan suatu tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank sentral Bank Indonesia sebagai indikator tingkat risiko. Apabila
BI rate mengalami kenaikan maka artinya Bank Indonesia menaikkan tingat risiko pasar, karena dinilai perekonomian memburuk. Begitu juga sebaliknya.
Surat berharga, seperti obligasi misalnya akan memberikan tingkat bunga yang melebihi BI rate, karena obligasi tersebut akan tidak menarik bagi
investor apabila dibawah atau sama dengan BI rate. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia
setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi
104
moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditasdi pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional
kebijakan moneter
dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.
Dengan mempertimbangkan
pula faktor-faktor
lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah
ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah
ditetapkan.Adapun Perkembangan Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2009- September 2013 dapat dilihat dilihat digambar dibawah ini.
105
Gambar 4.3 Perkembangan Suku Bunga Bank Di Indonesia