Tabel 4.4 Persentase Pengeluaran Konsumsi Perkapita Sebulan Menurut Kelompok Barang
Kelompok Barang 2005
2006 2007
2008 2009
2010
1 7
8 9
10 11
12
Makanan:
Jumlah Rp. 143.672
155.362 174.028
193.828 217.720
254.520 Persentase
53,86 53,01
49,24 50,17
50,62 51,43
Bukan makanan:
Jumlah Rp. 123.079
137.699 179.393
192.542 212.345
240.325 Persentase
46,14 46,99
50,76 49,83
49,38 48,57
Total Rp.
266.751 293.061
353.421 386.370
430.065 494.845
Persentase 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011.
4.1.4. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional pendekatan pengeluaran diperoleh dari nilai PDB dikurangi transfer pendapatan netto, pajak tak langsung dan penyusutan.
Pendapatan nasional merupakan agregasi dari balas jasa faktor yang diterima seluruh penduduk Indonesia. Pendapatan Nasional pada tahun 2010 sebesar
2.020,9 triliun rupiah, mengalami peningkatan sebesar 754,9 triyun rupiah selama kurun waktu sepuluh tahun. Pertumbuhan pendapatan nasional selama tahun
2000-2010 berfluktuatif dimana pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2008 sebesar 8,71 persen dan terendah pada tahun 2001 sebesar 0,71 persen. Akibat
krisis tahun 2008 pendapatan nasional sempat mengalami penurunan pertumbuhan yang tinggi dari sebelumnya 8,71 persen menjadi hanya sebesar 2,14 persen pada
tahun 2009. Kenaikan pendapatan nasional dari tahun 2000-2010 diikuti pula oleh kenaikan pengeluaran konsumsi. Hal ini menunjukan jika pendapatan disposibel
meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat, hanya saja peningkatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel Mankiw,
2007.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Tahun
Pendapatan Nasional PDB
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011. Gambar 4.3 Pertumbuhan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto
Pendapatan perkapita Indonesia tahun 2010 sebesar 8,503 juta rupiah atas dasar harga 2000. Kesenjangan pendapatan di Indonesia dilihat dari distribusi
pendapatan yang diterima penduduk menurut kategori Bank Dunia, proporsi pendapatan yang diterima 20 persen lapisan atas sebesar 41,24 persen, 40 persen
lapisan sedang sebesar 37,54 persen, dan 40 persen lapisan bawah sebesar 21,22 persen. Sedangkan ketimpangan pendapatan di Indonesia kategori ketimpangan
yang rendah dengan besaran indeks gini pada tahun 2010 sebesar 0,38.
4.1.5. Tabungan dan Investasi
Tabungan yang dalam penelitian ini menggunakan jumlah uang kuasi mempunyai pola yang semakin meningkat dari tahun 2000-2010. Fenomena
selama kurun waktu sepuluh tahun terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah tabungan daripada pertumbuhan jumlah pengeluaran konsumsi. Kondisi ini terjadi
dimana peningkatan pendapatan digunakan oleh masyarakat untuk menambah nilai tabungan. Hal ini menunjukan berlakunya Hukum Engel
Engel’s Law dimana semakin tinggi tingkat pendapatan maka proporsi konsumsi terhadap
pendapatan akan semakin berkurang. Sedangkan pertumbuhan uang kuasi berfluktuasi antara tahun 2000-2010. Penurunan pertumbuhan juga terjadi akibat
adanya guncangan kenaikan BBM dan krisis dimana pertumbuhan uang kuasi turun akibat dari penarikan tabungan yang akan digunakan oleh masyarakat untuk
mempertahankan tingkat konsumsi. Investasi selama tahun 2000-2010 mempunyai pola yang meningkat.
Pertumbuhan investasi sangat dipengaruhi pada situasi perekonomian dimasa depan yang tidak dapat diramalkan, sehingga investasi merupakan komponen
yang paling mudah berubah. Pertumbuhan investasi di Indonesia berfluktuatif mengikuti pertumbuhan jumlah tabungan. Tingkat kepercayaan dalam
pengembalian pinjaman investasi masih dipengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Iklim investasi masih dipengaruhi oleh adanya krisis dan kenaikan
BBM sehingga pelaku investasi masih menunggu wait and see adanya kestabilan perekonomian dalam jangka panjang. Pertumbuhan investasi tertinggi
terjadi tahun 2004 sebesar 14,68 persen dan terendah tahun 2003 sebesar 0,60 persen.
5 10
15 20
25
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Tahun
Tabungan Investasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 dan Bank Indonesia, 2011. Gambar 4.4 Pertumbuhan Investasi dan Tabungan
4.1.6. Inflasi dan Suku Bunga