Pengaruh Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Pengeluaran Konsumsi

konsumsi rumahtangga sebesar 2,8080 triliun, ceteris paribus. Sejalan dengan model yang dikembangkan ekonom Irving Fisher tingkat suku bunga memberikan pengaruh terhadap individu untuk membuat pilihan antar waktu dalam melakukan konsumsi yang dibatasi anggaran atau pendapatan budged constraint. Adanya kenaikan tingkat suku bunga tabungan akan menarik minat masyarakat untuk mengalihkan sebagian pendapatannya yang tidak dikonsumsi untuk ditabung dengan mengharapkan balas jasa dari bunga yang cukup besar dalam jangka panjang. 4.2.3.3. Pengaruh Inflasi Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Inflasi selama tahun 2000-2010 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Konsumsi masyarakat Indonesia relatif tidak terpengaruh dengan adanya perubahan harga karena tingkat ekonomi masyarakat yang rendah. Sebagian besar dari pendapatan masyarakat digunakan untuk konsumsi terutama konsumsi makanan dan kebutuhan pokok. Inflasi yang terjadi antara tahun 2000-2010 lebih didominasi adanya kenaikan harga-harga bahan makanan, makanan jadi dan minuman sehingga berapapun tingkat harga yang ditawarkan tetap akan dibeli oleh masyarakat.

4.2.3.4. Pengaruh

Pertumbuhan Investasi Terhadap Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Pertumbuhan investasi di Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengeluaran konsumsi dengan koefisien sebesar -0,8429. Hal ini menunjukan setiap peningkatan jumlah investasi sebesar 1 persen maka akan terjadi pengurangan pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 0,8429 triliun, ceteris paribus. Konsumsi dalam perekonomian dua sektor dipengaruhi oleh pendapatan dan investasi. Rumah tangga dihadapkan kepada pilihan untuk mengalokasikan pendapatan yang diperoleh untuk kegiatan konsumsi atau untuk tabungan. Oleh lembaga keuangan tabungan yang ada akan disalurkan untuk kegiatan investasi.

4.2.3.5. Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Pengeluaran Konsumsi

Rumahtangga Kenaikan BBM yang terjadi tahun 2001-2008 tidak berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga. Kenaikan harga BBM otomatis akan menyebabkan inflasi dan menurunkan dayabeli masyarakat. Adanya penurunan dayabeli masyarakat akibat kenaikan harga BBM diantisipasi oleh pemerintah dengan mengeluarkan berbagai kebijakan. Pemerintah memberikan keringanan pajak impor bagi bahan kebutuhan pokok serta subsidi bagi komoditas seperti beras, tepung terigu, jagung, dan kedelai serta menaikan pajak ekspor untuk CPO untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan dalam negeri dan menstabilkan harga minyak goreng. Dalam rangka mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah akibat kenaikan harga BBM, pemerintah mengalokasikan dana kompensasi yang disalurkan dalam bentuk Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS BBM. Program ini didistribusikan ke dalam empat bidang yaitu, pendidikan, kesehatan, infrastruktur pedesaan, dan bantuan langsung tunai BLT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk mengkaji pengaruh pendapatan nasional, tingkat suku bunga, inflasi dan pertumbuhan investasi terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2000 – 2010. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, terdapat beberapa kesimpulan: 1. Penduduk, kemiskinan, dan kondisi ketenagakerjaan mempunyai pola yang berhubungan dengan peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga. Pengeluaran konsumsi rumahtangga mempunyai proporsi yang cukup besar dalam pembentukan PDB dengan proporsi 56,55 persen pada tahun 2010. Pengeluaran konsumsi penduduk Indonesia masih didominasi konsumsi untuk makanan daripada untuk konsumsi bukan makanan dengan persentase sebesar 51,43 dan 48,57 persen. Seiring kenaikan pendapatan proporsi pengeluaran konsumsi makanan semakin menurun. 2. Pengaruh variabel ekonomi pendapatan nasional, suku bunga tabungan, inflasi, pertumbuhan investasi, dan kondisi krisis finansial secara bersama- sama mampu memengaruhi pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 97,48 persen selebihnya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.